Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS PEMASARAN JAGUNG DAN DAYA BELT PETANI DI KABUPATEN TAKALAR SULAWESI SELATAN , Sunanto; , Sahardi
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 11, No 1 (2008): Maret 2008
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Analysis on Maize Marketing and Farmer Purchasing Power in Takalar Regency South Sulawesi. Agricultural development is very important as an activator of the national economy. Domestic resources need to be empowered to improve the welfare of farmer communities. The empowerment offers problems and opportunities. South Sulawesi is one of prominent maize production centers and one region that can become a maize production center is Takalar Regency. This research was conducted from June to October 2006 at Parasangan Beru Village and Bonto Lebang Village, North Galesong Sub-district in Takalar Regency. The research result shows that Takalar Regency area has potency for maize development. This is supported by natural and farmer resources, and the potency of Takalar Regency as a support of a metropolitan city (the marketing potency for agricultural products). The price of maize at the farmer level is feasible, this is reflected by the analysis research on price determination through the determination on the selling price cost. The welfare level of farmers (especially those with corn base) reaches a sufficiently good welfare level as it reaches an average of 2.57. Furthermore, the average net income of a farmer household reaches Rp.10,440,400/year. Key words: Make, purchasing capacity, marketing.   Pembangunan pertanian sangat penting sebagai motor penggerak ekonomi nasional. Sumberdaya domestik perlu diberdayakan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat petani. Pemberdayaan tersebut memberikan dampak masalah dan peluang. Sulawesi Selatan merupakan salah satu sentra produksi jagung yang menonjol, salah satu daerah yang bisa dijadikan sentra produksi jagung adalah wilayah Kabupaten Takalar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Oktober 2006 di Desa Parasangan Beru dan Desa Bonto Lebang Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Wilayah Kabupaten Takalar mempunyai potensi untuk pengembangan jagung. Hal ini didukung sumberdaya alam, sumberdaya petani, dan potensi Kab. Takalar sebagai penyangga kota metropolitan (potensi pangsa pasar produk pertanian). Harga jagung yang berlaku di tingkat petani sudah layak, hal ini tercermin dari hasil analisis penentuan harga melalui penentuan harga pokok penjualan. Tingkat kesejahteraan petani (khususnya berbasis jagung ) mencapai tingkat kesejahteraan yang cukup bail karena mencapai rataan 2,57. selain itu juga rataan tingkat pendapatan bersih rumah tangga petani mencapai Rp.10.440.400/tahun.Kata kunci: Jagung, daya beli, pemasaran
KAJIAN TEKNOLOGI ENZYM REVOLUSI AGRO DAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DI SULAWESI SELATAN , Arafah; , Sahardi
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 10, No 1 (2007): Juni 2007
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Technological study of agro-enzyme revolution and integrated crop management in South Sulawesi was carried out to know the effectiveness and efficiency of Enzyme Revolutionize Agro and PTT as opposed to the increase of paddy products and farmers earnings. This study was executed in Tabaringan Village, Sub District Galesong Utara, and District Takalar from the plantation date 16 May to the harvest date 11 August 2006. This study was done on farmers farms with the following treatment formula: (1) Enzyme, (2) PTT and (3) Non Enzyme. The results of the study indicated that the highest production of rice was obtained at the PTT treatment which was equal to 8.800 kg/ha compared to Enzyme treatment and Non Enzyme treatment which produced only 7.040 kg/ha. The highest production cost obtained at Enzyme treatment that was equal to Rp.8.526.224,- followed by PTT treatment that was equal to Rp.5.850.280,- and the lowest at Non-Enzyme treatment which yielded Rp.5.551.224,-. The efficiency of production cost at PTT treatment was 31.38% higher compared to Enzyme treatment. The highest farmers earnings was obtained at PTT treatment that was equal to Rp.9.989.720,-/ha, while at Enzyme and non Enzyme treatments reached Rp.4.145.776,- and Rp.7.120.776,- /ha respectively. Therefore, the provision of Enzyme it self in form of bio-culture cannot improve the paddy productions and further does not give any benefit for the farmers. Keywords: enzym, 1CM, productivity, farmer income   Kajian teknologi enzym revolusi agro dan pengelolaan tanaman terpadu di Sulawesi Selatan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas dan efisiensi Enzym Revolusi Agro dan PTT terhadap peningkatan produksi padi dan pendapatan petani. Kajian ini dilaksanakan di Kelurahan Tabaringan, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, tanam tanggal 16 Mei dan panen tanggal 11 Agustus 2006. Kajian ini dilaksanakan di lahan petani dengan