Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO

Allah di Dunia Digital: Dampak Perubahan Pola Komunikasi terhadap Perspektif orang Kristen tentang Allah Chandra, Robby Igusti; Dwiraharjo, Susanto
JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO Vol 4, No 2: Januari 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46929/graciadeo.v4i2.117

Abstract

Past studies especially done by Walter Ong have shown that the changes in technology and culture could trigger the emergence of new patterns of communication and relationship that influence human self-understanding, the meaning of life, and the image of God that they believe. This article explores whether the rapid development of digital technology and culture in Indonesia can change the modern Christians’ image of God. By using literature research, it is found that the Indonesian Christians who are already immersed in the digital culture that emphasizes experiential reality, non-stop flexible relationships, and subjective nonphysical presence might prefer the Holy Spirit as God-image in their mind. They even wish for an experiential relationship with the Holy Spirit who relates to human beings in a nonphysical and flexible manner. This study gives hints for Indonesian churches to recognize some challenges in the theological and practical spheres that they have to face.  AbstrakStudi masa lalu misalnya dari Walter Ong telah menunjukkan bahwa, perubahan teknologi dan budaya memicu hadirnya pola komunikasi dan relasi yang berbeda sehingga mengubah pemahaman manusia mengenai dirinya, makna hidup, bahkan gambaran mereka mengenai Allah yang dipercayanya. Artikel ini meneliti apakah perubahan yang disebabkan oleh hadirnya teknologi dan budaya digital yang sangat cepat di Indonesia akan mengubah pandangan orang Kristen mengenai Allah. Dengan metode penelitian kepustakaan didapatkan temuan bahwa, orang-orang Kristen yang sudah terbiasa hidup dalam budaya digital yang menekankan realitas subjektif yang eksperinsial, relasi terus menerus, kehadiran non ragawi akan lebih mudah menghayati hubungan dengan Roh Kudus yang berelasi dengan manusia secara cair. Studi ini memberikan isyarat bagi gereja di Indonesia tenta tantangan-tantang yang perlu di jawab baik di ranah teologis maupun praktis. 
Peran Roh Kudus yang Kurang Dikenali: Studi Kasus Dua Narasi dalam Kisah Para Rasul 8 Robby Igusti Chandra
JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO Vol 4, No 1: Juli 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46929/graciadeo.v4i1.103

Abstract

 Many studies on the Book of Acts chapter 8 focus on two kinds of baptism, or the Samaritans as the receivers of the Gospel. Further, some works even point out that the text is a part of oral tradition concerning the role of the Apostle Philips. This study explores the message of Acts 8 mainly through the relation between the two narratives in it, and with the whole message of the Book of Acts mainly chapter 1, 2, and 10.  By using narrative analysis, the result shows that Act 8 actually teaches that, the role of the Holy Spirit is to reconcile and unite the believers who have different identities although they have been mentally separated for centuries.  The fact that, 300 years later, the residue of the conflict have resurrected and many Samaritans have killed shows that there is an unfinished task in Christianity, that is to be more sensitive to the Holy Spirit’s role and intention to make them experience conflict resolution and new social relation. Abstrak Berbagai penafsir umumnya meneliti Kisah Rasul 8 dengan menyoroti adanya dua jenis baptisan, atau kekhasan orang Samaria sebagai penerima Injil dan orang yang dibaptis, bahkan, ada yang menunjukkan teks ini sebagai bagian tradisi lisan mengenai peran Filipus. Tulisan ini menelusuri pesan Kisah Rasul 8 dengan mengkaji hubungan antara dua narasi di dalamnya, juga hubungannya dengan bagian lain dari Kisah Rasul khususnya, pasal 1, 2, dan 10. Hasilnya menunjukkan bahwa, bila dilihat dari kaitan dengan keseluruhan pesan Kisah Rasul, maka inti Kisah Rasul 8 sebenarnya mengajarkan peran Roh Kudus untuk menolong orang-orang percaya yang berbeda identitas dalam menjalani penyatuan dan rekonsiliasi walau secara mental mereka sudah terpisah selama beberapa generasi. Bahwa, 300 tahun kemudian residu konflik tersebut muncul kembali dalam kekristenan sehingga antara lain membuat orang Samaria ditumpas menunjukkan adanya pekerjaan rumah yang belum selesai di dalam hidup Kekristenan yaitu, perlunya peningkatan pemahaman dan kepekaan akan peran  Roh Kudus sebagai pendamai dan pembentuk relasi sosial yang baru dalam situasi pemisahan dan konflik antar orang-orang percaya.