Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kajian Topografi dan Hidrologi Sempadan Sungai Tukad Oos Kabupaten Bangli-Gianyar Suryanti, Irma; Juliarthana, I Nyoman Harry; Galih, Komang Ayu Sari; Pucangan, I Putu Wahyu Wedanta
REKA RUANG Vol 6 No 1 (2023): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v6i1.3137

Abstract

Survey topografi menjadi tahap awal untuk mengetahui kondisi lahan di sepanjang daerah studi. Metode penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Hasil penelitian adalah kondisi tebing Tukad Oos masih alami dengan lapisan penyusun berupa batuan cadas dengan kemiringan yang cukup curam. Kemiringan tebing Tukad Oos mencapai 16-900 dengan kedalaman berkisar 10-25m, Bentuk aliran sungai Tukad Oos sepanjang wilayah studi terdiri dari bentuk Straight (lurus), Meandering (berbelok), dan Sinous (antara lurus dan belok). Kondisi batas hulu yang digunakan pada pemodelan ini adalah Hulu Tukad Oos dengan hasil analisis hidrologi berupa hidrograf banjir rencana. Sedangkan batas hilir adalah muara sungai Tukad Oos. Pemodelan Kondisi Eksisting Tukad Oos dimaksudkan untuk mengetahui profil hidrolika sungai pada kondisi penampang yang ada. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan debit banjir periode ulang 10, 25, dan 50 tahunan sebagai kondisi batas hulu, dan tinggi muka air. Kemiringan dasar Tukad Oos pada lokasi tinjauan sepanjang 52 km memiliki kemiringan dasar rata-rata di bagian hulu hingga hilir cenderung bervariasi, melihat kondisi elevasi tanggul dan kemiringan dasar Tukad Oos yang bervariatif tersebut, maka perlu dilakukan penanganan/modifikasi penampang sungai dengan beberapa alternatif yang berbeda tergantung kondisi sungainya.
KORELASI BENTUK PERKOTAAN DENGAN MOBILITAS PERKOTAAN PADA KOTA-KOTA DI NEGARA BERKEMBANG: TINJAUAN SISTEMATIK LITERATUR Galih, Komang Ayu Sari; Juliarthana, I Nyoman Harry; Suartika, Gusti Ayu Made; Sueca, Ngakan Putu
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 9 No 3 (2025): Jurnal Arsitektur ARCADE September 2025
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v9i3.4282

Abstract

Abstract: Urban growth in the 21st century is characterized by massive urbanization, creating complex challenges related to urban form and mobility. This study examines the correlation between urban form and urban mobility in developing countries through a systematic literature review using the SALSA method (Search, Appraisal, Synthesis, and Analysis). A total of 20 articles published between 1999 and 2024 were analyzed, focusing on variables such as density, land-use mix, street connectivity, and transit accessibility. The findings indicate that compact, mixed-use, and well-connected urban forms encourage public transport use, walking, and cycling, thereby reducing dependence on private vehicles and lowering emissions. Conversely, urban sprawl exacerbates congestion, pollution, and energy consumption. Developing countries face unique challenges, including socio-economic disparities, dominance of informal transport, and limited data and governance capacity. These findings highlight the importance of integrating spatial planning with sustainable mobility policies. The study concludes that compact and inclusive transit-oriented development, supported by pedestrian- and cyclist-friendly infrastructure and regulation of informal transport, is essential for achieving sustainable and equitable urban mobility. Keyword: Urban Form, Urban Mobility, SALSA. Abstrak Pertumbuhan kota di abad ke-21 ditandai oleh urbanisasi masif yang menghadirkan tantangan kompleks terkait bentuk perkotaan dan mobilitas. Penelitian ini mengkaji korelasi antara bentuk perkotaan dan mobilitas di negara berkembang melalui tinjauan sistematik literatur dengan metode SALSA (Search, Appraisal, Synthesis, and Analysis). Sebanyak 20 artikel terbitan 1999–2024 dianalisis dengan fokus pada variabel – variabel dalam bentuk perkotaan dan mobilitas perkotaan. Hasil menunjukkan bahwa kota yang padat, bercampur fungsi, dan terhubung baik mendorong penggunaan transportasi umum, berjalan kaki, dan bersepeda, sehingga mengurangi ketergantungan kendaraan pribadi dan menekan emisi. Sebaliknya, urban sprawl memperparah kemacetan, polusi, dan konsumsi energi. Negara berkembang menghadapi tantangan khusus, seperti kesenjangan sosial-ekonomi, dominasi transportasi informal, serta keterbatasan data dan tata kelola. Temuan ini menegaskan pentingnya integrasi perencanaan ruang dan kebijakan mobilitas berkelanjutan. Studi ini menyimpulkan bahwa pengembangan kota padat dan inklusif berorientasi transit, didukung infrastruktur ramah pejalan kaki dan pesepeda serta regulasi transportasi informal, merupakan kunci untuk mewujudkan mobilitas perkotaan yang adil dan berkelanjutan. Kata Kunci: Bentuk Perkotaan, Mobilitas Perkotaan, SALSA.