Atmakusuma, Tubagus Djumhana
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Five Year Survival of Active Multiple Myeloma Patients Based on Durie-Salmon and International Myeloma Working Group 2003 Diagnostic Criteria Kurniawati, Sri Agustini; Reksodiputro, Ary Harryanto; Atmakusuma, Tubagus Djumhana
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 7, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction. Survival of active multiple myeloma (MM) patients is determined by early diagnosis and various prognostic factors. The development of MM diagnostic criteria from Durie-Salmon (DS) criteria to International Myeloma Working Group (IMWG) 2003 is an attempt to diagnose active MM earlier. However, due to limited resources, these diagnostic criteria cannot be fulfilled consistently in Indonesia. Based on this reason, it is necessary to know the proportion of MM based on DS and IMWG 2003 diagnostic criteria and also their impact on the survival of MM patients in Indonesia. Methods. This was a retrospective cohort study with survival analysis. Subjects were active MM patients in Cipto Mangunkusumo Hospital and Dharmais Cancer Hospital during 2005-2015. Data were presented in Kaplan-Meier survival curve and table with 95% confidence interval (CI). Results. This study involved 102 active MM patients with complete diagnostic data and survival for more than 1 month. As much as 56.9% of patients met DS diagnostic criteria and 72.5% met IMWG 2003 criteria. Median of overall survival (OS) based on DS criteria (77.8 months) was similar with IMWG 2003 criteria. Overall survival in the first, third, and fifth year of MM patients who met DS criteria were 89.9%, 77.5%, and 54.8%, respectively. Meanwhile overall survival in the first, third, and fifth year of MM patients who met IMWG 2003 criteria were 87.5%, 75.6% and 55.9%, respectively. Conclusions. The proportion of active MM patients who met IMWG 2003 diagnostic criteria was higher than those who met DS criteria. Overall survival of active MM patients who meet DS diagnostic criteria is similar with those who met IMWG 2003 criteria.
Pengetahuan Tenaga Kesehatan Mengenai Diagnosis dan Tata Laksana Hemofilia: Studi Analisis Pra-Pasca Sesi Edukasi pada Delapan Provinsi di Indonesia Chozie, Novie Amelia; Primacakti, Fitri; Sarita, Raisa Cecilia; Gatot, Djajadiman; Abigail, Dina Clarisa Rumora; Atmakusuma, Tubagus Djumhana
Sari Pediatri Vol 27, No 3 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp27.3.2025.187-92

Abstract

Latar belakang. Tingkat pengetahuan tenaga kesehatan (nakes) memiliki peranan penting dalam diagnosis dan penanganan hemofilia, terutama dokter umum sebagai tenaga kesehatan lini pertama. Maka dari itu, kami mengadakan sesi edukasi untuk nakes mengenai manajemen dan diagnosis hemofilia. Tujuan. Studi ini bertujuan untuk menganalisis dampak sesi edukasi bagi pengetahuan nakes terhadap diagnosis dan tata laksana hemofilia di delapan provinsi di Indonesia.Metode. Studi ini menggunakan desain potong-lintang, deskriptif, analisis data sekunder dari kuesioner terstruktur, yang diisi secara mandiri sebelum (pra) dan sesudah (pasca) sesi edukasi, berisikan pilihan ganda berjumlah 8 soal berkaitan dengan pengetahuan dasar hemofilia untuk menemukan dampak sesi edukasi. Analisis data menggunakan Tes Wilcoxon.Hasil. Total partisipan sesi edukasi berjumlah 1231 dengan 983 mengisi data diri lengkap dan 565 memenuhi kriteria inklusi. Mayoritas dari partisipan yang memenuhi kriteria adalah dokter umum (46,7%) diikuti dokter anak (9,2%), dan dokter penyakit dalam (3,4%). Hasil tes pra dan pasca sesi edukasi dilakukan analisis. Skor median untuk tes pra-sesi adalah 5 (0-8) dan pasca-sesi adalah 7 (3-8). Hasil dari Tes Wilcoxon didapatkan p<0,0001.Kesimpulan. Perbaikan skor setelah sesi edukasi menunjukkan peningkatan pengetahuan yang signifikan pada nakes mengenai hemofilia, yang dapat berkontribusi pada diagnosis dan tata laksana hemofilia di Indonesia.