Temulawak merupakan komponen penyusun hampir setiap jenis obat tradisional yang ada di Indonesia, sehingga dapat dikatakan temulawak merupakan primadona tumbuhan obat Indonesia1. Temulawak sudah dikenal secara luas dapat meningkatkan nafsu makan. Minyak atsiri dalam temulawak diduga memiliki efek untuk meningkatkan nafsu makan. Penelitian membuktikan bahwa minyak atsiri temulawak dapat meningkatkan nafsu makan tikus. Senyawa aktif kurkuminoid dari temulawak juga dianggap sebagai senyawa yang bertanggung jawab sebagai penambah nafsu makan, yaitu dengan memperbaiki kelainan pada kantung empedu dengan memperlancar pengeluaran cairan empedu dan pankreas, sehingga terjadi peningkatan aktivitas pencernaan2. Kunyit (Curcuma longa): komponen utama biologis aktif kunyit adalah kurkumin. Penelitian telah menunjukkan bahwa kurkumin memiliki antioksidan kuat, penyembuhan luka, dan sifat anti-inflamasi, yang terbukti menjadi terapi terhadap jerawat. Rempah yang berasal dari rimpang kunyit (Curcuma longa Linn) mengandung didalamnya antioksidan yaitu kurkuminoid dan gabungan senyawa lainnya (asam sinamat, eugenol, limonene, zingiberene, ?-turmerone, ?-turmerone, vanillic acid, minyak atsiri) yang terbukti dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh (imunomodulator) dari ancaman bakteri dan virus berbahaya dan telah teruji secara uji praklinis maupun uji klinis. Manfaat yang diperoleh dari kunyit ini tentunya perlu dimanfaatkan dengan membuatnya menjadi produk nutrasetikal yang berfungsi sebagai peningkat daya tahan tubuh3. Tujuan pengembangan produk untuk menghasilkan beberapa jenis sediaan jamu sehingga pangsa pasar menjadi lebih luas dan pendapatan meningkat. Olahan yang dihasilkan dalam bentuk gummy, selain dapat memberikan segudang manfaat juga meningkatkan keanekaragaman pangan, sekaligus memperpanjang masa simpan karena temulawak dan kunyit cepat dan mudah rusak. Hasil olahan gummy herbal dengan bahan dasar temulawak dan kunyit, dapat menjadi salah satu alternatif konsumsi herbal yang mudah dengan pangsa pasar kalangan muda hingga dewasa5. Hasil pengabdian menunjukkan rata-rata skor uji penerimaan rasa 3,5, rata-rata bobot sampel 7,99 gram, standar deviasi 0,296, dan koefisien variasi 3,7%. Kesimpulan kegiatan pengabdian didapatkan produk gummy herbal dengan ketepatan/ reproducibility yang baik dengan gambaran rasa yang dapat diterima.