Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

KUNJUNGAN KASUS DIABETES MELLITUS, HIPERTENSI, DAN HIPERKOLESTEOLEMIA PADA NY. WN DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA Regina, Sylvia; Atzmardina, Zita
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 2 (2024): AGUSTUS 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i2.25484

Abstract

Diabetes melitus adalah kondisi tingginya kadar glukosa dalam darah. Hiperkolesterolemia merupakan kadar kolesterol yang tinggi dalam darah dan hipertensi adalah tekanan darah yang tinggi dan menetap. Ketiganya merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke. Pada tahun 2018, prevalensi diabetes mellitus, hiperkolesterolemia, dan hipertensi di Indonesia adalah 8,5%, 28,8%, dan 34,1%.  Berdasarkan data Puskesmas Cikupa dari Januari 2023 sampai Juni 2023 terdapat sebanyak 367 kasus diabetes mellitus, 140 kasus hiperkolesterolemia, dan 415 kasus hipertensi. Ny. WN adalah seorang pasien Puskesmas Cikupa yang berusia 51 tahun dengan keluhan kedua telapak kaki terasa kebas sejak 1 bulan yang lalu dan membawa hasil pemeriksaan kadar glukosa darah 300 mg/dL dan kolesterol total 310 mg/dL. Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah pasien 150/90 mmHg. Kunjungan kedokteran keluarga dilakukan dengan pendekatan paradigma Mandala of Health, diharapkan kadar glukosa darah, kolesterol dan tekanan darah Ny. WN dapat terkontrol sehingga mencegah terjadinya komplikasi. Pada saat dilakukan kunjungan ditemukan bahwa faktor yang menyebabkan kondisi pasien adalah ketidakteraturan mengonsumsi obat, kontrol ke puskesmas, sering mengonsumsi gorengan dan ikan asin, jarang mengonsumsi sayur dan buah, tidak pernah berolahraga, dan pengetahuan tentang penyakit yang kurang. Setelah dilakukan intervensi secara holistik dan komprehensif, pasien teratur minum obat dan kontrol ke puskesmas,  memahami pentingnya menerapkan pola makan sehat, rutin olahraga dan maanfaatnya untuk kesehatan, memahami tentang penyakitnya, juga terjadi perbaikan untuk keluhan pasien dan turunnya kadar glukosa darah, kolesterol, serta tekanan darah. Diharapkan kadar glukosa darah, kolesterol dan tekanan darah dapat dipertahankan dengan mengikuti semua intervensi yang diberikan sehingga kualitas hidup Ny.WN lebih baik.
Diagnosis Komunitas dalam Upaya Penurunan Kasus Stunting di Desa Sukaharja, Wilayah Kerja Puskesmas Sindang Jaya Ahmad, Barii Ikraam Majiid; Atzmardina, Zita
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 3 (2025): Volume 7 Nomor 3 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i3.18307

Abstract

ABSTRACT Stunting is a serious health problem that affects the growth and development of children, especially in areas with limited access to balanced nutrition. This study aims to conduct a community diagnosis to reduce stunting cases in Sukaharja Village, the working area of Sindang Jaya Community Health Centre, Tangerang District, Banten Province. Through a qualitative approach, this study identified locations with increasing cases of stunting and the problems that cause it. Two interventions were conducted: counselling on stunting and prevention efforts using the ‘ABCDE’ method, and training on how to prepare a balanced nutrition menu. The results of the interventions showed an increase in participants' knowledge, with 88.9% having an increase in post-test scores and 97.22% scoring above 70. In addition, 36 demonstration participants successfully performed the practices. These findings emphasise the importance of community-based approaches in increasing community awareness and knowledge on stunting prevention, as well as the need for effective nutrition interventions to support optimal child growth. Keywords: Stunting, Balanced Nutrition, Community Diagnosis   ABSTRAK Stunting ialah sebuah masalah kesehatan serius yang memiliki dampak pada tumbuh dan kembangnya anak, khusunya di daerah dengan akses terbatas terhadap gizi seimbang. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan diagnosis komunitas guna menurunkan kasus stunting di Desa Sukaharja, wilayah kerja Puskesmas Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Melalui pendekatan kualitatif, kegiatan ini mengidentifikasi lokasi dengan peningkatan kasus stunting dan masalah-masalah yang menyebabkannya. Dua intervensi dilakukan: penyuluhan mengenai stunting dan upaya pencegahan dengan metode “ABCDE,” serta pelatihan penyusunan menu gizi seimbang. Hasil intervensi menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta, di mana 88,9% mengalami kenaikan nilai post-test dan 97,22% memperoleh nilai di atas 70. Selain itu, 36 peserta demonstrasi berhasil melakukan praktik dengan baik. Temuan ini menegaskan pentingnya pendekatan berbasis komunitas dalam peningkatan kesadaran serta wawasan masyarakat mengenai pencegahan stunting, serta kebutuhan akan intervensi gizi yang efektif untuk mendukung pertumbuhan anak yang optimal.  Kata Kunci: Stunting, Gizi Seimbang, Diagnosis Komunitas
LAPORAN KASUS PENATALAKSANAAN MULTIPLE CHRONIC CONDITIONS MENCAKUP LOW BACK PAIN, DISLIPIDEMIA, UNDERWEIGHT DAN DISPEPSIA DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA Sugiarto, Decven Angela; Atzmardina, Zita
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.40611

