Tempe merupakan makanan asli Indonesia yang menjadi salah sumber protein nabati. Tempe dibuat dari fermentasi kacang kedelai menggunakan khamir Rhizous sp. Proses fermentasi ini dapat membuat tempe menjadi pangan fungsional karena protein pada kacang kedelai dirubah menjadi protein terlarut yang lebih sederhana dan mudah dicerna. Tempe banyak dikonsumsi msyarakat Indonesia karena harganya yang sangat terjangkau. Sebagai sumber protein dengan harga terjangkau, tempe memiliki kandungan protein lebih rendah dari pada ikan dan daging. Penambahan protein pada tempe sudah banyak diteliti, salah satunya dengan menambahkan tepung ikan pada proses pembuatan tempe. Namun penambahan protein ini dapat menurunkan kualitas tempe. Penurunan kualitas ini disebabkan karena khamir dapat tumbuh dengan sangat cepat sehingga mempercepat tempe menjadi busuk. Pada penelitian ini, tepung agar dari alga merah akan diaplikasikan sebagai pembungkus tepung ikan untuk menambah protein pada tempe. Tepung ikan yang dibungkus dengan tepung agar dalam bentuk boba dapat menjaga proteinnya tidak terdegradasi oleh khamir tempe. Hal ini ditunjukan dari data uji protein antara tempe tanpa boba ikan dan tempe boba ikan. Data uji protein menunjukan tidak adanya peningkatan protein terlalut selama masa fermentasi kedelai antara tempe boba ikan dan kontrol. Di sisi lain, data spectra inframerah dekat menunjukan bahwa penambahan tepung agar sebagai pembungkus tepung ikan tidak merubah karakter kimia pada tepung ikan. Kemampuan tepung agar dalam menjaga protein ikan agar tidak terdegradasi ini disebabkan karena tidak adanya enzime agarose pada tempe.