Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Variasi Olahan Gummy Herbal Kombinasi Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) dan Kunyit (Curcuma Domestica) Kusumawardani, Arum Margi; Yulaikah, Lily; Iskandar, Rahayu
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 3, No 4 (2024): Juli
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.13120925

Abstract

Temulawak merupakan komponen  penyusun hampir setiap jenis obat tradisional  yang ada di Indonesia, sehingga dapat dikatakan temulawak merupakan primadona tumbuhan obat Indonesia1. Temulawak sudah dikenal secara luas dapat meningkatkan nafsu makan. Minyak atsiri dalam temulawak diduga memiliki efek untuk meningkatkan nafsu makan. Penelitian membuktikan bahwa minyak atsiri temulawak dapat meningkatkan nafsu makan tikus. Senyawa aktif kurkuminoid dari temulawak juga dianggap sebagai senyawa yang bertanggung jawab sebagai penambah nafsu makan, yaitu dengan memperbaiki kelainan pada kantung empedu dengan memperlancar pengeluaran cairan empedu dan pankreas, sehingga terjadi peningkatan aktivitas pencernaan2. Kunyit (Curcuma longa): komponen utama biologis aktif kunyit adalah kurkumin. Penelitian telah menunjukkan bahwa kurkumin memiliki antioksidan kuat, penyembuhan luka, dan sifat anti-inflamasi, yang terbukti menjadi terapi terhadap jerawat. Rempah yang berasal dari rimpang kunyit (Curcuma longa Linn) mengandung didalamnya antioksidan yaitu kurkuminoid dan gabungan senyawa lainnya (asam sinamat, eugenol, limonene, zingiberene, ?-turmerone, ?-turmerone, vanillic acid, minyak atsiri) yang terbukti dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh (imunomodulator) dari ancaman bakteri dan virus berbahaya dan telah teruji secara uji praklinis maupun uji klinis. Manfaat yang diperoleh dari kunyit ini tentunya perlu dimanfaatkan dengan membuatnya menjadi produk nutrasetikal yang berfungsi sebagai peningkat daya tahan tubuh3. Tujuan pengembangan produk untuk menghasilkan beberapa jenis sediaan jamu sehingga pangsa pasar menjadi lebih luas dan pendapatan meningkat. Olahan yang dihasilkan dalam bentuk gummy, selain dapat memberikan segudang manfaat juga meningkatkan keanekaragaman pangan, sekaligus memperpanjang masa simpan karena temulawak dan kunyit cepat dan mudah rusak. Hasil olahan gummy herbal dengan bahan dasar temulawak dan kunyit, dapat menjadi salah satu alternatif konsumsi herbal yang mudah dengan pangsa pasar kalangan muda hingga dewasa5.  Hasil pengabdian menunjukkan rata-rata skor uji penerimaan rasa 3,5, rata-rata bobot sampel 7,99 gram, standar deviasi 0,296, dan koefisien variasi 3,7%. Kesimpulan kegiatan pengabdian didapatkan produk gummy herbal dengan ketepatan/ reproducibility yang baik dengan gambaran rasa yang dapat diterima.
PENGARUH OLAH NAFAS BELLY BREATHING UNTUK MENGURANGI NYERI PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI KLINIK DHIAULHAQ MAGELANG ., Eniyati; Ayuningtyas, Ika Fitria; Yulaikah, Lily
Jurnal Kebidanan VOLUME 13. NO.02, DESEMBER 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v13i02.476

