Latar Belakang: Kualitas pelayanan pengasuhan di Indonesia masih dinilai kurang memuaskan. Dalam menilai efisiensi manajemen layanan rumah sakit, salah satu parameter yang digunakan adalah tingkat Bed Occupancy Rate (BOR), yang mencerminkan persentase penggunaan tempat tidur dalam suatu unit rawat inap dalam periode waktu tertentu. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai Bed Occupancy Rate (BOR) adalah dengan meningkatkan mutu layanan keperawatan, mengingat bahwa layanan keperawatan merupakan layanan utama yang diberikan oleh rumah sakit kepada pasien. Oleh karena itu, manajemen rumah sakit perlu memberikan perhatian khusus terhadap mutu layanan keperawatan sebagai bagian integral dari upaya meningkatkan efisiensi penggunaan tempat tidur di unit rawat inap.Tujuan: Untuk mengetahui apakah mutu pelayanan keperawatan berhubungan dengan Bed Occupancy Rate (BOR) di Rumah Sakit Islam Banjarnegara.Metode: Penelitian ini merupakan studi kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel terdiri dari 62 responden yang dipilih menggunakan teknik accidental sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner.Hasil: Jumlah responden terbanyak dalam penelitian ini adalah laki-laki, mencapai 33 responden (53,2%), dengan mayoritas berusia lansia awal (46-55 tahun) sebanyak 19 responden (30,6%). Sebanyak 35 responden (56,5%) memberikan penilaian mutu pelayanan dalam kategori sedang. Sementara itu, sebanyak 42 responden (67,7%) memberikan penilaian BOR dalam kategori ideal. Hasil uji Spearman antara mutu pelayanan keperawatan dan Bed Occupancy Rate (BOR) menunjukkan p value sebesar 0,005.Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara mutu pelayanan keperawatan dengan Bed Occupancy Rate (BOR).Saran: Hasil pelnellitian untuk dapat menjadi relfelrelnsi bagi pelnellitian sellanjutnya telrkait mutu pelayanan keperawatan dan Bed Occupancy Rate (BOR).Kata Kunci: Mutu Pelayanan Keperawatan, Bed Occupancy Rate.