Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Menggagas Komunikasi Musikal dalam Pertunjukan Gamelan ., Santosa
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 5, No 2 (2008)
Publisher : Jurnal Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.182 KB)

Abstract

Abstract:In this paper I attempt to argue that gamelan performances are not just musical phenomena in which audiences can enjoy the aesthetic of the performances but at the same time they are modes of communication.Using a specific mode audiences can extract messages to conduct musical communication. In eliciting the messages audiences use the “connotative complex” mode where they can get message(s) among other varieties of possible messages.
Genetic Relatedness among Duku, Kokosan, and Pisitan in Indonesia Based on Random Amplified Polymorphic DNA Markers Hanum, Laila; Kasiamdari, Rina Sri; ., Santosa; ., Rugayah
Indonesian Journal of Biotechnology Vol 17, No 2 (2012)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.302 KB)

Abstract

Genetic relatedness among duku, kokosan, and pisitan from Indonesia were investigated using random amplified polymorphic DNA (RAPD) markers. Eleven primers (OPA-01, OPA-02, OPA-10, OPB-07, OPB-11, OPB-12, OPB-15, OPT-16, OPU-14, OPU-19, and OPU-20) were used for amplification and yielded a total of 174 DNA bands, of which 167 were polymorphic. Primer OPA-10, OPB-11, OPB-12, OPB-15, and OPU-19 produced all of the polymorphic DNA bands. The size of the amplified DNA fragments ranged from 41-1546 bp. The dendrogram separated into two clusters at a genetic similarity coefficient of 0.76. The cluster 1 consisted of subclusters duku and several pisitan (pisitan OKI, pisitan Sleman, pisitan Hatu, pisitan Punggur, and pisitan Tanjung), and cluster 2 consisted of subclusters kokosan and pisitan. In the kokosan subclusters, including duku Drendan. Dendrogram supported the determination of taxonomic status of duku, kokosan, and pisitan as one species, namely Lansium domesticum Corr. and its divided into two groups, namely L. domesticum ’duku group’ and L. domesticum ’pisitan-kokosan group’. Thus, RAPD analysis was useful tool for determining the genetic variation and the genetics relatedness among duku, kokosan, and pisitan in Indonesia.Key words: duku, kokosan, pisitan/langsat, genetic relatedness, RAPD
The Phylogenetic Relationship Among Varieties of Lansium domesticum Correa Based on ITS rDNA Sequences Hanum, Laila; Kasiamdari, Rina Sri; ., Santosa; ., Rugayah
Indonesian Journal of Biotechnology Vol 18, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.799 KB)

Abstract

Lansium domesticum Corr. with vernacular name in Indonesian duku has been reported containingtherapeutic bioactive compounds, and some of these compounds shown to be potent antitumor, anticancer,antimalaria, antimelanogenesis, antibacteria, and antimutagenic activities. This plant is commonly known asduku, kokosan and langsat by the local community in Indonesia. The morphological appearance of all varieties isnearly the same, and identifi cation of the varieties is very diffi cult for growers. Variation of DNA sequences ofthe ITS (Internal transcribed spacer) region can be used as a molecular character to determine the phylogeneticrelationship of different varieties of L. domesticum. The aims of this study were to determine taxonomy status ofduku, kokosan, and langsat, also phylogenetic relationship among varieties of L. domesticum based on ITS rDNAsequencing. DNA was isolated from leaves of plant and then amplifi ed using F1 and R1 primers. Nucleotidesequences were identifi ed using Sequence Scanner Software Programm version 1.0, nucleotide sequences from18S, ITS1, 5.8S, ITS2 and 26S region, that has been mergered using EditSeq and SegMan in software Suite forSequence Analysis DNASTAR Lasergene DM version 3.0.25. The results of study showed that DNA fragmentsranging in size from 782-810 bp. Different pattern of DNA fragments indicated polymorphism among duku,kokosan, and langsat. Based on the results of the ITS rDNA sequencing and phylogenetic tree analysis. Itwas determined that Lansium and Aglaia are a separated genus with the similarity index value of 0.98. Duku,kokosan and langsat were divided into two cluster, namely cluster kokosan-langsat and cluster duku with thesimilarity index value of 0.996.Keywords : Phylogenetic relationship, ITS region, L. domesticum, duku, kokosan, langsat
Menggagas Komunikasi Musikal dalam Pertunjukan Gamelan ., Santosa
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol 5, No 2 (2008)
Publisher : FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.182 KB) | DOI: 10.24002/jik.v5i2.212

Abstract

Abstract:In this paper I attempt to argue that gamelan performances are not just musical phenomena in which audiences can enjoy the aesthetic of the performances but at the same time they are modes of communication.Using a specific mode audiences can extract messages to conduct musical communication. In eliciting the messages audiences use the “connotative complex” mode where they can get message(s) among other varieties of possible messages.
Menggagas Komunikasi Musikal dalam Pertunjukan Gamelan Santosa .
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol. 5 No. 2 (2008)
Publisher : FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.182 KB) | DOI: 10.24002/jik.v5i2.212