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Banyak ibu sangat takut mengalami rasa sakit saat persalinan melalui vagina sehingga lebih memilih persalinan Caesar. Rasa takut akan semakin mencekam ketika tanggal persalinan semakin dekat. Penelitian menunjukkan, faktor mengurangi rasa takut adalah mendapat dukungan positif dari keluarga dan memilih beberapa metode penghilang rasa sakit (Danuatmadja, 2008). Untuk mengurangi efek stres fisiologis maupun psikologis akibat nyeri persalinan dapat dilakukan melalui penanganan non farmakologi.Salah satu terapi tersebut adalah olah nafas. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Olah Nafas Belly Breathing Terhadap Nyeri Persalinan Kala 1 Fase Aktif Di Klinik Dhiaulhaq Magelang Jawa Tengah. Metode: Desain penelitian ini adalah Quasy Eksperimental dengan pendekatan one group Pre-Post test Design. Populasi penelitian adalah ibu bersalin di klinik Dhiaulhaq Magelang Jawa Tengah dengan jumlah sampel 38 dan menggunakan teknik accidental sampling. Analisis menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Terdapat perbedaan antara nyeri sebelum diberikan terapi olah nafas dengan nyeri pasca pemberian olah nafas pada kala 1 fase aktif dengan nilai P= 0,000 < 0,05. Terdapat perbedaan rasa nyeri yang bermakan antara sebelum diterapkan dan sesudah diterapkan. Kesimpulan: Terdapat 29 responden (76,32%)  setelah diterapkan olah nafas belly breathing, nyeri berkurang, 1 responden (2,63%) nyeri bertambah, dan terdapat 8 responden (21,1 %) dengan nyeri tetap. Kata Kunci : Belly Breating, Nyeri PersalinanTHE EFFECT OF BELLY BREATHING TO REDUCE LABOR PAIN DURING 1 ACTIVE PHASE AT DHIAULHAQ MAGELANG CLINICABSTRACTBackground: Many women are frightened of the pain during vaginal delivery so they prefer a caesarian delivery. The fear will be more gripping as the due date draws near. Research shows the factors that reduce fear are getting positive support from family and choosing several methods of pain relief (Danuatmadja, 2008). To reduce the effects of physiological and psychological stress due to labor pain can be done through non-pharmacological treatmen. One the therapies is breathing exercise. Objective: This study is aimed to determine the Influence of Belly Breathing to Pain of Labor Kala 1 Phase Active In Dhiaulhaq Clinic Magelang, Central Java. Methods: The design of this research is Quasy Experimental with a one group Pre- Posttest Design approach. The population of the study was maternal birth in Dhiaulhaq Clinic Magelang, Central Java with 38 samples and using accidental sampling technique. The analysis was using Wilcoxon test. Results: There is a difference between pain before brathing therapy and after having breathing therapy in kala I active phase p=0.000<0.05. There is significant difference of pain level between before and after the tharapy was applied. Conclusion: After applying the Belly Breathing exercise there were 29 respondents (76.32 %) experienced reducing pain, one respondent (2.63 %) experienced increasing pain, and 8 respondents (21.1%) increasing pain constantly.Keyword: Belly Breathing, Labor Pain
Variasi Olahan Gummy Herbal Kombinasi Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) dan Kunyit (Curcuma Domestica) Kusumawardani, Arum Margi; Yulaikah, Lily; Iskandar, Rahayu
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 3, No 4 (2024): Juli
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.13120925

Abstract

Temulawak merupakan komponen  penyusun hampir setiap jenis obat tradisional  yang ada di Indonesia, sehingga dapat dikatakan temulawak merupakan primadona tumbuhan obat Indonesia1. Temulawak sudah dikenal secara luas dapat meningkatkan nafsu makan. Minyak atsiri dalam temulawak diduga memiliki efek untuk meningkatkan nafsu makan. Penelitian membuktikan bahwa minyak atsiri temulawak dapat meningkatkan nafsu makan tikus. Senyawa aktif kurkuminoid dari temulawak juga dianggap sebagai senyawa yang bertanggung jawab sebagai penambah nafsu makan, yaitu dengan memperbaiki kelainan pada kantung empedu dengan memperlancar pengeluaran cairan empedu dan pankreas, sehingga terjadi peningkatan aktivitas pencernaan2. Kunyit (Curcuma longa): komponen utama biologis aktif kunyit adalah kurkumin. Penelitian telah menunjukkan bahwa kurkumin memiliki antioksidan kuat, penyembuhan luka, dan sifat anti-inflamasi, yang terbukti menjadi terapi terhadap jerawat. Rempah yang berasal dari rimpang kunyit (Curcuma longa Linn) mengandung didalamnya antioksidan yaitu kurkuminoid dan gabungan senyawa lainnya (asam sinamat, eugenol, limonene, zingiberene, ?-turmerone, ?-turmerone, vanillic acid, minyak atsiri) yang terbukti dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh (imunomodulator) dari ancaman bakteri dan virus berbahaya dan telah teruji secara uji praklinis maupun uji klinis. Manfaat yang diperoleh dari kunyit ini tentunya perlu dimanfaatkan dengan membuatnya menjadi produk nutrasetikal yang berfungsi sebagai peningkat daya tahan tubuh3. Tujuan pengembangan produk untuk menghasilkan beberapa jenis sediaan jamu sehingga pangsa pasar menjadi lebih luas dan pendapatan meningkat. Olahan yang dihasilkan dalam bentuk gummy, selain dapat memberikan segudang manfaat juga meningkatkan keanekaragaman pangan, sekaligus memperpanjang masa simpan karena temulawak dan kunyit cepat dan mudah rusak. Hasil olahan gummy herbal dengan bahan dasar temulawak dan kunyit, dapat menjadi salah satu alternatif konsumsi herbal yang mudah dengan pangsa pasar kalangan muda hingga dewasa5.  Hasil pengabdian menunjukkan rata-rata skor uji penerimaan rasa 3,5, rata-rata bobot sampel 7,99 gram, standar deviasi 0,296, dan koefisien variasi 3,7%. Kesimpulan kegiatan pengabdian didapatkan produk gummy herbal dengan ketepatan/ reproducibility yang baik dengan gambaran rasa yang dapat diterima.