Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

THE DIFFERENCE OF MAP1LC3 LEVEL AS MACROPHAGE AUTOPHAGY MARKER BETWEEN RESISTANT AND SENSITIVE TUBERCULOSIS PATIENTS ON RIFAMPICIN Wulandari, Dian Novita; Nugraha, Jusak; Soedarsono, Soedarsono
Indonesian Journal of Tropical and Infectious Disease Vol. 7 No. 1 (2018)
Publisher : Institute of Topical Disease Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.587 KB) | DOI: 10.20473/ijtid.v7i1.6024

Abstract

M. tuberculosis (MTB) is an intracelular bacteria that live in the host macrophage cells. Several organs can be affected by tuberculosis but most major illnesses are lung diseases. Immediately after infection, MTB will be phagocytosed by the alveolar macrophage cells and can survive in the phagosome. The macrophage plays a role in innate immunity towards an infection using autophagy by removing the microbe directly via phagocytosis. When bacteria phagocytosized, vacuole membrane formed double membranes called autophagosome, and followed by degradation by lysosome, which known as  autolysosome. Induction of autophagy can be observed on the formation of microtubule-associated proteins 1B lightchain 3B (MAP1LC3B/LC3). MAP1LC3B is protein that have role at autophagic way for selection autophagy substrate and biogenesis. In this study we are used serum from patients TB with rifampicin resistant and rifampicin sensitive as control. Samples were divided using gene expert to differentiate between resistant and sensitive rifampicin.This research aims to compare MAP1LC3B levels in resistant and sensitive rifampicin to study macrophages respond in autophagic way in tuberculosis patients, and give information for define therapy plan to improve therapy for MDR-TB patients. Type of this research is a case control study design with cross sectional research with each groups sample is 19 from age 18-65 years old. Result, MAP1LC3B serum levels on the rifampicin resistant group are lower compared to rifampicin sensitive group. This occur because MTB is able to hide and evade innate immune defense mechanisms. MTB can maintain intracellular growth inside the phagosome by inhibiting phagolysosome formation in autophagy process especially inhibit MAP1LC3B formation by PDIM. 
Pembinaan Masyarakat melalui Penyuluhan tentang Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Etika Batuk yang Benar pada Siswa SDN Toyomarto III, Singosari, Kabupaten Malang Wibisono, Nugroho; Rahma Putri, Citra Destya; Wulandari, Dian Novita
Jurnal Pemberdayaan Ekonomi dan Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2025): July
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/jpem.v2i3.801

Abstract

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta etika batuk yang benar merupakan aspek penting dalam pencegahan penyakit menular, khususnya di lingkungan sekolah dasar yang rawan terhadap penyebaran penyakit infeksi saluran pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa SDN Toyomarto III Singosari mengenai PHBS dan etika batuk yang benar melalui kegiatan penyuluhan dan pembinaan masyarakat. Kegiatan dilakukan dalam bentuk penyuluhan interaktif, demonstrasi, dan simulasi etika batuk serta praktik cuci tangan yang benar. Evaluasi dilakukan melalui pre-test dan post-test kepada 60 siswa kelas 4–6. Terdapat peningkatan pengetahuan siswa sebesar 40% setelah kegiatan penyuluhan. Siswa mampu mempraktikkan teknik batuk yang benar dan cuci tangan sesuai standar WHO. Penyuluhan tentang PHBS dan etika batuk yang benar terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa. Kegiatan ini mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang sehat dan minim risiko penularan penyakit.
Edukasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan demo pembuatan sabun cair pada anak sekolah Wulandari, Dian Novita; Nabilah, Sayidati; Khofifah, Siti Nurul; Prasetyo, Hajid Iqbal; Vevananda, Chaulah; Karim, Muhammad Haris Risqi; Wijayanto, Fajra Kusuma Ningrum; Suwandi, Ghani Achmad; Purwanto, Hazma Auliya Akmal; Panhardyka, Handy Arif
Jurnal Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (JP2M) Vol. 5 No. 3 (2024)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jp2m.v5i3.21795