susunan perlakuan: (1) Enzym, (2) PTT dan (3) Non Enzym. Hasil kajian menunjukkan bahwa hasil gabah tertinggi diperoleh pada perlakuan PTT yaitu sebesar 8.800 kg/ha, sedangkan pada perlakuan Enzym dan Non Enzym hanya 7.040 kg/ha. Biaya produksi yang paling tinggi terdapat pada perlakuan Enzym yaitu sebesar Rp.8.526.224 disusul perlakuan PTT yaitu sebesar Rp.5.850.280 dan yang paling rendah adalah pada perlakuan Non Enzym yaitu Rp.5.551.224. Pendapatan usahatani tertinggi diperoleh pada perlakuan PTT yaitu sebesar Rp.9.989.720/ha, sedangkan pada perlakuan Enzym dan Non Enzym masing-masing hanya Rp.4.145.776 dan Rp.7.120.776/ha. Dengan demikian pemberian enzym biokultur tidak meningkatkan hasil tanam padi. Kata kunci: enzym, PTT, produktivitas dan pendapatan petani
ANALISIS EFISIENSI USAHATANI SAYURAN DAN JARINGAN TATANIAGANYA DI KABUPATEN ENREKANG SULAWESI SELATAN , Sunanto; , Yusmasari; , Sahardi
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 10, No 3 (2007): November 2007
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Analysis on the Efficiency of Vegetable Farm Enterprise and Business Network in Enrekang Regency South Sulawesi. This research aims to: 1) analyze the combination use of optimal resources to provide maximum income taking into account the land, labor, technology, and capital constrains owned by farmers, 2) analyze the optimal plant combination providing maximum income, and 3) analyze vegetable distribution. This research was conducted in Enrekang Regency South Sulawesi Province from January to December 2006. The analysis method used was Linier Programming approach. Enrekang Regency has the potency for vegetable development and goat husbandry. The development system for these two commodities was an integration one. To obtain optimum farming, farmers were suggested to allocate 0.75 ha land, 888 kg of potato seeds, 330 kg of shallot seeds, 4.4 kg carrot seeds, 14.11 packs cabbage seeds, 213.94 kg Urea, 150.25 kg SP36, 48.60 kg KCI, 105.70 kg ZA, 1.49 liters PPC, 1,027.14 kg organic manure, 4.05 liters pesticide, and 75.15 labor working days, and have 3 goats/HH. The resource allocation is capable of providing a net income of Rp.11, 267,910/year with inter cropping potato - shallot — cabbage for 0.60 ha, and inters cropping cabbage — potato — potato for 0.07 ha and inters cropping carrot — cabbage — cabbage for 0.08 ha. Marketing chain from farmers to consumers should not be a long one. This is caused by the vegetable characteristic that is easily damaged, so marketed vegetables must reach the consumers quickly. Key words: Efficiency, vegetable farm, marketing chain   Penelitian ini bertujuan; 1) menganalisis kombinasi penggunaan sumberdaya yang optimal dapat memberikan pendapatan maksimal dengan kendala lahan, tenaga kerja, teknologi, dan modal yang dimiliki petani, 2) menganalisis kombinasi jenis tanaman yang optimal dapat memberikan pendapatan maksimal, dan 3) menganalisis distribusi sayuran. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Enrekang Propinsi Sulawesi Selatan, pada bulan Januari hingga Desember 2006. Metode analisis yang digunakan dengan pendekatan linier programming. Kabupaten Enrekang mempunyai potensi untuk pengembangan sayuran dan ternak kambing. Sistem pengembangan kedua komoditas tersebut dilakukan secara integrasi. Untuk memperoleh usahatani yang optimal, maka petani disarankan mengalokasikan sumberdaya lahan 0,75 ha; 888 kg bibit kentang, 330 kg bibit bawang merah, 4,4 kg benih wortel, 14,11 bungkus benih kubis, 213,94 kg Urea, 150,25 kg SP36, 48,60 kg KCL, 105,70 kg ZA, 1,49 It PPC, 1.027,14 kg pupuk kandang, 4,05 It pestisida, dan penggunaan tenaga kerja sewa 75,15 HOK, serta memelihara ternak kambing 3 ekor/KK. Alokasi sumberdaya tersebut mampu memberikan pendapatan bersih sebesar Rp.11.267.910/tahun dengan pola tanam kentang — bawang merah ­kubis seluas 0,60 ha, dan pola tanam kubis — kentang — kentang seluas 0,07 ha serta pola tanam wortel — kubis ­kubis seluas 0,08 ha. Urutan jaringan tata niaga dart produsen (petani) ke konsumen melewati jaringan yang tidak panjang. Hal ini dikarenakan sifat komoditas sayuran itu sendiri yang mudah rusak, maka sayuran yang dipasarkan harus cepat sampai kepada konsumen. Kata kunci : Efisiensi, usahatani sayuran, lataniaga
PENGARUH FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI LADA DI SULAWESI TENGGARA (Kasus Integrasi Lada - Ternak di Kecamatan Landono, Kabupaten Kendari) Sahara, Dewi; , Yusuf; , Sahardi
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 7, No 2 (2004): Juli 2004
