Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

RUH SENI TRADISI DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA KITA -, Purwanto
Imajinasi Vol 2, No 1 (2006): Imajinasi
Publisher : Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terjadinya krisis multidimensional dalam kehidupan masyarakat kita saat ini dapat diasumsikan akibat ketidakdigdayaan pendidikan dalam membangun watak dan kepribadian bangsa. Pendidikan seni sebagai salah satu komponen pendidikan yang memberi konstribusi besar bagi kepentingan tersebut sudah sepatutnya harus ikut bertanggungjawab. Sebagai penyebab ketidakdigdayaan pendidikan tersebut di antaranya adalah orientasi pendidikan seni yang cenderung berkiblat ke Barat yang notabene lebih bersifat liberal, atau dengan kata lain tidak bertitik tolak pada potensi nilai kultural bangsa sendiri. Ruh seni tradisi sebagai manifestasi jati diri bangsa menarik dikedepankan sebagai komponen dalam pelaksanaan pendidikan seni. Keunggulan nilai yang dimilikinya antara lain: (1)seni tradisi adalah manifestasi jati diri bangsa, (2) seni tradisi telah teruji oleh waktu dalam proses hidup yang sangat panjang, dan telah menjadi bagian dari jaringan sistem kehidupan masyarakat, (3) dalam seni tradisi tidak ada karya seni rupa yang dibuat semata untuk keindahan, atau semata untuk benda pakai; sehingga tidak dikenal pemisahan antara seni murni dan seni pakai, karya seni tradisi dituntut harus bermakna sekaligus berfungsi, (4)bentuk yang digunakan cenderung distilisasi dan menjadi dekoratif, dan warna bermuatan simbolik, (5) ekspresi bentuk seni tradisional merefleksikan kecanggihan teknik yang memukau,(6) proses penggarapan seni tradisional dapat sebagai mediasi bagi pengembangan fungsi jiwa, (7) karya seni tradisional menawarkan nilai kehidupan yang demokratik, dan (8) seni tradisi kita memiliki ‘kearifan’ sebagai media komunikasi. Dengan mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam pelaksanan pendidikan seni, mengenali berbagai kendala dalam pelaksanaan pendidikan seni rupa selama ini serta mau meniti langkah berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk melakukan perbaikan dimungkinkan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi krisis tersebut. Kata Kunci : Ruh seni, seni tradisi, posisi seni tradisi, pendidikan.
Etnografi Dampak Bom Bali terhadap Atraksi Wisata Teater Sekaa Tetekan Calonarang di Desa Kelating, Tabanan, Bali -, Purwanto
Journal of Urban Societys Arts Vol 13, No 2 (2013): Oktober 2013
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dampak pariwisata di Bali juga mulai merembet ke pedesaan, yaitu DesaKerambitan, Tabanan 30 km dari Denpasar. Kajian dampak pariwisata inidiulas dengan metode etnografi terhadap Sekaa Tetekan Calonarang di Kelating,yang dipentaskan sebagai atraksi wisata di Puri Agung Kerambitan menyajikanatraksi wisata teater Tetekan Calonarang dengan prosesi dan atribut ritual(sakral). Meskipun untuk tujuan ataraksi wisata, semua orang yang terlibat padapertunjukan harus dalam keadaan suci dan ikhlas. Upacara persiapan pertunjukanjuga dilakukan sebagaimana pertunjukan ritual, hanya dikurangi jumlah sesajinya.Ketika Bom Bali I terjadi (2002) terasa dampak pariwisata hingga 2004, SekaaTetekan Calonarang tidak dipentaskan sehingga Barong diminta untuk dipentaskan. The Etnography of Bali Bomb Impact on the Attraction of Theatrical Tourismof Calonarang Tetekan Sekaa In Kelating, Tabanan, Bali. The impact of tourismin Bali also begins pervading to rural district that is Kerambitan village, Tabanan,30 km from Denpasar. The study of the tourism impact is analyzed by the method ofethnography towards the group of Tetekan Calonarang at Kelating which performancedin an attraction of tour at Puri Agung Kerambitan and presented the theaterperformance, Tetekan Calonarang, accompanied by the sacred of procession and ritualattribute. Although it was for the purpose of performing tour, every person who wasinvolved in the show must be in a state of purity and honesty. The ceremony of pre-showwas also done as a ritual show but a reducing number of ritual offerings. When BalineseBomb I (2002) happened, gave the impact to tourism until 2004, the group of TetekanCalonarang did not perform for Puri Kerambitan so that Barong was asked to do so.
Dampak Senam Aerobik terhadap Daya Tahan Tubuh dan Penyakit -, Purwanto
Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak senam aerobik terhadap daya tahan tubuh dan penyakit peserta senam aerobik di sanggar senam aerobik Magelang. Subjek penelitian adalah 60 orang ibu di Magelang. Mereka terdiri dari 30 orang ibu  peserta senam aerobik dan 30 orang ibu yang tidak melakukan senam aerobik sebagai pembanding. Teknik mengumpulkan data menggunakan angket. Analisis datanya menggunakan Mann Whitney U Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat daya tahan tubuh terhadap penyakit peserta senam aerobik dengan tingkat daya tahan tubuh terhadap penyakit peserta tidak mengikuti senam aerobik terdapat perbedaan yang signifikan dengan z = 3,803 dan p < 0,05 dan rerata sebesar 84,80 untuk yang mengikuti senam aerobik, sedang yang tidak mengikuti senam aerobik dengan rerata sebesar 77,03. Dengan demikian bahwa tingkat daya tahan tubuh terhadap penyakit yang tidak mengikuti senam aerobik. Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa senam aerobik dapat berdampak pada daya tahan tubuh terhadap penyakit.Kata Kunci: aerobik; daya tahan; penyakitThis study aims to determine the effects of aerobic exercises on endurance to disease aerobics participants in the aerobics studio Magelang. Subjects were 60 mothers in Magelang. They consist of 30 married women-the mothers aerobics participants and 30 mothers who do not do aerobics as a comparison. Techniques to collect data using questionnaires. Data analysis using the Mann Whitney U Test. The results showed that the level of resistance to disease aerobics participants with a level of resistance to disease aerobics participants did not follow any significant difference by z to 3.803 and p <0.05 and a mean of 84.80 to the following aerobic gymnastics, while that does not follow aerobics with a mean of 77.03. Thus the level of immunity against diseases that do not follow the aerobics. Based on the findings of this study, it can be concluded that aerobic exercise had affect to endurance and diseases.Keywords: aerobics; endurance; diseases
Dampak Senam Aerobik terhadap Daya Tahan Tubuh dan Penyakit -, Purwanto
Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Vol 1, No 1 (2011): July 2011
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/miki.v1i1.1128