Abstract

Anak-anak harus dididik tentang cara hidup sehat selama masa sekolah. Konsep "Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)" mengacu pada penerapan perilaku hidup sehat pada individu dan kelompok dengan fokus untuk melindungi kesehatan fisik dan sosial. PHBS harus dididik untuk memastikan bahwa tingkat kesehatan di lingkungan tetap stabil. Beberapa topik yang dipelajari antara lain mencuci tangan dengan benar, etika batuk dan bersin, dan demonstrasi cara pembuatan sabun untuk cuci tangan. Selain mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat, anak-anak pada usia dini juga akan diajarkan tentang gizi seimbang. Penyuluhan gizi seimbang ini mengacu pada Isi Piring Gizi, yang dianggap sebagai standar untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan mencegah penyakit. Program ini menawarkan pedoman umum untuk diet seimbang, serta petunjuk untuk membuat sabun cair cuci tangan. Proses Kandidat Sarjana Mengabdi (KSM) dilakukan di SDN Toyomarto 3 yang berlokasi Jl. Desa Toyo Marto Bodean Putuk Kecamatan Singosari Kabupaten Malang pada tanggal 1 April 2024. Kegiatan yang dilakukan dengan pemberian soal pre-test dan post-test sebelum dan sesudah diberikan materi sosialisasi untuk mengukur pengetahuan peserta. Skrining kesehatan juga dilakukan dengan cara pengukuran tinggi badan serta berat badan untuk menilai Body Mass Index (BMI) siswa-siswi. Peserta terdiri dari siswa-siswi SDN Toyomarto 3 Singosari Jumlah yang hadir sebanyak 41 orang. Menurut penilaian hasil skrining kesehatan, dan ditemukan 2,63 % sampel yang memiliki IMT dalam kategori underweight.
Potensi Antibakteri Senyawa Aktif Bunga Cananga odorata Terhadap Mycobacterium tuberculosis Wulandari, Dian Novita; Wibisono, Nugroho; Mirza, Denis Mery
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience-Tropic) Vol 10 No 1 (2024): Agustus 2024
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/ejbst.v10i1.566

Abstract

Pengobatan tuberculosis (TB) yang efektif melibatkan penggunaan kombinasi antibiotik yang bersifat anti-TB untuk jangka waktu yang cukup lama. Pengobatan TB harus dilakukan dengan rutin dan tepat agar efektif dan mencegah resistensi obat. Resistensi antibiotik pada TB akan mempersulit pengobatan dan pengendalian dari penyakit TB. Bunga kenanga (Cananga odorata) memiliki senyawa aktif yang berperan sebagai antibakteri, sehingga dilakukan simulasi molecular docking dan analisis prediksi druglikeness sebagai kandidat obat anti-TB. Senyawa aktif bunga C.odorata dilakukan aktivitas anti-TB melalui simulasi molecular docking dengan PyRX 0.8 terhadap protein PknB Mycobacterium tuberculosis (PDB ID 2FUM) dan visualisasi dengan Biovia Discovery Studio Visualizer 2019. Senyawa aktif juga dilakukan analisis druglikeness menggunakan SwissADME dengan pengamatan Lipinski’s Rule of Five dan filter Ghose dan Veber. Hasil simulasi molecular docking senyawa aktif C. odorata memiliki senyawa aktif yang mampu menghambat protein PknB M. tuberculosis diantaranya geranyl acetate, geraniol dan linalyl acetate. Senyawa tersebut secara berturut turut memiliki nilai binding affinity -5.6; -5,3 dan -5,2 yang memiliki nilai binding affinity mendekati nilai senyawa pembanding (Mitoxantrone) yaitu -7.7. Hasil analisis druglikeness menunjukkan senyawa geranyl acetate dan linalyl acetate berpotensi dikembangkan menjadi sediaan dalam bentuk oral. Senyawa geranyl acetate dan linalyl acetate dalam bunga C. odorata memiliki potensi yang baik sebagai terapi anti-TB dalam bentuk sediaan oral.
Perubahan Morfologi Bakteri Propionibacterium Acnes dari Paparan Rimpang Lempuyang Gajah (Zingiber Zerumbet) dan Penetapan Kadar Flavonoid Ekstrak Etanol Daun, Bunga, dan Menggunakan Metode Spektrofotometer Uv-Vis Rahma Putri, Citra Destya; Wulandari, Dian Novita; Junia Putri, Dayana Elia
Scientific Journal Vol. 4 No. 6 (2025): SCIENA Volume IV No 6, November 2025
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v4i6.290

