Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

RESEPSI PEMBACA PERANAKAN TIONGHOA PADA CERPEN “CLARA ATAWA WANITA YANG DIPERKOSA” KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA Alayya, Syamila Isyqi; Muthmainnah, Atikah; Susanto, Dwi
Widyaparwa Vol 52, No 1 (2024)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/wdprw.v52i1.1491

Abstract

The May 1998 incident has become a historic event for the Indonesian nation, especially the Chinese race, who at that time were victims of the atrocities of the rioting of the indigenous masses. The pain of being a victim then became a collective memory for the Chinese ethnic group which continues to live on to this day. “Clara atawa Wanita yang Diperkosa” by Seno Gumira Ajidarma is a short story that contains this collective memory. Thus, this study tries to examine the psychology of a Chinese descent reader when they read the short story of “Clara atawa Wanita yang Diperkosa”. There is one reader respondent, who is a Chinese descent female student. In this study, the method used is descriptive qualitative method with data sources derived from readers and literature related to Norman Holland's Reader Response Criticism and the history of the events of May 1998. The method of collecting data is through interviews and interview transcripts. The results obtained are in the form of reception by the Chinese descent reader which is based on collective memories of events happened in May 1998. Apart from reader's past experiences which shape the responds psychologically, reader reception is in the form of rejection of the injustice received by Chinese people which is represented in the short story "Clara atawa Wanita yang Diperkosa”. Peristiwa Mei 1998 telah menjadi peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia, terutama ras Tionghoa yang pada saat itu menjadi korban kekejaman amuk massa pribumi. Rasa sakit hati menjadi korban pada saat itu lalu menjadi memori kolektif bagi etnis Tionghoa yang terus hidup hingga saat ini. “Clara atawa Wanita yang Diperkosa” karya Seno Gumira Ajidarma merupakan cerpen yang memuat memori kolektif tersebut. Maka, kajian ini mencoba menelisik kejiwaan pembaca peranakan Tionghoa ketika membaca cerpen “Clara atawa Wanita yang Diperkosa”. Responden pembaca berjumlah dua orang, yaitu mahasiswi peranakan Tionghoa. Dalam kajian ini, metode yang dipakai adalah metode deskriptif kualitatif dengan sumber data berasal dari pembaca dan literatur terkait resepsi sastra Norman Holland serta sejarah peristiwa Mei 1998. Metode pengumpulan data melalui wawancara dan transkrip wawancara tersebut. Hasil yang didapat berupa penerimaan pembaca Tionghoa yang didasari pada memori kolektif peristiwa kerusuhan Mei 1998. Selain pengalaman-pengalaman pembaca di masa lalu yang membentuk penerimaannya secara psikologis, resepsi pembaca berupa penolakan terhadap ketidakadilan yang diterima orang Tionghoa yang direpresentasikan dalam cerpen “Clara atawa Wanita yang Diperkosa”.
RESEPSI FILM MIRACLE IN CELL NO. 7 VERSI KOREA DALAM ADAPTASI INDONESIA: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA Alayya, Syamila Isyqi; Muthmainnah, Atikah; Susanto, Dwi
ATAVISME Vol 26, No 1 (2023): ATAVISME
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24257/atavisme.v26i1.877.1--13

Abstract

Film Miracle in Cell No. 7 versi Indonesia merupakan adaptasi yang dibuat karena kepopuleran versi aslinya, yakni versi Korea. Adaptasi tersebut dibuat berdasarkan resepsi yang diterima oleh sutradara Hanung Bramantyo yang dipengaruhi sosial budaya dalam masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengkaji perubahan aspek sosiologi dalam adaptasi Miracle in Cell No. 7 versi Indonesia dan penyebab dari berbagai perubahan tersebut. Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitian antara lain adegan pada kedua versi film yang mengandung aspek sosiologis dan teks-teks sosial historis yang berkaitan dengan latar belakang film Miracle in Cell No. 7 versi Korea dan versi Indonesia.  Untuk menelaah data-data tersebut, penelitian ini menggunakan teori sosiologi sastra yang berfokus pada konsep sosiologi karya sastra. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diketahui bahwa perubahan pada adaptasi film Miracle in Cell No. 7 Indonesia didasari oleh perbedaan latar belakang dan tujuan pembentukan film. Selain itu, perubahan juga disebabkan oleh adanya perbedaan sosial dan budaya masyarakat pada negara Indonesia dan Korea.
Tindak Tutur Ekspresif Mendoakan Pada Kolom Komentar Akun Instagram @Kevin_Sanjaya Shalihah, Sarah Arifatus; Alayya, Syamila Isyqi; Muthmainnah, Atikah; Saefullah, Muhammad Iqbal; Pratama, Difa Wahyu; Fanani, Muhammad Faraz Yoga; Panggalih, Rito
Jurnal Iswara : Jurnal Kajian Bahasa, Budaya, dan Sastra Indonesia Vol 3 No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.iswara.2023.3.1.6262

Abstract

Tindak tutur terjadi antara penutur dan mitra tutur. Penelitian ini membahas tentang tindak tutur ilokusi ekspresif berdoa pada kolom komentar akun Instagram @kevin_sanjaya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan konsep tindak tutur ekspresif berdoa pada kolom komentar di Instagram @kevin_sanjaya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan data berupa tuturan. Data diambil dari kolom komentar akun Instagram @kevin_sanjaya. Data yang ada dianalisis secara kontekstual, yaitu mengaitkan data dengan konteks yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tindak tutur ilokusi ekspresif jenis berdoa pada kolom komentar akun Instagram @kevin_sanjaya. Kesimpulannya, adanya tindak tutur dipengaruhi oleh konteks atau maksud yang ingin disampaikan oleh penutur kepada mitra tutur. Kata kunci: tindak tutur, ilokusi, ekspresif, berdoa, instagram