Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGGUNAAN BAHASA MBOJO DI LINGKUNGAN MASYARAKAT BIMA DI BIMA: SEBUAH KAJIAN VARIASI BAHASA ., ERWIN; ., Prof. Dr. Drs. I Wayan Rasna,M.Pd; ., Dr. Arifin, M.Pd
Jurnal Pendidikan Bahasa Vol 2 (2013)
Publisher : Jurnal Pendidikan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini merupakan kajian variasi bahasa dengan menggunakan pendekan sosiolinguistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan penggunaan bahasa Mbojo di lingkungan masyarakat Bima berdasarkan usia, jenis kelamin, dan kedudukan. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah masyarakat Bima penutur asli Bahasa Mbojo (dou Donggo). Data penelitian berupa percakapan yang dikumpulkan dengan metode perekaman, dan observasi, serta wawancara. Analisis data menggunakan model interaktif dengan tahap, sebagai berikut: (1) analisis data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, dan (4) kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan usia, Pn-Mt sebaya, dan Pn tua-Mt muda menggunakan variasi lumrah dan kadang-kadang kasar; Pn muda-Mt tua, menggunaan variasi lumrah dan halus. Berdasarkan jenis kelamin, Pn–Mt L/P sebaya menggunaan variasi lumrah; Pn L-Mt P/Pn P-Mt L sebaya menggunakan variasi lumrah dan halus; Pn L tua/atasan-Mt L muda/bawahan menggunakan variasi lumrah dan kasar, sedangkan Pn-Mt P menggunakan variasi lumrah. Berdasarkan kedudukan, Pn atasan-Mt bawahan menggunakan variasi lumrah dan halus, kadang-kadang kasar; Pn-Mt yang kedudukan sama, menggunakan variasi lumrah, dan kadang-kadang halus; Pn bawahan-Mt atasan menggunakan variasi halus dan kadang-kadang lumrah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa Mbojo di lingkungan masyarakat Bima bervariasi sesuai dengan usia, jenis kelamin, dan kedudukan/jabatan Pn-Mt- nya. Kata Kunci : penggunaan, variasi bahasa, masyarakat, bima The purposes of this study are described and explain of language user of Bima language (Bahasa Mbojo) in Bima area based on aged, gender (male and female), and status. In this research, the researcher used describes method. The subject of this study is Bima nees that use Bima language (Bahasa Mbojo). The data collections in this study are record, observation and interview. Analysis data in this study, the researcher used interactive model, like data analysis, data reduction, data display and verifying. In this study shown that Bima nees used language variety. Based on age, Bima ness used language variety, suck like Pn-Mt same age, and Pn old-Mt young they used language standard and sometime bad language; Pn young-Mt old, they used language standard and soft language. Based on gender (female and male) they used language variety suck like, Pn-Mt fame and female of the same age, they used language standard. Pn men-Mt women/Pn men-Mt women of the same age they used language standard and soft language; Pn old men-Mt young men they used language standard and bad language, while Pn-Mt women they used language standard. Whereas, based on status; Pn superior-Mt junior, they used language soft language and sometime they used language standard. In this research can conclusion that user language of Bima language (Bahasa Mbojo) in Bima area is variety based on the age, gender (male and famale) and their status. keyword : variety language, society, Bima
RE-POTENSI POPULASI ENDEMIK DARI SPESIES KERANG PAHUT-PAHUT (Pharella acutidens) DI DAERAH KAWASAN KONSERVASI MANGROVE DAN BEKANTAN (KKMB) KOTA TARAKAN Syam, Mulyadi; Luwu, Andi Putra; ., Halidin; ., Manahan; ., Erwin; Salim, Gazali
Jurnal Harpodon Borneo Vol 6, No 2 (2013): Volume 6 No 2 Oktober 2013
Publisher : Jurnal Harpodon Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.763 KB) | DOI: 10.35334/harpodon.v6i2.112

