Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

HIBRIDITAS MUSIKAL: STRATEGI BUDAYA? Oktadus, Henry Yuda
Jurnal Warna Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : IAIIG Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.719 KB)

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk memahami bagaimana musik tradisi ditempatkan dalam praktik hibrid musikal dalam konteks arus global saat ini, melalui studi kasus hibrid musikal oleh komponis muda di Yogyakarta. Analisis dilakukan berdasarkan pada data yang diperoleh dari pemahaman subjektif partisipan. Transkrip wawancara dan catatan lapangan kemudian diidentifikasi ke dalam unit-unit makna. Unit-unit makna dilabeli dan dikelompokan ke dalam kategori dan tema yang lebih besar untuk dilihat hubungan sebab akibat dan interelasinya. Hibrid musikal terjadi sebagai akibat dari lingkungan yang menyediakan referensi jenis tradisi musik yang variatif. Kondisi semacam inilah yang mendukung para partisipan-komponis untuk tidak puas hanya pada satu jenis musik saja. Dalam studi ini ditemui bahwa hibrid sebagai strategi budaya untuk bersaing dengan pihak yang dominan justru malah lebih mencerminkan hubungan yang tidak seimbang antara musik tradisi lokal dengan musik Pop dan musik tradisi Barat. Karena dari hibrid yang dilakukan partisipan, budaya lokal hanya berfungsi sebagai medium atau material artistik semata sedangkan musik Pop atau musik tradisi Barat berstatus lebih dari sekedar material, namun juga sebagai kerangka atau jalan yang mendikte realisasi musikal mereka. Dengan kata lain, hibrid budaya justru semakin menegaskan kekuatan pihak dominan. Dari studi ini dapat kita lihat bahwa hibrid musik tidak dilakukan dengan maksud pelestarian, namun sebagai cara untuk keluar dari bentuk yang d. Sehingga keliru jika kita melihat bahwa dengan praktik hibrid, pelsetarian budaya dapat berjalan.
Antara Kreativitas dan Konvensi: Pertunjukan Musik Sebagai Kreasi Artistik yang Terbatas Henry Yuda Oktadus
Psalmoz : A Journal of Creative and Study of Church Music Vol. 2 No. 1 (2021): Psalmoz : Januari 2021
Publisher : Program Studi Musik Gereja, Fakultas Seni dan Ilmu Sosial Keagamaan, IAKN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.417 KB) | DOI: 10.51667/jpsalmoz.v2i1.422

Abstract

Banyak orang beranggapan bahwa semua seni adalah praktik kreatif. Kreatif sendiri adalah konsep yang pengertiannya banyak dikaitkan dengan kebaruan atau inovasi. Namun, status praktik memainkan musik sebagai domain kreatif (seni) bisa menjadi kontradiktif, mengingat dalam konteks musik seni tradisi Barat, pertunjukan musik selalu bertolak dari musik yang sudah dibuat oleh komponis. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengelaborasi pertanyaan sejauh apa pertunjukan musik bisa dikatakan kreatif? Karena itu teori yang digunakan dalam tulisan ini yaitu kreativitas (Sternberg & Lubart, Boden, Clark, WIlliamon, Chaffin) yang dielaborasikan dengan konteks historis dari pentas musik. Adapun metode yang digunakan adalah meta analisis interpretatif. Dari analisis yang dilakukan bisa dikatakan bahwa, pertunjukan musik masih bisa dilihat sebagai praktik kreatif sejauh kreativitas (sebagai tolak ukur penilaian) dikonseptualisasi ulang dengan mempertimbangkan relevansinya dengan masyarakat dan tradisi yang melingkupi praktik kreatif tersebut.
Implikasi Pelatihan Musik Bagi Tujuan Pendidikan Henry Yuda Oktadus
EKSPRESI: Indonesian Art Journal Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ekp.v11i2.9177

