Perusahaan harus mampu merencanakan strategi bisnis untuk menghadapi persaingan bisnis yang semakin meningkat. Melalui perkembangan teknologi yang semakit pesat, industri manufaktur dengan skala besar terus mengalami trasformasi. Di era yang terus didorong oleh digitalisasi dan konektivitas, penerapan teknologi informasi yang efektif menjadi salah satu kunci kuat peningkatan inovasi di industri manufaktur. Salah satu perusahaan yang telah menerapkan salah satu IT Master Plan yaitu strategi robotisasi adalah PT. Chitose Internasional Tbk. Proses penambahan robotisasi mesin dilakukan pada proses pengelasan produk di konstruksi welding. Robotisasi mesin ini dilakukan untuk menggantikan mesin CO2 welder manual dengan mesin panasonic robot welder. Pada project penambahan mesin ini belum dilakukan perhitungan nilai efektivitas untuk kedua mesin yang digunakan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai efektivitas kedua mesin tersebut dengan menggunakan perhitungan OEE sehingga hasil penelitian ini selanjutnya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk proses penambahan mesin robotik pada proses pengelasan produk. Overall Equipment Efectiveness atau OEE yang merupakan suatu perhitungan untuk mengukur suatu efektivitas agar suatu peralatan dalam kondisi yang optimal. Berdasarkan perhitungan nilai efektivitas mesin dengan menggunakan OEE, diperoleh hasil untuk nilai efektivitas mesin CO2 welder manual ialah 66,40%, dengan nilai availability rate 84,33%, performance rate 78,83%, dan quality rate 99,50%. Sedangkan pada mesin panasonic robot welder nilai efektivitas sebesar 72,85%, dengan availability rate 80%, performance rate 91,17% dan quality rate 99,83%. Lalu berdasarkan hasil perhitungan six big losses dan analisis dengan menggunakan diagram fishbone maka, diperoleh hasil beberapa faktor yang mempengaruhi pengoptimalan penggunaan mesin panasonic robot welder ialah man, material, machine, dan environment.