Abstract

Kerang pahut - pahut (Pharella acutidens) has value economic from the protein content of 13.08 %. The research objective was to determine the amount of population density Pharella acutidens of KKMB in the Tarakan city. Knowing Morphometry of Pharella acutidens, the correlation between shell height with a weight of Pharella acutidens, the  correlation between shell length with a weight of Pharella acutidens, the correlation between the thickness of the shell with a weight of Pharella acutidens. Knowing the environmental habitat of Pharella acutidens in terms of water quality (physical and chemical parameters). Methods of research used descriptive method. Techniques of data collection using survey research design in the field directly. Sampling techniques Pharella acutidens use the sampling area in KKMB with purposive sampling method. The results population density of Pharella acutidens at Station 1 is 0.0645+0.0375 ind/m and population density Pharella acutidens at Station 2 is 0.1234+0.0355 ind/m. Correlation between the length of the shell with weight of Pharella acutidens at Station 1 is 0.8, growth of allometri positive. Correlation between shell height with a weight is 0.7 , growth of allometri negative. Correlation between thick shells with a weight is 0.6 , growth of allometri negative. Correlation between shell length with a weight of meat in Station 2 is 0.6 with growth of allometri negative. Correlation between shell height meat weight is 0.3 with growth of allometri negative. Correlation between thick shells with meat weight is 0.4 with growth of allometri negative. Habitat of shells Pharella acutidens at Station 1 was salinity range 26.955+0.285 ppt ; DO range  .29+0.21 ppm ; temperature range 28.355+0.2450 C ; pH range of 7.51+0.29 ; TDS range of 21.07+0.2 ppm. Habitat of shells Pharella acutidens at Station 2 is salinity range 27.155+0.195 ppt ; DO range 4.32+0.17 ppm ; temperature range 27.84+0.72 0C ; pH range of 7.41+0.17 ;TDS range of 21.09+0.27 ppm. Keywords : Population, Kerang Pahut, Pharella acutidens, KKMB, Tarakan City 2 2
PENGGUNAAN BAHASA MBOJO DI LINGKUNGAN MASYARAKAT BIMA DI BIMA: SEBUAH KAJIAN VARIASI BAHASA ., ERWIN; ., Prof. Dr. Drs. I Wayan Rasna,M.Pd; ., Dr. Arifin, M.Pd
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Vol 2 (2013)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.594 KB)

Abstract

Penelitian ini merupakan kajian variasi bahasa dengan menggunakan pendekan sosiolinguistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan penggunaan bahasa Mbojo di lingkungan masyarakat Bima berdasarkan usia, jenis kelamin, dan kedudukan. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah masyarakat Bima penutur asli Bahasa Mbojo (dou Donggo). Data penelitian berupa percakapan yang dikumpulkan dengan metode perekaman, dan observasi, serta wawancara. Analisis data menggunakan model interaktif dengan tahap, sebagai berikut: (1) analisis data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, dan (4) kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan usia, Pn-Mt sebaya, dan Pn tua-Mt muda menggunakan variasi lumrah dan kadang-kadang kasar; Pn muda-Mt tua, menggunaan variasi lumrah dan halus. Berdasarkan jenis kelamin, Pn?Mt L/P sebaya menggunaan variasi lumrah; Pn L-Mt P/Pn P-Mt L sebaya menggunakan variasi lumrah dan halus; Pn L tua/atasan-Mt L muda/bawahan menggunakan variasi lumrah dan kasar, sedangkan Pn-Mt P menggunakan variasi lumrah. Berdasarkan kedudukan, Pn atasan-Mt bawahan menggunakan variasi lumrah dan halus, kadang-kadang kasar; Pn-Mt yang kedudukan sama, menggunakan variasi lumrah, dan kadang-kadang halus; Pn bawahan-Mt atasan menggunakan variasi halus dan kadang-kadang lumrah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa Mbojo di lingkungan masyarakat Bima bervariasi sesuai dengan usia, jenis kelamin, dan kedudukan/jabatan Pn-Mt- nya. Kata Kunci : penggunaan, variasi bahasa, masyarakat, bima The purposes of this study are described and explain of language user of Bima language (Bahasa Mbojo) in Bima area based on aged, gender (male and female), and status. In this research, the researcher used describes method. The subject of this study is Bima nees that use Bima language (Bahasa Mbojo). The data collections in this study are record, observation and interview. Analysis data in this study, the researcher used interactive model, like data analysis, data reduction, data display and verifying. In this study shown that Bima nees used language variety. Based on age, Bima ness used language variety, suck like Pn-Mt same age, and Pn old-Mt young they used language standard and sometime bad language; Pn young-Mt old, they used language standard and soft language. Based on gender (female and male) they used language variety suck like, Pn-Mt fame and female of the same age, they used language standard. Pn men-Mt women/Pn men-Mt women of the same age they used language standard and soft language; Pn old men-Mt young men they used language standard and bad language, while Pn-Mt women they used language standard. Whereas, based on status; Pn superior-Mt junior, they used language soft language and sometime they used language standard. In this research can conclusion that user language of Bima language (Bahasa Mbojo) in Bima area is variety based on the age, gender (male and famale) and their status. keyword : variety language, society, Bima
Analisis pengaruh pemberian virgin coconut oil (VCO) terhadap adhesi intraperitoneal ., Erwin; Panelewen, Jimmy; Lahunduitan, Ishak
Jurnal Biomedik : JBM Vol 8, No 2 (2016): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.8.2.2016.12700

