Kelompok Wanita Tani (KWT) di Padukuhan Bulu, Candirejo, Semanu, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta paska covid 19 melaksanakan budidaya tanaman sayuran secara berkelompok, memanfaatkan lahan kas desa seluas 2 hektar, walaupun ketersediaan air terbatas. Sampai akhir tahun 2023 produktivitas sayuran mulai berkembang, bahkan mulai menjual hasil sayurnya keluar desa. Karena keterbatasan air, untuk peningkatkan produktivitas sayuran maka KWT memanfaatkan air sisa kolam lele yang ada di sekitar lokasi sayuran dengan sistem irigasi tetes. Sistem ini mengalirkan air dari limbah kolam lele, dengan memompa air ke bak air yang tingginya mencapai 3 (tiga) meter dan mengalirkan pada setiap batang tanaman secara gravitasi lewat selang plastik. Pendampingan kegiatan pengabdian ini dilakukan oleh tim dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa yang bekerjasama dengan Universitas Kristen Duta Wacana selama 3 bulan. Kegiatan pendampingan  merancang, melaksanakan sistem pengairan ini untuk tanaman sayuran. Pendampingan dimulai dengan perencanaan program secara partisipatif, penggalangan dana, pelatihan dan pemasangan pralon dan selang plastik untuk mengairi tanaman. Hasil program ditunjukkan dengan adanya persepsi sebagian besar anggota KWT menyetujui bahwa terdapat kebaruan teknologi baru (90,90%), teknologi mudah dipahami (63,64%), memudahkan bertani (90,90%), menghemat air (100%), tenaga kerja (95,45%), efisiensi biaya (81,82%). Program ini berpotensi untuk peningkatan produktivitas budidaya sayuran, dan berpotensi untuk dikembangkan secara berkelanjutan.