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The assessment was conducted on June – July 2002 in Southeast Sulawesi. Objective of the study was toassess influence of some production factors on pepper yield. Methodology of the study was survey and participatoryappraisal. Structural interviews involved 31 farmers, i.e., 14 farmers implemented integration farming of pepper andgoat, and 17 farmers conducted pepper monoculture farming. Data were analyzed using ordinary least squareregression. Results of the study indicated that pepper yields between integrated farming and monoculture practice forthe first year of production were significantly different. Expanding planted area was the main way of increasing yieldon integrated farming. On the other hand, pepper yield of farmers’ practice could be improved through manureapplication. Labor increase will also expand pepper yield.Key words: production factors, pepper farming system, pepper-livestock integrationPengkajian faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pada usahatani lada di Sulawesi Tenggaradilakukan pada bulan Juni – Juli 2002. Tujuan pengkajian adalah untuk mengetahui pengaruh beberapa faktorproduksi terhadap produksi lada. Pengkajian menggunakan metode survei dengan pendekatan partisipatif. Wawancaradilakukan secara terstruktur terhadap 31 petani responden yang terdiri dari 14 petani yang mengintegrasikan tanamanlada dengan ternak kambing selama satu tahun dalam usahataninya, dan 17 responden lainnya mengusahakan ladasecara monokultur. Data dianalisa menggunakan regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least Square(OLS). Untuk membedakan teknologi produksi digunakan dummy variable pada analisa gabungan teknologi,selanjutnya semua teknologi dianalisa secara terpisah. Hasil analisis regresi fungsi produksi memperlihatkan bahwatidak ada perbedaan yang nyata antara teknologi lada secara monokultur dengan teknologi lada yang diintegrasikandengan ternak kambing pada tahun pertama percobaan. Upaya untuk meningkatkan produksi pada teknologi integrasiadalah dengan memperluas areal pertanaman, sedangkan pada teknologi petani dengan menggunakan atau menambahpupuk kandang. Di samping itu penambahan tenaga kerja masih perlu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas.Kata kunci : faktor produksi, usahatani lada, integrasi lada-ternak
EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI LADA PADA POLA USAHATANI INTEGRASI DAN POLA TRADISIONAL DI SULAWESI TENGGARA Sahara, Dewi; , Sahardi
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 8, No 2 (2005): Juli 2005
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The study conducted on November to December 2003 was aimed at analyzing production factor efficiency ofpepper farmers in Southeast Sulawesi. Survey was carried out to collect data from 14 participating farmers whointegrated goats into pepper farms for three years and 16 traditional pepper farmers. The data were analyzed usingseparate linear regressions for both samples. Land area, nitrogen fertilizer, and organic fertilizer positively affectedpepper production of both groups of farmers. However, fungicide had negative effect on production. SP-36 fertilizeralso had negative effect on production of traditional farmers. Both groups of farmers were not efficient in allocatingproduction factors. Nitrogen fertilizer and fungicide were not efficiently applied by the participating farmers.Nitrogen, SP-36, and organic fertilizers, fungicide, and labor were not efficiently applied by the traditional farmers. Itis necessary to use production factors efficiently to achieve optimal pepper production.Key words: efficiency, production factors, integrated farming system, traditional farming system, pepper.Penelitian efisiensi penggunaan faktor produksi pada pola usahatani lada di Sulawesi Tenggara telahdilakukan pada bulan November hingga Desember 2003. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi perilaku petanidalam menggunakan input produksi sehingga diperoleh gambaran tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi.Penelitian menggunakan metode survai dan pengamatan partisipatif terhadap 14 petani yang telah mengintegrasikanternak kambing ke dalam usahatani lada selama tiga tahun dan 16 petani lada tradisional. Data dianalisismenggunakan regresi linear berganda untuk mengestimasi fungsi produksi. Analisis dilakukan secara terpisah antarapola usahatani integrasi tanaman lada dengan ternak kambing dan pola usahatani secara tradisional. Hasil analisisregresi fungsi produksi pada kedua pola usahatani tersebut menunjukkan bahwa luas lahan, pupuk anorganik N, danpupuk organik berpengaruh positif, sedangkan fungisida berpengaruh negatif terhadap produksi. Selain fungisida,pupuk SP-36 pada pola tradisional juga berpengaruh negatif. Dilihat dari tes efisiensi alokatif maka kedua polausahatani lada belum efisien secara ekonomis. Hal ini ditunjukkan oleh belum efisiennya penggunaan pupukanorganik N, dan berlebihnya fungisida pada pola integrasi, sedangkan pada pola tradisional faktor produksi yangbelum efisien adalah pupuk urea dan pupuk kandang, sedangkan pupuk SP-36, fungisida dan tenaga kerja sudah tidakefisien lagi penggunaannya. Oleh karena itu untuk mencapai produksi optimal dan keuntungan maksimal maka perludilakukan penambahan input produksi yang belum efisien dan menguranginya apabila sudah berlebih.Kata kunci : efisiensi, faktor produksi, pola integrasi, pola tradisional, lada