Abstract

Abstract: Intraperitoneal adhesion is an attachment between intraperitoneal tissue and organ in the form of fibrosis. The occurences of intraperitoneal adhesion are 67-93% after laparotomy and 97% after gynecological operation. Adhesion between wound and omentum occurs in 80% of patients; 50% involve the intestines. Prevention and inhibition of adhesion formation can be done by decreasing post traumatic inflammation. There are several substances that can be used for that purpose, inter alia: anti-inflammation, anti-histamine, anti-coagulant (heparin), anti-oxidant, proteolytic enzymes, and tissue plasminogen activator. It is already known that virgin coconut oil (VCO) has several important roles, such as: anti-inflammation, antithrombosis, mechanical barrier, and antioxidant due to its tocopherol content. This study aimed to obtain the influence of several doses of intraperitoneal VCO on intraperitoneal adhesion macroscopically and microscopically after laparotomy. This was an analytical interventional study using control. Samples were male Wistar rats (Rattus norvegicus) with an average body weight of 175-200 g. The results of Kruskal-Wallis chi-square tests were 16.381, df = 4, and Asymp sig = 0.003 (P < 0.05) for macroscopical grading (Zühlke) meanwhile 15.160, df = 4, and Asymp sig = 0.004 (P < 0.01) for microscopical grading (Yilmaz). Conclusion: There was a statistically significant difference in macroscopical grades according to Zühlke and in microscopical grades according to Yalmiz among the five groups concerning the occurence of intraperitoneal adhesion in Rattus norvegicus.Keywords: intraperitoneal adhesion, virgin coconut oil (VCO).Abstract: Adhesi intraperitonial adalah timbulnya perlengketan berupa fibrosis antara jaringan dan organ di dalam rongga abdomen. Kejadian adhesi intraperitoneal sekitar 67-93% setelah operasi laparotomi bedah dan mencapai 97% pada operasi ginekologi. Adhesi antara luka dan omentum terjadi pada 80% pasien dan sekitar 50% melibatkan usus. Untuk mencegah atau mengurangi pembentukan adhesi dapat dilakukan dengan menurunkan inflamasi pasca trauma melalui bahan atau obat anti-inflamasi, anti-histamin, anti-koagulan (heparin), anti-oksidan, enzim proteolitik, dan tissue plasminogen activator. Virgin Coconut Oil (VCO) telah diketahui berperan sebagai antiinflamasi, antitrombotik, barier mekanik, dan antioksidan dengan bahan aktif utama tokoferol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh VCO secara makroskopik dan mikroskopik terhadap adhesi intraperitoneal dengan menganalisis perbandingan dosis VCO yang diberikan intraperitoneal pada hewan coba tikus Wistar. Jenis penelitian ini analitik intervensional dengan kontrol. Hewan coba ialah tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang diseragamkan berat badan 175-200 g, jenis kelamin jantan, dan variannya. Hasil uji Kruskal-Wallis chi-square ialah 16,381 dengan df = 4 dan Asymp sig = 0,003 (P < 0,05) untuk penilaian makroskopik (Zühlke) sedangkan nilai 15,160, dengan df = 4 dan Asymp sig = 0,004 (P < 0,01) untuk penilaian mikroskopik (Yilmaz). Simpulan: Terdapat perbedaan bermakna dalam derajat makroskopik menurut Zühlke dan derajat mikroskopik menurut Yilmaz pada ke-5 perlakuan dalam kejadian adhesi intraperitoneal pada Rattus norvegicus.Kata kunci: adhesi intraperitoneal, VCO
TINJAUAN KEKUATAN PERKERASAN LATASTON (HRS) TERHADAP PERUBAHAN SUHU PADA SAAT UJI MARSHALL ., Erwin
Jurnal Teknik Sipil Vol 12, No 2 (2012): Edisi desember 2012
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtsft.v12i2.1124