Abstract

Abstract:In this paper I attempt to argue that gamelan performances are not just musical phenomena in which audiences can enjoy the aesthetic of the performances but at the same time they are modes of communication.Using a specific mode audiences can extract messages to conduct musical communication. In eliciting the messages audiences use the “connotative complex” mode where they can get message(s) among other varieties of possible messages.
PENERAPAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR UNTUK MENGKLASIFIKASIKAN KUALITAS BIJI PALA BERDASARKAN FITUR BENTUK DAN TEKSTUR La Lengo, Arni; Ibrahim, Adelina; ., Santosa; Hamid, Mustamin
IJIS - Indonesian Journal On Information System Vol 9, No 1 (2024): APRIL
Publisher : POLITEKNIK SAINS DAN TEKNOLOGI WIRATAMA MALUKU UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36549/ijis.v9i1.316

Abstract

Tanaman pala asli Indonesia ini telah lama digunakan sebagai rempah-rempah dan merupakan sumber minyak atsiri yang penting dan dibutuhkan dalam berbagai industri, antara lain makanan, obat-obatan, parfum, kosmetik, dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi atau mengklasifikasikan kualitas biji pala berdasarkan bentuk dan tekstur dengan teknologi pengolahan citra digital yang menggunakan metode K- Nearest Neighbor (K-NN). Hasil uji coba menunjukan metode K- Nearest Neighbor mampu melakukan klasifikasi kualitas biji pala dengan baik. Pada proses training menggunakan sebanyak 180 data dan pada proses testing menggunakan  sebanyak 60 citra. Masing-masing biji pala menggunakan 20 testing data dan diperoleh nilai akurasi pala keriput 90%, pala mulus 90%, dan pala pecah 100%, Sehingga keberhasilan dari sistem pendeteksian kualitas biji pala menggunakan metode K-Nearest Neighbor sebesar 93,33%. Pengklasifikasian mutu benih pala dan merekomendasikan mutu terbaik untuk diekspor dapat dilakukan berdasarkan nilai keberhasilan sistem ini.Kata Kunci: klasifikasi, biji pala, keriput, mulus, pecah, K-Nearest Neighbor (K-NN)
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR MENGGUNAKAN ARDUINO UNO CH340: UniversitasMuhammadiyah Maluku Utara Sabrina, Nur; ., Santosa; Hamza, Sahriar
DINTEK Vol. 17 No. 01 (2024): Volume 17 No.1, Maret 2024
Publisher : Fakultas Teknik UMMU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting untuk manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat suatu sistem untuk memantau kualitas air, agar dapat diketahui apakah aliran air memiliki kadar yang sama atau tidak dan apakah air tersebut keruh atau tidak, sehingga dapat di simpulkan jika air tersebut layak untuk digunakan.Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2023. Jumlah sampel yaitu 4 air yang berbeda dan menggunakan alat Mikrokontroler Arduino Uno CH340. Hasil penelitian diperoleh pada keempat sampel air tersebut dengan nilai pH dan turbidity yang di baca oleh sensor yaitu pada air PDAM nilai pH 11.21, air danau pH 10.82, air sumur pH11.33 dan nilai pH pada air keruh 11.21 dengan status yang tetap basa, sehingga dapat di simpulkan bahwa sensor pH yang digunakan belum 100% akurat. Nilai pH yang "normal" atau "sehat" dapat bervariasi tergantung pada keperluan dan tujuan penggunaannya. Dalam implementasinya sensor pH E-201C-Blue Grove belum dapat mendeteksi nilai suatu larutan air secara 100%, sedangkan sensor turbidity sudah dengan baik mendeteksi suatu kekeruhan pada air, , menggunakan sensor pH air yang lebih bagus kualitasnya agar data yang diperoleh dapat lebih akurat. Sedangkan sensor turbidity sendiri sudah sangat baik dan akurat.
RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING PENYIRAMAN TANAMAN CABAI BERBASIS IOT MENGGUNAKAN ESP32 DAN BLYNK PADA KEBUN CABAI KELURAHAN KALUMPANG: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik UniversitasMuhammadiyah Maluku Utara Aziz, Jiljian Abdul; ., Santosa; Hamid, Mustamin
DINTEK Vol. 17 No. 01 (2024): Volume 17 No.1, Maret 2024