Abstract

Pendahuluan: Propionibacterium acnes (Cutibacterium acnes) merupakan mikroorganisme komensal pada kulit yang berperan penting dalam patogenesis jerawat. Meningkatnya resistensi terhadap antibiotik mendorong pencarian alternatif sumber antimikroba, salah satunya dari tanaman Zingiber zerumbet (lempuyang gajah). Lempuyang gajah memiliki potensi sebagai bahan baku obat tradisional karena mengandung berbagai senyawa fitokimia, terutama pada bagian rimpangnya yang paling sering dimanfaatkan. Salah satu senyawa utama dalam Z. zerumbet adalah flavonoid, yang tersusun dari 15 atom karbon dan berfungsi sebagai pigmen tanaman sekaligus memiliki aktivitas pelindung sel, antiinflamasi, dan antibiotik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kadar flavonoid pada daun, bunga, dan rimpang Z. zerumbet serta mengamati perubahan morfologi Cutibacterium acnes setelah perlakuan dengan ekstrak etanol rimpang pada konsentrasi 10%, 20%, 40%, dan 80%. Metode: Ekstraksi sampel dilakukan menggunakan metode Ultrasonic Assisted Extraction (UAE) dengan pelarut etanol. Kadar flavonoid ditentukan dengan spektrofotometri UV-Vis menggunakan kuersetin sebagai standar pada panjang gelombang 414,2 nm. Perubahan morfologi bakteri diamati secara makroskopis pada media tanam dan melalui pewarnaan Gram. Hasil: Hasil menunjukkan kadar flavonoid tertinggi terdapat pada rimpang (0,395%), diikuti daun (0,347%) dan bunga (0,244%). Perubahan morfologi bakteri paling signifikan terjadi pada konsentrasi ekstrak 80%, diikuti oleh 40% dan 20%, dengan efek minimal pada konsentrasi 10%.
Analisis Potensi Interaksi Obat pada Resep Penyakit Degeneratif di Klinik X, Kabupaten Malang Wibisono, Nugroho; Wulandari, Dian Novita; Sengaji, Mazrifa; Fadilah, Husnul; Romadhoni, Nafisaturrohmah
Scientific Journal Vol. 4 No. 6 (2025): SCIENA Volume IV No 6, November 2025
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v4i6.291

Abstract

Pendahuluan: Penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes melitus, dan dislipidemia merupakan masalah kesehatan kronis dengan prevalensi tinggi di Indonesia. Terapi kombinasi pada pasien penyakit ini sering menimbulkan risiko interaksi obat akibat polifarmasi. Interaksi obat yang tidak terdeteksi dapat mengurangi efektivitas terapi atau menimbulkan efek toksik, sehingga perlu dilakukan analisis menyeluruh terhadap potensi interaksi obat. Tujuan penelitian: Untuk menganalisis potensi interaksi obat pada resep pasien dengan penyakit degeneratif di Klinik X, Kabupaten Malang, serta mengidentifikasi jenis mekanisme interaksi dan tingkat keparahannya. Metode: Penelitian ini menggunakan desain observasional deskriptif analitik terhadap 90 resep pasien hipertensi, diabetes melitus, dan dislipidemia yang diperoleh dari Instalasi Farmasi Klinik Rawat Inap Muslimat Singosari periode Januari–Maret 2022. Data dianalisis menggunakan Drug Interaction Checker (DIC) untuk mengidentifikasi jenis interaksi (farmakodinamik, farmakokinetik, dan nonspesifik) serta tingkat keparahan interaksi (mayor, moderat, dan minor). Hasil: Ditemukan total 229 potensi interaksi obat, dengan mekanisme farmakodinamik mendominasi sebesar 79,48%, diikuti farmakokinetik 13,98%, dan nonspesifik 4,36%. Sebagian besar interaksi ditemukan pada pasien hipertensi (75 kasus) dan dislipidemia (71 kasus). Berdasarkan tingkat keparahan, 69,64% interaksi tergolong moderat, 15,18% mayor, dan 15,18% minor. Interaksi paling umum terjadi pada kombinasi antihipertensi (ACE inhibitor, beta-bloker, diuretik) dan antihiperlipidemia (statin, fibrat) yang melibatkan mekanisme aditif atau antagonistik. Kesimpulan: Sebagian besar potensi interaksi obat pada pasien penyakit degeneratif terjadi melalui mekanisme farmakodinamik dengan tingkat keparahan sedang. Faktor utama penyebabnya adalah polifarmasi, khususnya pada pasien hipertensi dan dislipidemia. Diperlukan pemantauan terapi secara berkelanjutan, edukasi pasien, serta penerapan sistem pendukung keputusan klinis (CDSS) untuk mencegah interaksi obat yang merugikan dan meningkatkan keamanan terapi.