Abstract

Dalam masyarakat, kondisi multiple chronic conditions (MCC) menjadi sangat umum, terutama di kalangan lansia dan paruh baya. Penanganan MCC membutuhkan peran keluarga selain profesional kesehatan dan pengobatan farmakologis. Dalam kasus ini, seorang wanita berusia 77 tahun yang mengalami berbagai kondisi kronis, termasuk nyeri punggung bawah, dislipidemia, berat badan kurang, dan dispepsia, yang diobati melalui terapi kedokteran keluarga. Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk menunjukkan betapa pentingnya peran keluarga dalam mengelola pasien dengan MCC. Namun, keluarga pasien memiliki faktor risiko yang berasal dari golongan sosiodemografis menengah kebawah, sehingga tenaga kesehatan profesional harus berperan aktif. Selain itu, MCC meningkatkan kemungkinan mengalami kecacatan dan mengurangi kualitas hidup lansia. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, pengawasan dan tindakan lanjutan dari tenaga kesehatan sangat penting. Setelah penatalaksanaan secara kontinu selama 1 bulan, pasien mengalami perbaikan klinis dan juga merasakan support dari keluarga yang kemudian meningkatkan rasa “sehat”-nya.  Pemeriksaan kolesterol total didapatkan 183 mg/dL. Coping score pasien dan keluarga setelah intervensi adalah 4, yaitu  mengetahui masalah, solusi, sebagian sudah dilakukan namun masih memerlukan pendampingan. Karena itu pendampingan pasien harus terus dilakukan supaya dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
Pengetahuan mengenai anestesi dan peran dokter spesialis anestesi pada mahasiswa psikologi Universitas Tarumanagara Cheryl, Claudia Angelica; Atzmardina, Zita
Tarumanagara Medical Journal Vol. 6 No. 2 (2024): TARUMANAGARA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/tmj.v6i2.32566

Abstract

Pasien terkadang tidak menyadari bahwa dokter spesialis anestesi ialah seorang dokter spesialis dan memiliki peran di luar ruang operasi. Kurangnya pengetahuan tentang bidang anestesi dan peran dokter spesialis anestesi ini dapat membuat dokter spesialis anestesi merasa kurang dihargai. Oleh karena itu, kami merasa perlu untuk mengeksplorasi pengetahuan sebuah kepompok orang, dalam hal ini mahasiswa dari jurusan psikologi, tentang anestesi dan peran seorang dokter spesialis anestesi. Studi deskriptif ini dilakukan terhadap 118 mahasiswa psikologi  yang diberikan kuesioner pengetahuan terkait anestesi dan peran dokter spesialis anestesi. Hasil studi didapatkan jumlah mahasiswa yang memiliki pengetahuan baik mengenai anestesi (49,2%), peran dokter spesialis anestesi (61,1%), dan baik anestesi maupun peran dokter spesialis anestesi (63,6%). Lebih dari 90% mahasiswa mengetahui bahwa dokter spesialis anestesi bertanggung jawab untuk memantau tanda vital pasien, dan mayoritas juga dapat mengidentifikasi komplikasi anestesi ringan atau berat. Hasil studi ini bertentangan dengan keyakinan bahwa masyarakat umum memiliki pengetahuan yang tidak memadai mengenai anestesi dan peran dokter spesialis anestesi.
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN SKRIPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA Apriansyah, Harfi Rif'ani; Atzmardina, Zita
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.30581

