Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH MEDIA EDUKASI KARTU KUARTET TERHADAP PENGETAHUAN, EFIKASI DIRI, DISPAREUNIA PEREMPUAN MENOPAUSE Iryanti, Iryanti; Hilman, Asep Fithri; Karjatin, Atin
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol. 34 No. 2 (2024): MEDIA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jmp2k.v34i2.2023

Abstract

Health development has increased life expectancy, consequently, the population of menopausal women has increased. Menopause causes problems including dyspareunia. Limited information on dyspareunia makes women worried and afraid when entering menopause period. Education may help them understand changes in their bodies. The research aimed to analyze the effect of quartet card educational media on knowledge, self-efficacy, dyspareunia of menopausal women. This research used pre-test and post-test method with control design. The sampling technique was purposive sampling and the sample was menopausal women experiencing dyspareunia determined through NRS, not having health-related educational background, literate, not senile. The exclusion criteria were menopausal women using anti-depressants, antihistamines, sedatives, progestin or estrogen birth control pills, having hormone therapy, history of sexual abuse, injury or infection in the genital area or urinary tract, and those who met both criteria were 70 people (35 people in each group). The independent variable was quartet card educational media on menopausal dyspareunia, and the dependent variables were knowledge, self-efficacy, dyspareunia. Knowledge was measured using instruments, self-efficacy was measured using GSE, and dyspareunia scale was measured using NRS questionnaire. Quartet card game was conducted twice, two weeks apart, approximately one hour for each session. Data were analyzed using Wilcoxon and Mann-Withney test. The test results revealed that quartet card educational media on menopausal dyspareunia increases knowledge and self-efficacy and reduces menopausal dyspareunia significantly, all with p-value= 0.000 < 0.05. The use of menopausal dyspareunia quartet card can overcome dyspareunia and reduce the prevalence of stress in menopausal women.
GAMBARAN PREFERENSI, SELF EFFICACY DAN KETERPAPARAN MEDIA DENGAN POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA REMAJA Athifah, Taqiyyah; Nur, Andieni; Farah, Muthia; Aprilia, Neneng; Setawati, Shafi; Naftalia, Vanny Hanifah; Nurhilma, Zya; Agung, Fred; Mulyo, Gurid; Hilman, Asep Fithri
Jurnal Inovasi Bahan Lokal dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2025): JURNAL INOVASI BAHAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT [IN PRESS]
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jibpm.v4i1.3365

Abstract

Berdasarkan Riskesdas 2018 proporsi konsumsi sayur dan buah yang sesuai anjuran pada anak remaja usia 15-19 tahun adalah yang terendah di Jawa Barat. Penyebab rendahnya konsumsi sayur dan buah dapat disebabakan rendahnya preferensi, self efficacy dan keterpaparan media terkait konsumsi sayur dan buah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran preferensi, self efficacy dan keterpaparan media dengan konsumsi sayur dan buah pada remaja SMAN 1 Ngamprah. Penelitian inii dilaksanakan dengan desain penelitian Cross Sectional dengan jumlah sampel 40 orang, diambil dengan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data meliputi data umum, preferensi, self efficacy, keterpaparan media, serta konsumsi sayur dan buah. Data umum, preferensi, self efficacy, keterpaparan media diperoleh dengan cara menyebarluaskan angket sedangkan data konsumsi sayur dan buah diperoleh dengan wawancara dengan metode Semiquantitative Food Frequency Questionnaire. Analisis data pada pengujian ini secara deskriptif menggunakan tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah sampel yang memiliki preferensi sayur dan buah kurang 10%, self efficacy kurang baik 42.5%, keterpaparan media tidak pernah 40%, dan konsumsi sayur dan buah kurang 82.5%. Sehingga sekolah perlu meningkatkan penyuluhan terkait gizi dengan melakukan paparan informasi terkait sayur dan buah untuk meningkatkan konsumsi sayur dan buah.
MODERATE ACTIVITY EXERCISE ON BLOOD SUGAR CONTROL IN TYPE 2 DM PATIENTS Setiawan, Ridwan; Karjatin, Atin; Rizqi, Muhammad Aris; Iryanti, Iryanti; Hilman, Asep Fithri
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 17 No 2 (2025): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v17i2.2404

Abstract

Rencana Aksi Global WHO 2030 tentang aktivitas fisik bertujuan mencegah dan mengatasi penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes melitus (DM). Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan masalah kesehatan global dengan prevalensi yang terus meningkat, mencapai lebih dari 537 juta kasus pada 2021. Di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan peningkatan prevalensi DM dari 6,9% menjadi 8,5%, menegaskan perlunya intervensi efektif. Penderita diabetes dapat melakukan olahraga CRIPE (continuous, rhythmic, interval, progressive, endurance) untuk mengendalikan gula darah. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas latihan aktivitas sedang dalam pengendalian gula darah pada penderita DMT2.Metode quasi-eksperimen dengan desain pre-post test dan kelompok kontrol digunakan. Sampel terdiri dari 60 orang yang dipilih melalui multistage random sampling. Variabel meliputi kadar glukosa darah dan aktivitas fisik berupa senam diabetes yang dilakukan 3-5 hari per minggu selama 30-60 menit per hari. Hasil menunjukkan penurunan signifikan rata-rata gula darah pada kelompok intervensi, yang didominasi perempuan (93,3%) dan berusia 65-70 tahun (40,3%).Temuan ini membuktikan bahwa latihan aktivitas sedang efektif dalam mengendalikan gula darah pada penderita DMT2. Penelitian ini mendukung rekomendasi WHO untuk meningkatkan aktivitas fisik sebagai bagian dari manajemen diabetes dan pencegahan PTM.