Informasi mengenai pendidikan tinggi bagi remaja di wilayah perdesaan masih terbatas yang berdampak pada rendahnya motivasi belajar, pemahaman perencanaan masa depan, dan kepercayaan diri dalam meraih cita-cita. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh intervensi berupa seminar dan diskusi kolaboratif antara Politeknik Manufaktur Bandung, UPHF Prancis, dan Polytech Lille Prancis terhadap peningkatan motivasi belajar, pemahaman tentang pendidikan tinggi, kepercayaan diri, serta orientasi masa depan remaja di Kampung Batuloceng. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain deskriptif dan kuasi-eksperimen. Analisis dilakukan secara deskriptif kuantitatif berdasarkan hasil pra-tes dan pasca-tes terhadap 11 remaja berusia 11–16 tahun. Instrumen berupa kuesioner skala Likert dan pertanyaan terbuka untuk menilai perubahan sebelum dan sesudah kegiatan. Terdapat peningkatan signifikan pada seluruh aspek yang diukur. Sebelum kegiatan, sebagian besar responden ragu terkait langkah mencapai tujuan dan memiliki kepercayaan diri rendah. Setelah kegiatan, seluruh responden memberikan jawaban positif pada aspek semangat meraih cita-cita, pemahaman langkah mencapai masa depan, pengetahuan pengembangan diri, serta kepercayaan diri. Temuan ini menegaskan bahwa intervensi berbasis seminar dan diskusi kolaboratif efektif memperkuat motivasi dan efikasi diri remaja, serta berpotensi menjadi model pendampingan berkelanjutan untuk meningkatkan aspirasi pendidikan tinggi di wilayah perdesaan. Effectiveness of Inter-University Seminars and Discussions in Developing Motivation, Self-Concept, and Future Aspirations of Rural Adolescents Information about higher education for adolescents in rural areas remains limited, leading to low learning motivation, inadequate future planning, and low self-confidence in achieving aspirations. This study aims to analyze the impact of an intervention in the form of seminars and collaborative discussions between Bandung Manufacturing Polytechnic, UPHF France, and Polytech Lille France on improving learning motivation, understanding of higher education, self-confidence, and future orientation among adolescents in Batuloceng Village. This study employed a quantitative approach with a descriptive and quasi-experimental design. Data were analyzed using quantitative descriptive analysis based on pre-test and post-test results from 11 adolescents aged 11–16 years. The instruments included a Likert-scale questionnaire and open-ended questions to assess changes before and after the intervention. The findings indicate a significant improvement across all measured aspects. Prior to the intervention, most respondents expressed uncertainty about steps to achieve their goals and demonstrated low self-confidence. After the intervention, all respondents provided positive responses regarding enthusiasm for achieving aspirations, understanding steps toward future goals, knowledge of self-development, and increased self-confidence. These results confirm that seminar-based and collaborative discussion interventions effectively strengthen adolescents’ motivation and self-efficacy. Furthermore, this approach has the potential to serve as a sustainable mentoring model to enhance higher education aspirations in rural areas.