Abstract

Stres adalah sesuatu yang dialami oleh semua orang, terutama mahasiswa fakultas kedokteran. Stres biasanya muncul dari masalah atau tugas yang belum terselesaikan, seperti pengerjaan skripsi bagi mahasiswa. Stres memiliki berbagai tingkat dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perbedaan tingkat stres antara mahasiswa yang sedang mengambil skripsi dengan mahasiswa yang tidak sedang mengambil skripsi di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara pada tahun 2024. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional dan melibatkan 166 mahasiswa sebagai responden. Data penelitian diambil menggunakan metode random sampling serta dianalisis secara chi-square. Tingkat stres diukur menggunakan Perceived Stress Scale (PSS-10). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan dalam tingkat stres antara kedua kelompok dengan p-value sebesar 0,048. Mahasiswa yang sedang mengambil skripsi cenderung memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak sedang mengambil skripsi. Data menunjukkan bahwa di antara mahasiswa yang sedang mengambil skripsi, 11 (18,96%) mengalami stres ringan, 42 (72,41%) mengalami stres sedang, dan 5 (8,62%) mengalami stres berat. Sementara itu, di antara mahasiswa yang tidak sedang mengambil skripsi, 39 (35,77%) mengalami stres ringan, 66 (60,55%) mengalami stres sedang, dan 4 (3,66%) mengalami stres berat. Temuan ini menyoroti adanya hubungan yang signifikan antara pengerjaan skripsi dan tingkat stres mahasiswa. Faktor-faktor seperti beban akademik, tenggat waktu, dan tekanan berkontribusi terhadap tingginya stres pada mahasiswa yang sedang mengambil skripsi. Disarankan agar fakultas memberikan edukasi manajemen stres dan kesehatan mental secara berkala serta melakukan evaluasi dan pemantauan rutin terhadap tingkat stres mahasiswa untuk meningkatkan kesadaran dan menyediakan intervensi yang sesuai.
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FK UNTAR ANGKATAN 2022/2023 Agoes, Izzra Fahmi; Atzmardina, Zita
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.30582

Abstract

Aktivitas fisik merupakan faktor penting dalam kesehatan dan kesejahteraan mahasiswa, serta dapat mempengaruhi prestasi akademik mereka. Tujuan penelitian ini ialah mengeksplorasi hubungan antara aktivitas fisik dan prestasi akademik di kalangan mahasiswa. Penelitian dilakukan terhadap 234 Mahasiswa FK Untar Angkatan 2022 dan 2023, dengan mengumpulkan data tentang tingkat aktivitas fisik, seperti jenis dan durasi aktivitas yang dilakukan, serta pencapaian akademik tiap mahasiswa dalam bentuk nilai IPK (Indeks Prestasi Kumulatif). Penelitian dilaksanakan secara analitik observasional dengan desain potong lintang (cross sectional). Hasil analisis data menunjukkan prestasi akademik siswa dan tingkat aktivitas fisik tidak berkorelasi secara signifikan dengan nilai p < 0,402 dan ditemukan bahwa orang yang beraktivitas fisik 1,186 kali mempunyai prestasi akademik lebih baik. IPK siswa yang lebih banyak melakukan aktivitas fisik tidak selalu lebih tinggi dibandingkan siswa yang lebih sedikit melakukan aktivitas fisik. Pentingnya integrasi aktivitas fisik dalam rutinitas harian mahasiswa ditekankan sebagai bagian dari strategi pendidikan holistik untuk meningkatkan tidak hanya kinerja akademik mereka, tetapi juga kesehatan mereka. Hal ini dapat membantu banyak hal positif dalam mempromosikan gaya hidup sehat di kalangan mahasiswa.
EVALUATING THE PREDICTIVE ACCURACY OF 4-SITE FAT CALIPER MEASUREMENTS TOTAL BODY FAT AND VISCERAL FAT ESTIMATION Atzmardina, Zita; Drew, Clement; Santoso, Alexander Halim; Teguh, Stanislas Kotska Marvel Mayello; Firmansyah, Yohanes
Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmmpk.v4i1.34333

