Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Prospek Penggunaan Mikroba Antagonis sebagai agens pengendali hayati penyakit utama pada tanaman hias dan sayuran ., Hanudin; Marwoto, Budi
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 31, No 1 (2012): Maret 2012
Publisher : Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cultivation of ornamental plants and vegetables faces various problems that inhibit efforts to increase plant production. One of the most important constraints is disease incidences, i.e. wilt disease (Fusarium spp.) on carnation, damping off (Rhizoctonia spp.) on chrysanthemum, bacterial wilt (Ralstonia solanacearum) on Solanaceae, and club root (Plasmodiophora brassicae) on Barssicaceae. One of environmentally-friendly control methods is application of antagonistic microorganisms. The purpose of this paper is to inform prospects of the use of microbial antagonists as biological control agents of major diseases on ornamental plants and vegetables. Antagonistic microbes are the bacteria, fungi, actinomycetes or virus that can suppress other microbes. Antagonistic bacteria (Bacillus subtilis and Pseudomonas fluorescens), antagonistic fungi (Trichoderma harzianum, Gliocladium sp., and non-pathogenic Fusarium), actinomycetes (Streptomyces spp.), and virus (Carna-5 vaccine) are known to be effective as biological control agents. Their use as a biological control agent is proven to be  prospective since their isolation techniques, propagation and biopesticide formulation are well known by inventors in Indonesia. Nowdays, the microbes have been formulated by various research institutes as microbial pesticides and licenced to private company and commercialized widely to the domestic market. This indicates that prospect of application of antagonistic microbe is very bright to control major diseases of ornamental plants and vegetables. 
PENYAKIT KARAT PUTIH PADA KRISAN DAN UPAYA PENGENDALIANNYA ., Hanudin; Marwoto, Budi
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 31, No 2 (2012): Juni 2012
Publisher : Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit karat putih pada krisan yang disebabkan oleh Puccinia horiana P. Henn. merupakan kendala utamadalam budi daya krisan di Indonesia. Kehilangan hasil krisan oleh patogen tersebut pada varietas rentan dapatmencapai 100%. P. horiana bersifat parasit obligat dan memiliki inang terbatas. Cendawan ini menyebar dari satutanaman ke tanaman lain secara cepat dengan menggunakan basidiospora dan teliospora. Tujuan penulisan makalahini ialah memberikan informasi mengenai keberadaan penyakit karat putih pada krisan dan upaya pengendaliannya.Pengendalian P. horiana dapat dilakukan melalui: 1) penggunaan varietas toleran seperti Puma White, Tiger,Yellow West, dan Rhino, varietas introduksi yang sangat resisten, atau varietas lokal seperti kultivar PuspitaNusantara, Puspa Kania, Dwina Kencana, Dwina Pelangi, Pasopati, Paras Ratu, Wastu Kania, Ratna Wisesa, danTiara Salila, 2) perompesan daun terinfeksi yang mampu menurunkan intensitas penyakit karat sampai 44% padatahap awal, tetapi pada tahap selanjutnya menekan serangan penyakit sekitar 3–21%, 3) penyiraman pada pagihari (pukul 7.00), yang dapat menurunkan intensitas penyakit karat yang lebih baik dibandingkan dengan penyiramanpada siang atau sore hari, 4) penggunaan biopestisida berbahan aktif bakteri antagonis Bacillus subtilis BaAKCs-3,Pseudomonas fluorescens Pf-3 Sm, dan Corynebacterium-2, yang masing-masing efektif mengendalikan P. horiana38,49% dan mempertahankan hasil panen 14,58%, dan 5) penggunaan fungisida sintetis propineb atau mankozebyang dapat menurunkan intensitas penyakit karat 20–49%. Pencelupan setek pucuk krisan dalam fungisidamiklobutanil konsentrasi 100 mg/l sebelum tanam efektif mengeradikasi penyakit karat putih.