Publisher : Fakultas Teknik UMMU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia tanaman cabai merupakan tanaman yang banyak diminati para petani. Tanaman cabai memiliki nilai ekonomi yang besar karena permintaan cabai di Indonesia sangat tinggi. Tingkat produksi tanaman cabai di Indonesia sangat rendah, produksi rata-rata 6,7 ton per hektar. Salah satu faktor penyebab rendahnya produksi cabai adalah cuaca yang mempengaruhi tanah. Dengan perkembangan teknologi saat ini, kelembaban tanah dapat dikontrol dengan penggunaan penyiraman yang dilakukan secara otomatis atau sering disebut Internet of Things (IoT). Internet of Things (IoT) memungkinkan semua objek untuk berkomunikasi satu sama lain melalui Internet. Keberadaan IoT dapat mengubah operasi pertanian, khususnya sistem penyiraman tanaman cabai tanpa harus berada di tempat pemasangan alat. sehingga ini menjadi Solusi untuk membuat tanah tetap lembab. Alat penyiraman tanaman cabai berbasis IoT ini menggunakan NodeMCU ESP32 yang dikontrol dengan blynk memiliki fungsi memberikan infromasi serta notifikasi terkait status tanah. Alat penyiraman bekerja dimulai dari sensor soil moisture mendeteksi kelembapan tanah berdasarkan nilai analog sensor yaitu apabila nilai analog semakin tinggi maka tanah semakin kering dan jika nilai analog semakin rendah maka tanah semakin basah. 3. Disaat sensor soil mendeteksi tanah kering maka secara otomatis relay berstatus on dan menyalakan pompa untuk menyiram tanaman, apabila tanah sudah basah relay akan kembali berstatus off dan pompa secara otomatis akan mati. Sistem yang dibuat dapat membantu mempermudah petani dalam melakukan proses penyiraman tanaman cabai tanpa harus menguras waktu dan tenaga.
Pengembangan Sistem Informasi Destinasi Wisata Dikota Ternate Berbasis Website Menggunakan Metode Agilee: Prodi Teknik Informatika,Universitas Muhammadiyah Maluku Utara DjohaR, Anggreni; noh, junaidi; ., Santosa
DINTEK Vol. 17 No. 2 (2024): Volume 17 No.2, September 2024
Publisher : Fakultas Teknik UMMU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pariwisata adalah perjalanan berbagai tempat wisata seperti tempat bersejarah, pantai, gunung yang dilakukan secara berkeliling baik terencana maupun tidak terencana untuk dapat menghasilkan pengalaman bagi pelakunya. Maluku utara tepatnya Kota Ternate merupakan salah satu daerah yang memiliki beragam tempat wisata yang menarik dan banyak dikunjugi oleh wisatawan. Karna itu dikembangkang web/aplikasi menggunakan QR-Code sebagai jembatannya, QR-code dinilai lebih praktis dibanding barcode karena mampu menyimpan lebih banyak data. Kemudian dibantu dengan metode agile, Hasil dari pengembangan ini diuji menggunakan usability system dengan kuesioner, Yang jumlah pertayaanya sebanyak 10 petanyaan dan diberikan kepada 20 responden. Adapun hasilnya, 69,64% respoden menyatakan bahwa sistem pengembangan sistem informasi destinasi wisata kota ternate berbasis website, cukup mudah digunakan, cukup mudah dipahami dan bermanfaat bagi wisatawan. Maka penulis merancang dan membuat PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DESTINASI WISATA DIKOTA TERNATE BERBASIS WEBSITE MENGGUNAKAN METODE AGILEE. We/aplikasi ini bisa membantu wisatawan local maupun interlocal untuk menjelajahi pilihan wisata apa saja yang ada dikota Ternate.
Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Penyebaran Balita Stunting Berbasis Web di Kota Ternate: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik UniversitasMuhammadiyah Maluku Utara,Ternate Sumampouw, M. Jeiner; Suratin, M. Dzikrullah; ., Santosa
DINTEK Vol. 18 No. 01 (2025): Volume 18 No.1, Maret 2025
Publisher : Fakultas Teknik UMMU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting merupakan terganggunya pertumbuhan pada anak dan balita yang diakibatkan oleh kekurangan asupan gizi, sehingga tinggi badan anak terhambat dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Saat ini penderita stunting di Kota Ternate bisa dikatakan cukup rawan. Sehingga dibutuhkan penanganan dan perhatian intensif secara cepat dan tepat. Dalam pemetaan wilayah penderita penyakit stunting di Kota Ternate masih manual sehingga dalam proses pencarian wilayah penderita penyakit stunting di Kota Ternate menjadi lama serta cenderung menimbulkan permasalahan. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk membuat sebuah Sistem Informasi Geografis untuk penyebaran balita stunting di Kota Ternate.Tujuan dari sistem ini adalah untuk memberikan kemudahan dan membantu pihak Kota Ternatekhususnya Dinas Kesehatan dan puskesmas-puskesmas yang mengelola data tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan sistem ini adalah analisis kebutuhan sistem, perancangan sistem, pembuatan sistem, serta dilakukan pengujian sistem. Metode yang di gunakan adalah metode Waterfall, dan data yang di ambil terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan dan alamat.