Abstract

AbstrakKlaim kontroversial ‘Efek Mozart’ (EM) yaitu bahwa musik Mozart mencerdaskan telah terbukti tidak valid. Namun dunia pengetahuan sendiri sesungguhnya tidak pernah menutup kemungkinan dari apa yang hendak digali dari penelitian EM. Bahwa musik memiliki potensi yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya melalui jalur pelatihan musik. Hal itu bersinggungan dengan masih diberlakukannya kurikulum musik dan seni secara umum di sekolah-sekolah formal. Adanya kurikulum musik sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah harus bertolak dari pengandaian bahwa musik mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia secara umum. Setidaknya yang sejalan dengan tujuan diadakannya pendidikan pada umumnya. Jika musik tidak didefinisikan dengan jelas peran dan tempatnya dalam pendidikan, maka arti pentingnya menjadi problematis begitu juga dengan kurikulum dan konten pengajaran. Untuk itu tulisan ini bertujuan mendiskusikan potensi apa yang dimiliki musik dan dalam arti apa hal itu berperan dalam pendidikan. Tulisan ini merupakan penelitian pendahuluan untuk meninjau dalam pengertian seperti apa musik dapat berperan bagi pendidikan. Penelitian ini mencakup pengumpulan, pemetaan, dan diskusi riset-riset terdahulu seputar arti penting musik dalam pendidikan. Beberapa literatur yang menguraikan secara umum perihal pendidikan serta dampak-dampak pelatihan musik dalam konteks pendidikan diulas secara singkat sebagai titik tolak untuk membahas kemungkinan bagaimana musik bisa mengisi peran bagi tujuan pendidikan.Kata kunci: Pendidikan, pengalaman musikal, implikasi pendidikan AbstractThe controversial claim of Mozart Effect (ME) has been proven invalid. However, the academic world never closes the possibility of exploring further from ME research. Music has the potential to benefit human life, particularly through musical training, and this intersects with the implementation of the music and arts curriculum in formal schools. The insertion of music as a subject in public schools must be followed by the search of its importance in accordance with the purpose of education in general. If the role and significance of music in education are not clearly defined, it becomes problematic for both the curriculum and teaching content. This paper aims to expose the potential of music and its role in education by reviewing previous research on the importance of music in education. This preliminary examination of the potential role of music in education involves collecting, mapping, and discussing prior research on the significance of music in education. A brief review of literature on general education and the effects of musical training in an educational setting is conducted as a starting point for exploring how music can fulfil a role in education. Keywords: Education, musical experience, educational implications
GERAK SINKRON: PERAN GERAK DAN MUSIK BAGI HUBUNGAN INTERPERSONAL ANAK USIA DINI Yuda Oktadus, Henry; F.A. Yaqin, Ahmad
Sorai: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik Vol. 17 No. 2 (2024): December
Publisher : Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Musical activities are often said to promote positive social experiences; however, certain conditions can hinder the success of children's social interactions during these activities. For instance, overly challenging musical tasks, unresolved interpersonal conflicts, and high levels of competition in group music settings may introduce pressures that inhibit collaboration and social engagement. Therefore, it is essential to investigate the factors that are crucial for fostering successful social dynamics in children's group musical activities. This article aims to explore how movement elements can influence the social interactions within these group settings. Hove and Risen's (2009) concept of interpersonal synchronization is employed to explain how feelings of safety and enjoyment emerge during movement-based music activities. This framework aligns with Hirschi's (1969) model, which outlines the prerequisites for forming social bonds in collective activities. Qualitative data were collected at Hanacaraka Edukids Montessori School Kindergarten in Yogyakarta through semi-structured interviews with three teachers and sixteen of the thirty-two participating children. The data were then analyzed using Schreier's (2014) content analysis procedures. The findings suggest that incorporating movement into group music activities can enhance children's positive mood, which, in turn, fosters positive interactions and strengthens friendships within the group. Keywords: music and movement, early childhood, interpersonal relationship
Persepsi Multisensori dalam Proses Pembentukan Ekspresi Musikal Musisi Oktadus, Henry Yuda
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol. 13 No. 1 (2024): Grenek: Jurnal Seni Musik
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v13i1.56620