Abstract

AbstrakKebutuhan aspal untuk pembangunan danperawatan jalan di Indonesia khususnya di Kalimantan Barat saat ini sangattinggi setiap tahunnya. Salah satu jenis Asbuton olahan yang sekarang digunakanadalah Retona (Refine Buton Asphalt) Blend 55 yang diproduksi oleh PT. Olah Bumi Mandiri Jakarta. RetonaBlend 55 merupakan perpaduan antara aspal keras dengan asbutonsemiekttraksi. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui seberapabesar pengaruh perubahan suhu pada saat perendaman benda uji terhadap kekuatan perkerasan Lataston (HRS-WC). Tulisan ini merupakan hasil penelitianlaboratorium yang dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik Marshall akibatperubahan suhu perendaman benda uji pada campuran jenis perkerasan Latastonlapis aus (HRS-WC) melalui pengujian Marshall standar BinaMarga. Bahan ikat yang dipakai adalah Retona Blend 55. Dari hasilpengujian aspal, Aspal Retona Blend 55 ternyata memilikinilai penetrasi yang lebih rendah, sedangkan berat jenis dan titik lembek Retona Blend 55 beradadi atas rata-rata. Dari hasil analisis parameter Marshall terhadap variasisuhu perendaman, diperoleh kadar aspal optimum campuran HRS-WC. Nilai Parameter Marshall campuran Lataston dengan menggunakan Aspal Retona Blend 55 padasuhu perendaman 40C diperoleh nilai KAO (Kadar AspalOptimum) sebesar 7,15% dengan stabilitas 13691,1 kg; flow 3,4 mm; VIM (Void in Mix)4,3%; VFB (Void Filled Bitumen) 103,7%; MQ (Marshall Quotient) 405,7 kg/mm. Padasuhu perendaman 50C nilai KAO sebesar 7,25% denganstabilitas 1213,4 kg, flow 3,1 mm;VIM 5,2%; VFB 98,6%; MQ 389,3 kg/mm. Pada suhu perendaman 60C diperoleh nilai KAO sebesar 77,65% dengan stabilitas 981,1 kg; flow 3,2 mm; VIM 5,9%; VFB 94,3%; MQ 305 kg/mm. Pada suhu perendaman70C diperoleh nilai KAO sebesar 7,10% dengan stabilitas 785,3 kg; flow 3,3 mm; VIM 5,1%; VFB 98,9%; MQ 235,7 kg/mm. Pada suhu perendaman 80C diperoleh nilai KAOsebesar 7,10%dengan stabilitas 788,1 kg; flow 3,0 mm; VIM 4,9%; VFB 99,7%; MQ 267,3 kg/mm. Berdasarkan hasilpenelitian ini maka sebaiknya suhu perendaman yang digunakan untuk perkerasanLataston untuk aspal Retona Blend 55 adalah 60C, karena jika di bawah suhu tersebut nilai stabilitas akan naik dannilai VIM menurun, sedangkan di atas suhu tersebut nilai stabilitas akanmenurun dan nilai VIM naik (kualitas campuran jadi kurang baik).Kata-kata kunci: campuranaspal panas Lataston (HRSWC), Retona Blend 55
Komunikasi partisipatif dalam pelaksanaan program penataan lingkungan permukiman berbasis komunitas di Nagari Solok Ambah Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung Febrianti, Moni; ., Erwin; ., Jendrius

Publisher :

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.651 KB) | DOI: 10.31955/mea.v4i3.589

Abstract

The PLPBK community development program is a centralized poverty settlement program to reduce dense areas, slums and poverty. This research is done to see the participatory communication process happens and obstacles affects the action of PLPBK program at Nagari Solok. The research is qualitative research and is analayzed by using participate communication models. The result of this research shows that participate communication process don't occurs in all aspects. The main factor is affected by psychological factor where generally the people of Nagari solok are not critical person and want to accept every decision issue by the city coordinator's team for road construction. The second factor is the characteristic of people's behavior which is the communication behavior of the core team participatory planning (TIPP). The third factor is sociodemographics which that the low level of TIPP education so that it doesn't fully understand the message being conveyed by the team and the group' s less active social security system is seekibh out information about the facility as well as access to the information given by the limited dealers. Furthermore the diving factor behind their program's success, there are ninik mamak's strong role at that nagari.
ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN RTH TEPI SUNGAI BATANG AGAM KOTA PAYAKUMBUH Putra, Helmi; ., Erwin; ., Ifdal

Publisher :

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.913 KB) | DOI: 10.31955/mea.v4i3.590

