ABSTRACT Anxiety in the elderly is a mental health problem that can affect quality of life. Art therapy, as a non-pharmacological approach, has been shown to reduce anxiety levels. This study aims to evaluate the effect of art therapy on anxiety in the elderly at the Mutiara Senja Pekon Wates Elderly School, Pringsewu, Lampung. The research method used a quasi-experimental design with two groups, namely the control and intervention groups. Measurement of anxiety levels was carried out using the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) before and after the intervention. The results showed that before the intervention, the majority of respondents in both groups had moderate anxiety levels, and the difference between the control and intervention groups was not significant (p = 0.772). After the intervention, the intervention group showed a greater decrease in anxiety scores than the control group (p = 0.004). Although the difference in post-test anxiety between the two groups was not statistically significant (p = 0.408), art therapy had a greater positive impact on reducing anxiety in the elderly. Art therapy can be an effective approach in reducing anxiety in the elderly Keywords: Anxiety, Elderly, Art Therapy, HARS, Mental Health ABSTRAK Kecemasan pada lansia merupakan masalah kesehatan mental yang dapat memengaruhi kualitas hidup. Terapi seni, sebagai salah satu pendekatan non-farmakologis, telah terbukti dapat mengurangi tingkat kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh terapi seni terhadap kecemasan pada lansia di Sekolah Lansia Mutiara Senja Pekon Wates, Pringsewu, Lampung. Metode penelitian menggunakan desain quasi eksperimen dengan dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan intervensi. Pengukuran tingkat kecemasan dilakukan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) sebelum dan setelah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum intervensi, mayoritas responden di kedua kelompok memiliki tingkat kecemasan sedang, dan perbedaan antara kelompok kontrol dan intervensi tidak signifikan (p = 0,772). Setelah intervensi, kelompok intervensi menunjukkan penurunan yang lebih besar dalam skor kecemasan dibandingkan kelompok kontrol (p = 0,004). Meskipun perbedaan kecemasan post-test antara kedua kelompok tidak signifikan secara statistik (p = 0,408), terapi seni memberikan dampak positif yang lebih besar terhadap penurunan kecemasan pada lansia. Kesimpulannya, terapi seni dapat menjadi pendekatan yang efektif dalam mengurangi kecemasan pada lansia Kata Kunci: Kecemasan, Lansia, Terapi Seni, HARS, Kesehatan Mental