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Penilaian komposisi tubuh, khususnya lemak total dan visceral, sangat penting dalam menentukan risiko kesehatan. Lemak visceral berhubungan erat dengan masalah metabolik dan penyakit kardiovaskular, tetapi pengukurannya sering memerlukan teknik pencitraan yang mahal seperti CT atau MRI. Metode kaliper lemak 4-titik merupakan alat sederhana dan hemat biaya untuk menilai lemak tubuh total, namun efektivitasnya dalam memprediksi lemak visceral masih belum diketahui. Studi ini membandingkan estimasi metode kaliper 4-titik dengan teknik pencitraan standar emas untuk menilai akurasi prediktifnya. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi reproduksibilitas pengukuran berbasis kaliper terhadap lemak total dan visceral serta memberikan wawasan tentang penggunaannya dalam konteks klinis dan sumber daya terbatas. Hasil penelitian ini akan membantu praktisi dalam menerapkan teknik yang realistis untuk evaluasi kesehatan yang efektif. Metode: Studi cross-sectional ini dilakukan di Krendang (November 2024) dengan melibatkan 155 orang dewasa (18–60 tahun), dengan pengecualian individu dengan penyakit kronis, kehamilan, atau data yang tidak lengkap. Hasil: Kaliper triseps dan suprailiaka secara signifikan memprediksi lemak total dan subkutan regional (p < 0,001), tetapi tidak lemak visceral (p = 0,777; p = 0,745). Kaliper suprailiaka menunjukkan hubungan marginal dengan lemak lengan (p = 0,050). Hasil ini mendukung penggunaan pengukuran lipatan kulit sebagai alat yang andal untuk estimasi lemak subkutan. Kesimpulan: Kaliper triseps dan suprailiaka secara akurat memprediksi lemak subkutan tetapi tidak lemak visceral. Temuan ini menyoroti manfaatnya dalam pengaturan dengan sumber daya terbatas untuk memantau distribusi lemak, sekaligus menekankan perlunya pencitraan canggih untuk penilaian lemak visceral yang lebih akurat. ABSTRACT Introduction: Assessing body composition, particularly total and visceral fat, is critical for determining health risks. Visceral fat is highly associated with metabolic problems and cardiovascular diseases, but measuring it often necessitates the use of costly imaging techniques such as CT or MRI. The 4-site fat caliper method, a simple and cost-effective tool for assessing total body fat, is extensively used, although its effectiveness in predicting visceral fat is unknown. This study compares the 4-site fat caliper method's estimates to gold-standard imaging techniques to assess their predictive accuracy. The study's goal is to assess the reproducibility of caliper-derived measurements for total and visceral fat, as well as to provide insights into their use in clinical and resource-limited contexts. These findings will assist practitioners in implementing realistic techniques for conducting effective health evaluations. Methods: This cross-sectional study, conducted in Krendang (November 2024), involved 155 adults (18–60 years), excluding those with chronic conditions, pregnancy, or incomplete data. Results: Tricep and suprailiac fat calipers significantly predicted total and regional subcutaneous fat (p < 0.001) but not visceral fat (p = 0.777; p = 0.745, respectively). Suprailiac calipers showed marginal association with arm fat (p = 0.050). These findings support skinfold measurements as reliable tools for subcutaneous fat estimation. Conclusion: Tricep and suprailiac fat calipers reliably predict subcutaneous fat but not visceral fat. These findings highlight their utility in resource-limited settings for monitoring fat distribution, while emphasizing the need for advanced imaging to assess visceral fat accurately.
Korelasi status gizi dan vaksinasi campak dengan kejadian diare pada balita usia 12-60 bulan di Puskesmas Rangkasbitung, Lebak Lisethio, Nathania; Atzmardina, Zita
Tarumanagara Medical Journal Vol. 7 No. 1 (2025): TARUMANAGARA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/tmj.v7i1.34121