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak senam aerobik terhadap daya tahan tubuh dan penyakit peserta senam aerobik di sanggar senam aerobik Magelang. Subjek penelitian adalah 60 orang ibu di Magelang. Mereka terdiri dari 30 orang ibu  peserta senam aerobik dan 30 orang ibu yang tidak melakukan senam aerobik sebagai pembanding. Teknik mengumpulkan data menggunakan angket. Analisis datanya menggunakan Mann Whitney U Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat daya tahan tubuh terhadap penyakit peserta senam aerobik dengan tingkat daya tahan tubuh terhadap penyakit peserta tidak mengikuti senam aerobik terdapat perbedaan yang signifikan dengan z = 3,803 dan p < 0,05 dan rerata sebesar 84,80 untuk yang mengikuti senam aerobik, sedang yang tidak mengikuti senam aerobik dengan rerata sebesar 77,03. Dengan demikian bahwa tingkat daya tahan tubuh terhadap penyakit yang tidak mengikuti senam aerobik. Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa senam aerobik dapat berdampak pada daya tahan tubuh terhadap penyakit.Kata Kunci: aerobik; daya tahan; penyakitThis study aims to determine the effects of aerobic exercises on endurance to disease aerobics participants in the aerobics studio Magelang. Subjects were 60 mothers in Magelang. They consist of 30 married women-the mothers aerobics participants and 30 mothers who do not do aerobics as a comparison. Techniques to collect data using questionnaires. Data analysis using the Mann Whitney U Test. The results showed that the level of resistance to disease aerobics participants with a level of resistance to disease aerobics participants did not follow any significant difference by z to 3.803 and p <0.05 and a mean of 84.80 to the following aerobic gymnastics, while that does not follow aerobics with a mean of 77.03. Thus the level of immunity against diseases that do not follow the aerobics. Based on the findings of this study, it can be concluded that aerobic exercise had affect to endurance and diseases.Keywords: aerobics; endurance; diseases
Decision to Choose Acupuncture Therapy for Degenerative Diseases among the Elderly at Ja’far Medika Hospital, Karanganyar -, Purwanto; Dharmawan, Ruben; Demartoto, Argyo
Journal of Health Promotion and Behavior Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.092 KB)

