Divisi Millwork merupakan unit manufaktur kayu yang memproduksi produk custom seperti pintu, kusen, lis, dan panel dinding, namun menghadapi tingkat cacat yang cukup tinggi pada kisaran 0,04%–0,45% sehingga menurunkan daya saing perusahaan. Defect terbesar muncul pada proses Gesso, terutama cipping, yang terjadi karena produk belum kering sempurna dan rendahnya kesadaran mutu pekerja. Untuk mengatasi masalah tersebut, penelitian ini menerapkan Gugus Kendali Mutu (GKM) yang dipadukan dengan Quality Filter Mapping (QFM) sebagai pendekatan pengendalian kualitas yang praktis dan efektif. Penelitian berlangsung selama enam minggu pada Shift 1 produksi dengan pengambilan data secara random sampling untuk cacat produk S4S pada lini Gesso, kemudian dianalisis menggunakan delapan langkah GKM dan tujuh quality tools meliputi check sheet, histogram, Pareto, fishbone, control chart, scatter, dan stratifikasi. QFM digunakan untuk memetakan cacat pada setiap tahap proses sehingga sumber masalah dapat diidentifikasi secara akurat, lalu perbaikan dirancang melalui penambahan langkah conditioning setelah proses Gesso serta sosialisasi kualitas kepada seluruh karyawan. Hasil pemetaan menunjukkan bahwa cipping memiliki persentase tertinggi yaitu 0,41%, melebihi batas toleransi, namun setelah implementasi perbaikan berupa langkah conditioning dan peningkatan quality awareness, defect cipping menurun dari 0,45% menjadi 0,17% atau berkurang 0,28%. Uji signifikansi menunjukkan bahwa penurunan proporsi ini bermakna secara statistik, menegaskan bahwa perbaikan berdampak nyata terhadap kualitas produk. Integrasi GKM–QFM terbukti efektif dalam menemukan akar penyebab cacat, merancang solusi yang tepat, memastikan produk kering sempurna sebelum proses berikutnya, meningkatkan kepedulian mutu pekerja, dan menghasilkan perbaikan yang dapat distandarkan untuk keberlanjutan, sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan daya saing industri manufaktur kayu berskala IKM.