Abstract

Keputusan ekspresi musisi merupakan aspek vital yang menentukan keberhasilan musisi dalam komunikasi musikal antara komponis, pemain, dan pendengar. Dengan demikian selain keterampilan teknis untuk mengeksekusi notasi, musisi juga memerlukan wawasan mengenai aspek-aspek apa saja yang terlibat dalam membuat keputusan ekspresi yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengelaborasi peran perspsi silang modal dalam proses pembentukan ekspresi musikal musisi. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara semi tersetruktur terhadap 5 orang musisi berpengalaman meliputi 3 orang gitaris dan 2 orang cellist untuk mengungkap berbagai aspek selama proses pembentukan ekspresi musikal. Pengkodean deduktif dilakukan pada data transkrip, selanjutnya dihimpun ke dalam gugus-gugus tema yang diturunkan dari kerangka konseptual. Ditemukan tiga urutan proses yang terjadi selama pembentukan ekspresi pemain: pertama keputusan ekspresif musisi hampir selalu didorong oleh rekognisi emosi mereka terhadap struktur musik, di mana tensi emosi yang dirasakan akan secara dinamis berubah mengikuti kemiripan ikonikal struktur musik. Kedua, dimensi temporal yang melekat pada musik menyebabkan kategori emosi dasar seperti sedih, gembira, marah, takut, tidak memadai dalam mengakomodasi rekgonisi emosi yang ditangkap musisi dari notasi dan struktur musik. Ketiga, persepsi silang modal berperan sebagai cara menangkap keutuhan muatan emosi yang direkognisi musisi pada struktur musik. Berdasarkan hal itu keputusan ekspresi musikal (pengaturan parameter akustik) dibentuk berdasarkan kemiripan tensi emosi antara persepsi auditori dengan modalitas lainnya: dalam studi ini gerak benda (kinsetetik) dan pencahayaan (visual) menjadi referensi perseptual yang paling sering diacu narasumber.
Persepsi Multisensori dalam Proses Pembentukan Ekspresi Musikal Musisi Oktadus, Henry Yuda
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol. 13 No. 1 (2024): Grenek: Jurnal Seni Musik (June)
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v13i1.56620

Abstract

Keputusan ekspresi musisi merupakan aspek vital yang menentukan keberhasilan musisi dalam komunikasi musikal antara komponis, pemain, dan pendengar. Dengan demikian selain keterampilan teknis untuk mengeksekusi notasi, musisi juga memerlukan wawasan mengenai aspek-aspek apa saja yang terlibat dalam membuat keputusan ekspresi yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengelaborasi peran perspsi silang modal dalam proses pembentukan ekspresi musikal musisi. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara semi tersetruktur terhadap 5 orang musisi berpengalaman meliputi 3 orang gitaris dan 2 orang cellist untuk mengungkap berbagai aspek selama proses pembentukan ekspresi musikal. Pengkodean deduktif dilakukan pada data transkrip, selanjutnya dihimpun ke dalam gugus-gugus tema yang diturunkan dari kerangka konseptual. Ditemukan tiga urutan proses yang terjadi selama pembentukan ekspresi pemain: pertama keputusan ekspresif musisi hampir selalu didorong oleh rekognisi emosi mereka terhadap struktur musik, di mana tensi emosi yang dirasakan akan secara dinamis berubah mengikuti kemiripan ikonikal struktur musik. Kedua, dimensi temporal yang melekat pada musik menyebabkan kategori emosi dasar seperti sedih, gembira, marah, takut, tidak memadai dalam mengakomodasi rekgonisi emosi yang ditangkap musisi dari notasi dan struktur musik. Ketiga, persepsi silang modal berperan sebagai cara menangkap keutuhan muatan emosi yang direkognisi musisi pada struktur musik. Berdasarkan hal itu keputusan ekspresi musikal (pengaturan parameter akustik) dibentuk berdasarkan kemiripan tensi emosi antara persepsi auditori dengan modalitas lainnya: dalam studi ini gerak benda (kinsetetik) dan pencahayaan (visual) menjadi referensi perseptual yang paling sering diacu narasumber.
GERAK SINKRON: PERAN GERAK DAN MUSIK BAGI HUBUNGAN INTERPERSONAL ANAK USIA DINI Yuda Oktadus, Henry; F.A. Yaqin, Ahmad
Sorai: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik Vol. 17 No. 2 (2024): December
Publisher : Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/sorai.v17i2.6600

Abstract

Musical activities are often said to promote positive social experiences; however, certain conditions can hinder the success of children's social interactions during these activities. For instance, overly challenging musical tasks, unresolved interpersonal conflicts, and high levels of competition in group music settings may introduce pressures that inhibit collaboration and social engagement. Therefore, it is essential to investigate the factors that are crucial for fostering successful social dynamics in children's group musical activities. This article aims to explore how movement elements can influence the social interactions within these group settings. Hove and Risen's (2009) concept of interpersonal synchronization is employed to explain how feelings of safety and enjoyment emerge during movement-based music activities. This framework aligns with Hirschi's (1969) model, which outlines the prerequisites for forming social bonds in collective activities. Qualitative data were collected at Hanacaraka Edukids Montessori School Kindergarten in Yogyakarta through semi-structured interviews with three teachers and sixteen of the thirty-two participating children. The data were then analyzed using Schreier's (2014) content analysis procedures. The findings suggest that incorporating movement into group music activities can enhance children's positive mood, which, in turn, fosters positive interactions and strengthens friendships within the group. Keywords: music and movement, early childhood, interpersonal relationship