Abstract

Background: Aging process results in biological, physical, and mental changes in the elderly. Degenerative diseases are common in the elderly. They can be treated by pharmacologic or non pharmacologic treatment. Acupuncture therapy potentially can be used as a complementary or alternative therapy to treat degenerative diseases in the elderly. This study aimed to investigate factors that determine the decision to choose acupuncture therapy for the degenerative diseases in the elderly at Ja’far Medika Hospital, Karanganyar, Central Java.SubjectsandMethod: This was a qualitative study with phenomenology approach. This study was conducted at Ja’far Medika Hospital, Karanganyar, Central Java, fromMarch to April 2015. Ten informants were selected for this study by purposive sampling. The data were collected by in-depth interview, observation, and document review.They were validated by source triangulation, and analyzed by Miles and Huberman method.Results: The sample consisted of 5 men and 5 women, aged 53 to 72 years old, with school attainment varying from primary school to university graduate. Job category included farmer, civil servant, and pensioner. The degenerative diseases that were treated by acupuncture therapy including post-stroke, hernia nucleous pulposus, and eyelid disorder.  Internal factors that determined the decision to choose acupuncture were motivation to recover, (religious) belief, and boredom to medical service. External factors that determined the decision to choose acupuncture included the quality of service, family support, trust in the therapist, and hospital image. According to the informants, the acupuncture therapy could help recover their health from the degenerative diseases. Most of them used acupuncture as a complementary treatment.Conclusion: Some internal and external factors determine the decision to choose acupuncture therapy for the degenerative health problem in the elderly. Acupuncture treatment is reported to help recover health in the elderly. Keywords: acupuncture, decision, degenerative disease, elderlyCorrespondence: Purwanto. Masters Program in Public Health, Sebelas Maret University. Email: Purwanto.akp@gmail.com. Mobile: 081393289784.Journal of Health Promotion and Behavior (2016), 1(2): 127-137https://doi.org/10.26911/thejhpb.2016.01.02.08 
PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA MELALUI HABITUASI SEKOLAH MUHAMMADIYAH (STUDI KASUS SMP MUHAMMADIYAH AL MUJAHIDIN WONOSARI) -, Purwanto
G-Couns: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 4, No 2 (2020): G-Couns Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/g.couns.v4i2.804

Abstract

Kasus ini terlihat pada banyaknya perselisihan, perpecahan, bullying dan kasus lainnya. Gejala ini membutuhkan perhatian yang cukup serius bagi banyak kalangan, terutama dunia pendidikan. Terkaitan hal tersebut, peneliti tertarik pada SMP Muhammadiyah Al Mujahidin Wonosari salah satu lembaga pendidikan yang memperhatikan tentang pembangunan karakter siswa melalui habituasi (pembiasaan). Untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti menggunakan metode kualitatif dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun fakta di lapangan yang peneliti temukan adalah SMP Muhammadiyah Al Mujahidin menerapkan model fullday school dan boarding school, yang pernah meraih beberapa prestasi baik secara akademik maupun non akademik. Adapun didalam proses pembangunan karakter siswa di SMP Muhammadiyah Al Mujahidin menerapkan sistem habituasi yakni dengan cara pengembangan kurikulum dan berbagai kegiatan yang terprogram, seperti :(1) program Golden Habits Islami,(2) Program Gerakan literasi sekolah, (3) Program Apresiasi Cipta Adi Karya, (4)Program Student Exchange 2018 (Malaysia dan Thailand) ,(5) Program Bina Prestasi Tahun ajaran 2017-2021 (one student one trophy) dan (6) program Sukses UN & USBN.Kata kunci : pembangunan karakter, siswa dan habituasi