Abstract

Minimnya persentase ruang terbuka hijau di Kota Payakumbuh menurut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Payakumbuh Tahun 2016 dan Tahun 2018 persentase ruang terbuka hijau publik di Kota Payakumbuh Tahun 2014 (8,95 %) dan sampai Tahun 2016 (8,98 %) belum memenuhi amanat Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007. Untuk penambahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Payakumbuh serta mengatasi kerusakan terhadap tebing sungai, lonsor dan banjir yang melanda Sungai Batang Agam, Pemerintah Kota Payakumbuh telah merencanakan pembangunan normalisasi dan penataan Sungai Batang Agam, kegiatan ini sangat melibatkan partisipasi masyarakat dan stakeholder lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan RTH tepi sungai batang agam, 2. Mendeskripsikan pembangunan RTH Tepi Sungai Batang Agam sampai Tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus dengan mengunakan metode deskriptif kualitatif, penentuan informan mengunakan teknik purposive sampling. Untuk mencapai tujuan penelitian digunakan analisis kualitatif untuk menganalisis data primer berupa wawancara dengan informan penelitian yaitu dengan dinas terkait, tokoh adat dan masyarakat. Hasil penelitian menyatakan bahwa dengan adanya partisipasi masyarakat yang telah diawali sejak dimulai perencanaan sampai dengan Pembangunan Fisik, pembangunan normalisasi dan penataan RTH sungai batang agam dapat terlaksana dengan baik, sehingga dapat membantu pemerintah untuk menyukseskan program-program pembangunan dan dapat menambah persentase RTH di Kota Payakumbuh. Selain sebagai pengendalian banjir dan mengatasi lonsor tebing sungai, pemerintah juga mencanangkan sungai Batang Agam sebagai ruang terbuka publik dan pusat pertumbuhan ekonomi baru di Payakumbuh yang nyaman representatif dan menjadikan destinasi pariwisata di kota Payakumbuh.
ANALISIS DAMPAK PENGELOLAAN WISATA MINAT KHUSUS TERHADAP EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT NAGARI AIR BATUMBUK KABUPATEN SOLOK ., Sapardi; Martius, Endry; ., Erwin

Publisher :

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.806 KB) | DOI: 10.31955/mea.v5i1.873

Abstract

Objek Wisata minat khusus jalur pendakian gunung Talang melalui Air Batumbuk merupakan objek wisata yang masih tergolong baru beroperasi, yakni sekitar tahun 2012. Untuk tetap eksisnya objek Wisata minat khusus diperlukan tata kelola yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tata kelola objek wisata minat khusus jalur pendakian gunung Talang secara inklusif dan dampak yang ditimbulkan. Lokasi penelitian di Kecamatan gunung Talang, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan pertimbangan pengelolaan telah dilakukan secara mandiri dan terjadinya peningkatan kunjungan wisatawan secara fluktuatif dari tahun 2012-2019 akan tetapi belum adanya model pengelolaan yang akan di pakai serta bentuk dampak yang ditimbulkan dari pengelolaan objek wisata minat khusus tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan desain studi kasus yang dilengkapi dengan survei/sensus (survey within case study), sebagai alat dalam pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui informasi yang dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner terstruktur yang meliputi identitas responden, data atraksi, aksesbilitas, amenitas dan ansilari. Dan data sekunder diperoleh dari Kantor Wali nagari, Kantor Camat dan instansi terkait. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Pola data, Tabulasi dan triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengelolaan objek wisata minat khusus dari aspek atraksi, aksesibilitas, amenitas dan ancilari telah dilaksanakan dengan pendekatan inklusif. Artinya keterlibatan masyarakat (pokdarwis) sangat berperan dalam pengelolaan jalur objek wisata minat khusus. Dengan pengelolaan yang inklusif maka dampak yang dirasakan langsung oleh masyarakat diantaranya peningkatan pendampatan dari semula yang hanya bersumber dari sektor pertanian hortikultura dan Perkebunan bertambah dengan pendapatan usaha di sektor pariwisata. Disamping bertambahnya pendapatan masyarakat sekitar, juga bertambahnya lapangan pekerjaan baru disektor pariwisata diantaranya; pokdarwis, porter, pemandu wisata, jasa parkir, rental accesoris, warung makanan, tenaga medis. Sementara untuk dampak lingkungan dan sosial tidak berpengaruh negatif kepada keberadaan objek wisata, artinya dampak yang ditimbulkan tidak signifikan.