This Author published in this journals
All Journal Jurnal MIPA
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Estimasi Densitas Tangkasi (Tarsius tarsier) di Luar Kawasan Hutan Hujan Tropis Dataran Rendah Sulawesi Utara Berdasarkan Sampling Duet Call Polii, Indra; ., Saroyo; Wahyudi, Lalu; Kolondam, Beivy J.
Jurnal MIPA Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.5.1.2016.11190

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang densitas tangkasi (Tarsius tarsier) di luar kawasan hutan tropis dataran rendah Sulawesi Utara berdasarkan sampling duet call dengan tujuan untuk membandingkan densitasnya pada beberapa tipe habitat. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Batuputih untuk habitat pertanian, mangrove, dan semak; serta Gunung Klabat untuk habitat hutan dataran tinggi. Waktu penelitian dari bulan Mei sampai Juli 2013. Metode penelitian didasarkan pada sampling berdasarkan duet call dengan plot berbentuk lingkaran. Hasil penelitian menunjukkan densitas tangkasi ialah: 2,94 ekor/ha pada hutan dataran tinggi; 1,60 ekor/ha pada areal pertanian; 7,66 ekor/ha pada mangrove; dan 8,17 ekor/ha pada semak.A research about density of tangkasi (Tarsius tarsier) at the outside of lowland forest habitat in North Sulawesi has conducted to compare their density at several habitats based on the duet call. Research was done in Batuputih for farming area, mangrove, and shrub habitats and in Klabat Mountain for highland forest habitat. Time of research was May to July 2013. Method used was based on duet call sampling with circle plots. Results of this research were: density of tangkasi was 2.94 individuals/ha at highland forest, 1.60 individuals/ha at farming area, 7.66 individuals/ha at mangrove; and 8.17 individuals/ha at shrub.
Pola Aktivitas Harian Tangkasi (Tarsius spectrum) Di Taman Marga Satwa Naemundung Kota Bitung Manori, Orpa Smarce Fransina; de Queljoe, Edwin; ., Saroyo; Siahaan, Parluhutan
Jurnal MIPA Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.3.2.2014.5988

Abstract

Tangkasi (Tarsius spectrum) adalah primata primitif dari Famili Tarsidae dan merupakan primata endemik di Sulawesi. Tangkasi memiliki tubuh kecil, mempunyai mata bulat besar, dapat melompat dan dapat membalik 180˚. Karena keunikan yang dimiliki hewan ini menjadikannya disukai banyak orang sehingga diburu, diperdagangkan secara illegal dan dijadikan sebagai hewan peliharaan. Padahal tangkasi (T. spectrum) dilindungi, termasuk kategori rentan (Vulnerable) dan tercantum dalam CITES Appendix II. Tangkasi yang telah dikandangkan akan mengalami  perubahan perilaku dibanding yang ada di alam. Penelitian aktivitas harian tangkasi yang ada di dalam kandang belum pernah dilakukan di Sulawesi Utara, oleh karena itu, maka penelitian ini perlu dilakukan. Penelitian yang menganalisis aktivitas harian dan tingkah laku tangkasi (T. spectrum) di dalam kandang khususnya dilihat dari aktivitas makan, mencari makan, beristirahat, berpindah, dan aktivitas sosial. Metode pengambilan data secara Instantaneous sampling. Hasil pengamatan terhadap pola aktivitas harian di kandang yaitu : makan (1,5%), mencari makan (8,5%), berpindah (26,8%), instirahat (57,5%), dan sosial (5,5%). Aktivitas tertinggi adalah istirahat, diikuti dengan aktivitas berpindah, kemudian mencari makan, sosial dan yang terendah adalah aktivitas makan.Tangkasi (Tarsius spectrum) is a primitive primate from Family Tarsidae and a  endemic primate in Sulawesi. Tangkasi have a small body, and ayeball, they can jump and their can head flipped until 180˚. Tangkasi already caged will experience a change in behavior campared to the wild. Many  people hunt, trade illegally and use it as pet because of the uniqueness of this species.  Even though tangkasi (T. spectrum) is protected, included in vulnerable category and listed in CITES Appendix II. Research on daily activity of tangkasi in the cage has never been done in North Sulawesi, therefore, this research needs to be done. Studies analyzing daily activities and behavior tangkasi (T. spectrum) in the cage in terms of the activity of eating, foraging, resting, moving, and social activities. Data were collected by using Instantaneous sampling method. The observation of the daily activity patterns in the cage namely: eating (1.5%), foraging (8.5%), moving (26.8%), resting (57.5%), and social (5.5%) . The highest activity is resting, followed by moving activity, foraging, social and respectively the lowest is feeding activity.
Inventarisasi Jenis Pohon Pada Cagar Alam Gunung Ambang, Sulawesi Utara Embo, Akbar Arafah; Koneri, Roni; ., Saroyo; Papu, Adelfia
Jurnal MIPA Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.4.2.2015.8528

Abstract

Pohon sebagai penyusun utama kawasan hutan berperan penting dalam pengaturan tata air, cadangan plasma nutfah, penyangga kehidupan, sumber daya pembangunan dan sumber devisa Negara. Peranan pohon-pohon dalam komunitas hutan semakin sulit dipertahankan mengingat tekanan masyarakat terhadap kelompok tumbuhan dari waktu ke waktu terus meningkat.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji jenis-jenis pohon yang berada di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang, Sulawesi Utara. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode garis berpetak yang merupakan modifiksi dari metode petak atau plot ganda dan metode jalur. Tipe habitat yang dijadikan titik pengambilan sampel adalah hutan primer dan hutan sekunder. Hasil pengamatan diperoleh sebanyak 38 jenis pohon penyusun hutan di Gunung Ambang yang termasuk dalam 22 suku. Pada hutan primer disusun oleh 37 jenis dan 22 suku, sedangkan pada hutan sekunder terdiri dari 28 jenis yang termasuk dalam 18 suku. Jenis pohon yang mendominasi setiap lokasi penelitian yaitu suku Magnoliaceae dan Arecaceae.Tree as the main constituent of forests play an important role in water regulation, germplasm reserves, life support, development resources and the country's foreign exchange resources. The role of trees in the forest communities are difficult to be sustained because the people pressure increase on the trees day by day. This study aims to assess the types of trees that are in the nature reserve area of ​​Gunung Ambang, North Sulawesi. The method used is the line transect plots that is modified  from the plot method or a double plot and track method. The type of habitat that is used as the starting sampling point is the  primary forests and secondary forests. Result of observations showed that Gunung Ambang is composed by 38 species of plant in 22 family. In the primary forest composed by 37 species and 22 Family, whereas in secondary forest consists of 28 species in 18 family. Types of trees that dominate each research location are Family Magnoliaceae and  Family Arecaceae.