Elly L.Sjattar
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Monitoring Nyeri dengan Kamera Termal pada Pasien Cedera Kepala dengan Terapi Es Batu di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Suhatman A.Hakim; Elly L.Sjattar; Muh.Nasrum Massi
Jurnal Kesehatan Manarang Vol 6 No 1 (2020): Juli 2020
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Mamuju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33490/jkm.v6i1.247

Abstract

Headache is the most common somatic disorder in patients after head injury (29-54%). The use of acupuncture points has been used, especially in China in treating various health problems such as headaches. This study aims to determine the effect of ice cube therapy at Feng Fu GV 16 point on decreasing pain in patients with Head Injury who have Post Traumatic Headache in RSUP DR Wahidin Sudirohusodo Makassar with thermal camera monitoring indicators and VRS. This study uses the quasy experiment method. Sampling with accidental sampling with a total sample of 30 people (15 controls and 15 experimental groups). The experimental group was given analgesic + ice therapy at GV Feng Fu 16 point while the control group was only given analgesic. Data was tested by the Independent T Test statistical test with a confidence level of 95%. All data were analyzed using the SPSS version 21.0 program (SPSS, Inc. Chicago, IL). Mean changes in VRS intervention group (1.20 ± 0.56) and control group (0.80 ± 0.56) and mean changes in facial temperature with thermal camera monitoring of the intervention group (1.48 ± 5, 09) and the control group (0.93 ± 1.71). There was no difference in changes in VRS (p: 0.061) and Face Scale (p: 0.698) between the intervention group and the control group. Giving ice cube at Feng Fu GV 16 point is not significant to reduction of pain in Head Injury patients who experience Post Traumatic Headache with VRS indicators and facial temperature with thermal camera monitoring compared to control group. By that, for practitioners in hospitals to be able to increase knowledge related to ice cube therapy at Feng Fu GV 16 point in reducing pain.
Risk Stratification Schemes dalam Mendeteksi Stroke pada Pasien Atrial Fibrillation: Risk Stratification Schemes in Detecting Stroke in Atrial Fibrillation Patients Andi Muhammad Fiqri Muslih Djaya; Elly L.Sjattar; Abdul Majid
Promotif : Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 11 No. 2: DESEMBER 2021
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (904.449 KB) | DOI: 10.56338/pjkm.v11i2.2143

Abstract

Tidak selalu memiliki tingkat stroke 'risiko rendah'. Sementara itu, skor CHA2DS2-VASc = 0 dengan jelas mengidentifikasi pasien 'berisiko rendah'. Kesimpulan Penggunaan skor CHA2DS2-VASc secara signifikan meningkatkan klasifikasi AF Atrial fibrillation (AF) merupakan salah satu gangguan irama jantung (aritmia). AF memainkan peran utama dalam meningkatkan morbiditas penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular. Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), AF erat kaitannya dengan penyakit kardiovaskular lainnya seperti hipertensi, gagal jantung, penyakit jantung koroner (PJK), hipertiroid, diabetes mellitus, obesitas, penyakit jantung bawaan seperti atrial septal defect, kardiomiopati, penyakit ginjal kronis. (CKD), dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi skema stratifikasi risiko kontemporer: CHADS2 dan CHA2DS2-VASc. Desain penelitian ini adalah studi kepustakaan. Basis data yang digunakan untuk mencari artikel antara lain Wiley Online Library, PubMed, dan Gray Literature. Pertanyaan penelitian disusun menggunakan metode PIRD dan pencarian kata kunci didasarkan pada database pada Persyaratan MESH. Studi kami mengidentifikasi dua instrumen ini: Skor CHA2DS2-VASc dapat meningkatkan stratifikasi risiko stroke. A CHADS2 = 0 skor pasien dengan risiko stroke rendah dan sedang, dibandingkan dengan skor CHADS2 yang umum digunakan. Pada pasien ACS yang diobati dengan clopidogrel setelah PCI, skor CHADS2 dan CHA2DS2-VASc yang tinggi berkorelasi dengan HPR dan skor yang lebih rendah berkorelasi dengan OPR, secara langsung berkaitan dengan kejadian POAF setelah operasi katup dan skor yang lebih tinggi sangat memprediksi POAF.