Abstract

Diare, penyebab utama kematian pada balita di Indonesia, berkontribusi terhadap kejadian stunting dan malnutrisi. Anak-anak yang kekurangan gizi lebih rentan terhadap diare sehingga menciptakan lingkaran setan. Campak, yang dapat menyebabkan kehilangan protein akibat enteropati, juga menyebabkan diare. Salah satu cara mengurangi kejadian diare pada balita ialah vaksinasi campak. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi, vaksinasi campak, dan kejadian diare pada balita usia 12-60 bulan di Puskesmas Rangkasbitung. Studi potong lintang ini melibatkan 194 balita dan ibu balita yang mengikuti Poli Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan Posyandu di Puskesmas Rangkasbitung. Subjek dipilih secara aksidental sampling pada bulan Januari - Februari 2024. Kejadian diare dan status vaksinasi campak dinilai melalui kuesioner, sedangkan pengukuran antropometri dilakukan untuk menilai status gizi. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square. Sebesar 34,8% balita mengalami diare baik pada saat pengambilan data maupun pada bulan sebelumnya; 22,2% balita teridentifikasi mengalami stunting; 17,7% belum divaksin campak. Pada studi ditemukan korelasi yang signifikan antara status gizi dengan kejadian diare, di mana nilai PRR = 2,86; 95% CI = 1,583 - 3,735; P < 0,0001. Korelasi yang signifikan juga terdapat antara status vaksinasi campak dengan kejadian diare dengan nilai PRR = 2,33; 95% CI = 1,299 - 3,736; P < 0,0001. Status gizi yang kurang/buruk dan tidak diberikannya vaksin campak merupkan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kejadian diare pada balita.
LAPORAN KUNJUNGAN KASUS PADA PASIEN DENGAN DIABETES MELLITUS DAN HIPERTENSI TIDAK TERKONTROL Wirawan, Sekar Ayu; Atzmardina, Zita
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.46975

Abstract

Hipertensi diketahui sebagai salah satu penyakit yang kerap terjadi di Indonesia, didefinisikan sebagai suatu kondisi terjadinya kenaikan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik. Terjadi peningkatan kejadian hipertensi di tahun 2018 dibandingkan 5 tahun sebelumnya, yaitu 25,8% menjadi 34,1%. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang bersifat kronis, kompleks, dan memerlukan manajemen medis yang berkelanjutan lewat strategi pengurangan risiko multifaktor dalam mengendalikan glukosa. WHO memperkirakan terjadinya lonjakan kasus DM tipe 2 di Indonesia dari 8,4 juta orang menjadi sekitar 21,3 juta orang dalam kurun waktu 20 tahun (2000-2020). Gaya hidup yang tidak sehat adalah salah satu faktor utama tingginya prevalensi penyakit kardiovaskular di Indonesia yang dapat berkembang menjadi penyakit jantung koroner dan meningkatkan potensi mengalami henti jantung mendadak atau sudden cardiac death. Studi kasus dilakukan pada seorang pasien perempuan berusia 58 tahun dengan DM tipe 2 dan hipertensi tidak terkontrol. Pendekatan kedokteran keluarga dengan mandala of health dilakukan. Setelah dilakukan penatalaksanaan secara holistik, pasien sudah memahami penyakitnya beserta cara pencegahan dan pengobatannya. Keluhan pasien berkurang setelah dilakukan tatalaksana baik farmakologis ataupun edukasi pola hidup dan terdapat perbaikan pada tekanan darah dan kadar gula darah yang sebelumnya tidak stabil. Diharapkan pasien tetap mengikuti saran yang diberikan untuk mencegah terjadinya komplikasi di kemudian hari.
Strategi Peningkatan Cakupan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) Atzmardina, Zita; Princess Ruth Pricillia; Olivia Larissa; Rizky Audryan; Miranda Angtoni
Jurnal Pengabdian Masyarakat Nian Tana Vol. 3 No. 3 (2025): Juli: JPMNT : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT NIAN TANA
Publisher : Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59603/jpmnt.v3i3.930

Abstract

Tuberculosis (TB) is a chronic infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis, transmitted via droplets from coughing or sneezing. TB mainly affects the lungs but may spread to other organs (Extrapulmonary TB). In the Puskesmas working area, 166 TB cases were recorded. This activity aimed to increase the number of recipients of Tuberculosis Preventive Therapy (TPT) among individuals with close contact history. Problem identification used Blum’s Paradigm, with data collected through a mini survey. Priority issues were determined using the non-scoring Delphi method, and root causes were analyzed via a Fishbone diagram. Evaluation applied the PDCA cycle and systems approach. Lifestyle factors were identified as the main contributor to low TPT coverage. After implementing counseling as an intervention, results showed positive outcomes: 50% of residents and 71% of health cadres experienced improved knowledge. The intervention is considered successful and is expected to enhance TPT coverage sustainably.