Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Peranan perceived service quality dan perceived waiting time dalam meningkatkan kepuasan pasien dan intensi berkunjung kembali di rumah sakit umum daerah Wulandari, Dhea Asih; Keni, Keni
Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan Vol 8 No 1 (2024): Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmbk.v8i1.28419

Abstract

This study aims to analyze the role of perceived service quality and perceived waiting time in increasing patient satisfaction and return visit intentions at regional general hospitals. This type of research is descriptive with a cross-sectional approach. The total sample for this study was 184 outpatients at the regional general hospital. Based on the research results, it was found that perceptions of service quality had a positive and significant effect on patient satisfaction. Perceived waiting time has a positive and significant effect on patient satisfaction. Perceived service quality can predict return visit intensity positively and significantly. Perceived waiting time has a positive and significant effect on the intensity of return visits. Patient satisfaction has a positive and significant effect on the intensity of return visits. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peranan perceived service quality dan perceived waiting time dalam meningkatkan kepuasan pasien dan intensi berkunjung kembali di rumah sakit umum daerah. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Total sampel penelitian ini adalah 184 pasien rawat jalan di rumah sakit umum daerah. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa perceived service quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pasien. Perceived waiting time berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pasien. Perceived service quality dapat memprediksi intensi berkunjung kembali secara positif dan signifikan. Perceived waiting time berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berkunjung kembali. Kepuasan pasien berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berkunjung ulang.
UNRAVELING THE ENIGMA OF APPROACH TO DIAGNOSIS AND MANAGEMENT OF PSYCHOGENIC NON-EPILEPTIC SEIZURES : LITERATURE REVIEW Wulandari, Dhea Asih; Sari, Riri Gusnita
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i1.25910

Abstract

Kejang Non-Epileptik Psikogenik (PNES) memadukan aspek neurobiologis dan psikologis, sehingga menimbulkan tantangan diagnostik dan pengobatan. Meskipun sering terjadi, penelitian masih kurang sehingga menyebabkan kesalahan diagnosis dan perawatan yang tidak memadai. Studi ini melakukan tinjauan literatur menyeluruh, memeriksa artikel, uji coba, dan meta-analisis dari 20 tahun terakhir mengenai penyebab, diagnosis, dan pengobatan PNES dari database seperti PubMed dan PsycINFO. Hal ini menekankan perlunya pendekatan multidisiplin, menggabungkan penilaian neurologis dan psikologis. Stres dan trauma sangat penting dalam perkembangan PNES, sehingga menyarankan psikoterapi dan, bila diperlukan, pengobatan. Tinjauan tersebut menunjukkan tidak adanya standar diagnostik dan pengobatan yang seragam, sehingga menyoroti perlunya penelitian lebih lanjut. Ini menganjurkan tim multidisiplin dan perawatan yang berpusat pada pasien untuk meningkatkan hasil. Pekerjaan di masa depan harus fokus pada pembuatan pedoman manajemen PNES yang terstandarisasi, mempromosikan perawatan komprehensif yang memenuhi kebutuhan spesifik pasien.
PENINGKATAN PENGETAHUAN MENGENAI STUNTING DI DESA TALAGA, PUSKESMAS CIKUPA Atzmardina, Zita; Bramasta, Arya Adi; Wulandari, Dhea Asih; Grace, Jennifer; Charity Kamalo, Angelica Joanna
Jurnal Serina Abdimas Vol 2 No 3 (2024): Jurnal Serina Abdimas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jsa.v2i3.32201

Abstract

Stunting is defined as a condition of failure to thrive in children aged less than five years, usually called toddlers, due to chronic malnutrition and recurrent infections, especially during the First 1000 Days of Life (HPK). Data on toddlers in Banten province shows that 3.5% are severely underweight and 14.2% are underweight. This data is higher than the national data, which recorded 3% who were severely underweight and 12.9% who were underweight. The number of stunting cases in the Cikupa Community Health Center working area in 2022 was 116 cases and in 2023 there were 127 stunting cases with the highest cases being in Talaga Village, namely an increase of 17 cases. The aim of this activity is to increase knowledge about stunting so that it can reduce the number of cases. To identify problems, the Blum Paradigm and Fishbone Diagram are used to determine the root cause of the problem. The results of identifying problems using the Blum Paradigm revealed lifestyle factors that play a role in the high number of tuberculosis cases. The results of the activity showed that 91% of participants scored >70 points on the post-test and 5 participants who were called randomly were able to practice good and correct hand hygiene and use a balanced nutritional food menu according to the contents of my plate. Based on the intervention we carried out, it can be stated that our intervention was successful so it is hoped that it can reduce stunting cases in the Cikupa Community Health Center working area. ABSTRAK Stunting didefinisikan sebagai suatu kondisi gagal tumbuh pada anak yang berusia kurang dari lima tahun yang biasa disebut Balita dikarenakan kekurangan gizi kronis serta akibat infeksi berulang terutama pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Data Balita di provinsi Banten terdapat 3,5 % yang mengalami severely underweight dan 14,2 % yang mengalami underweight. Data tersebut lebih tinggi dari nasional yang mencatat ada 3 % yang mengalami severely underllweight dan 12,9 % yang mengalami underweight. Jumlah kasus stunting pada wilayah kerja Puskesmas Cikupa tahun 2022 adalah 116 kasus dan pada tahun 2023 adalah 127 kasus stunting dengan kasus tertinggi berada di Desa Talaga yaitu terjadi peningkatan sebanyak 17 kasus. Tujuan dilakukan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan mengenai stunting sehingga dapat menurunkan jumlah kasus. Untuk identifikasi masalah digunakan Paradigma Blum dan Diagram fishbone untuk menentukan akar penyebab masalah. Hasil identifikasi masalah dengan Paradigma Blum didapatkan faktor lifestyle yang berperan pada tingginya kasus tuberkulosis. Hasil kegiatan didapatkan 91% peserta mendapatkan nilai >70 poin pada post-test dan 5 peserta yang dipanggil secara acak dapat mempraktikkan Hand Hygiene yang baik dan benar serta menggunakan menu makanan gizi seimbang sesuai Isi Piringku. Berdasarkan intervensi yang kami lakukan dapat dinyatakan intervensi kami berhasil sehingga diharapkan dapat menurunkan kasus stunting di wilayah kerja Puskesmas Cikupa