Safinatunnajah, Safinatunnajah
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Flood Assessment through Integrated-Mixed-Method in the Western Downstream Area of Citanduy River Basin, Pangandaran Regency Syafitri, Dyah Rina; Arysandi, Safira Arum; Purboyo, Alvian Aji; Fitri, Amelia; Febriani, Yenni; Tjahyanityasa, Wanda Fitri; Sari, Nila Puspita; Mar'ath, Sitti Khafifatul; Safinatunnajah, Safinatunnajah; Satyaningrum, Aghnia Candra; Rahardjo, Noorhadi; Sudrajat, Sudrajat; Mardiatno, Djati; Rachmawati, Rini
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 24, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v24i1.60691

Abstract

Recurring and intensive flooding occurs in the western downstream area of the Citanduy River Basin (including Kalipucang, Padaherang, and Mangunjaya Districts, Pangandaran Regency) and causes massive losses. Land use Changes, fluctuating weather and climate conditions, as well as countermeasures that have not been maximized, have caused losses continuously. This study aims to describe the latest representation of flood vulnerability distribution in the study area using an integrated-mixed-method, includes: 1) AHP weighting based on expert interviews; 2) land use classification by the random forest algorithm; 3) Flood Hazard Map modeling using weighted overlay; and 4) hazard maps validation and historical flood analysis. The flood vulnerability model uses indicators: rainfall, elevation, slopes, distance from the river, and land use. Geographic Information System based on application (ArcGIS) and could (GEE) are the analytical tools in this study, supported by secondary data, such as 1) Sentinel 2A for land use models, 2) DEM for elevation and slope models, 3) buffer models for river distance and 4) CHIRPS for rainfall. The flood hazard with low and very-low levels is so minimal that it is less visible on the map. While the moderate level of flood hazard class counted as 12.6 Ha, mostly located in the eastern part of the study area (Padaherang and Kalipucang sub-districts).The high-level flood hazard class occupied about 2041.17 Ha, spread over built-up land use. The Very-high hazard class is 22652.11 Ha and mostly located in villages directly adjacent to the Citanduy River.
PEMODELAN SPASIAL KERAWANAN LONGSOR MENGGUNAKAN METODE AHP DI PULAU JAWA Safinatunnajah, Safinatunnajah; Samodra, Guruh; Setiawan, Muhammad Anggri
JOURNAL ONLINE OF PHYSICS Vol. 10 No. 3 (2025): JOP (Journal Online of Physics) Vol 10 No 3
Publisher : Prodi Fisika FST UNJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jop.v10i3.43891

Abstract

Longsor di Pulau Jawa memiliki jumlah yang banyak dengan tingkat kerawanan yang berbeda. Kestabilan lereng dapat dipengaruhi oleh karakteristik topografi, hidrologi, antropogenik dan geologi yang berbeda. Sehingga perlu adanya kajian yang berfungsi untuk mengetahui jumlah longsor dan wilayah rawan longsor dengan menggunakan metode AHP. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi wilayah rawan longsor di Pulau Jawa. Penelitian kerawanan longsor dilakukan dengan cara menerapkan pendekatan heuristik dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan indeks kerawanan longsor dihitung dengan menggunakan metode weighted overlay. Hasil analisis kerawanan longsor menunjukkan bahwa Zona Vulkanik Tengah yang merupakan kawasan paling rawan, terutama di lereng gunung api aktif seperti Kabupaten Bogor bagian selatan, Bandung Barat, Garut, Wonosobo, Magelang, Boyolali, dan Malang bagian selatan. Zona Pegunungan Selatan juga tergolong rawan, dengan wilayah seperti Trenggalek, Pacitan, Gunungkidul bagian barat, dan Wonogiri. Zona Depresi Tengah menunjukkan tingkat kerawanan sedang hingga tinggi seperti Grobogan, Blora, Nganjuk, Lamongan bagian selatan, dan Bojonegoro. Sebaliknya, Zona Pegunungan Lipatan Utara seperti Indramayu, Subang, dan Gresik memiliki tingkat kerawanan yang relatif rendah.