Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

MODAL SOSIAL NELAYAN PATORANI DI DESA MANGINDARA KECAMATAN GALESONG SELATAN KABUPATEN TAKALAR Fitrah, Muhammad Aidil; Idrus, Idham Irwansyah
PREDESTINASI Vol 14, No 2 (2021): PREDESTINASI
Publisher : Program Studi Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/predestinasi.v14i2.29738

Abstract

 ABSTRAK Modal Sosial Nelayan Patorani di Desa Mangindara Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar. Dibimbing oleh Idham Irwansyah, dan Musdaliah Mustadjar. Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar                   Hasil peneiltian ini menunjukkan bahwa peran modal sosial membentuk hubungan yang kokoh pada nelayan patorani. Komponen modal sosial yaitu, kepercayaan, jaringan sosial, solidaritas, norma, maupun Respirositas menjadi satu-kesatuan yg padu ini hingga membentuk kerjasama maupun hubungan satu dengan lainnya didalam maupun diluar hubungan punggawa-sawi. Juga pula membentuk hubungan dengan menjunjung tinggi kerjsama antara sesama nelayan patorani. Peran dan fungsi antara punggawa dan sawi’ tidak terlepas dari terbentuknya modal sosial yang yg mereka bangun. Hal ini yg membuat terbentuknya hubungan sosial-ekonomi yang baik pada Masyarakat Pesisir, khususnya pada Nelayan Patorani.  
Analisis Bibliometrik: Tren Penelitian Pengolahan Limbah Cair 2019-2024 Fitrah, Muhammad Aidil; Rachmawati, Ayudhia; Syamsir, Syamsir
Buletin Keslingmas Vol. 44 No. 1 (2025): BULETIN KESLINGMAS: VOL. 44 NO. 1 TAHUN 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v44i1.12443

Abstract

Pengolahan limbah cair merupakan masalah lingkungan utama yang telah mendapatkan perhatian besar dalam penelitian ilmiah karena dampaknya terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tren penelitian dalam bidang pengolahan limbah cair selama lima tahun terakhir (2019-2024) untuk memberikan rekomendasi perkembangan riset tentang pengolahan limbah cair dimasa mendatang. Data diperoleh dari basis data artikel ilmiah Google Scholar, Sqopus, dan PubMed. Penelusuran menggunakan aplikasi Publish or Perish dengan kata kunci wastewater treatment dan dianalisis menggunakan VOSviewer. Hasil analisis menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah publikasi pada tahun 2020, diikuti oleh penurunan hingga tahun 2024. Topik utama dan terbaru yang muncul meliputi photocatalytic degradation, antibiotik, microplastic, ARGs, microalga, dan energy recovery. Temuan ini memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk merumuskan kebijakan, inovasi teknologi, serta pendekatan preventif  sekaligus memberikan saran kepada peneliti dalam melakukan kajian penelitian yang mengarah pada topik-topik tersebut dimasa mendatang.
Penilaian Risiko Kesehatan Pajanan Mikroplastik Polyethylene Terephthalate Pada Air Minum Isi Ulang Kasim, Setiawan; Fitrah, Muhammad Aidil; Zulaeka, Putri; Basir, Basir
Buletin Keslingmas Vol. 44 No. 2 (2025): BULETIN KESLINGMAS: VOL. 44 NO. 2 TAHUN 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v44i2.13001

Abstract

Latar Belakang: Pencemaran mikroplastik memiliki keberadaan yang luas di lingkungan sekitar. Mikroplastik dapat ditemukan di laut, air limbah, air tawar, makanan, udara, sumber air hingga air minum isi ulang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bahaya akibat pajanan mikroplastik polietilen tereftalat pada air isi ulang sehingga dapat menentukan langkah manajemen risiko.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan analisis risiko kesehatan lingkungan. Pengambilan sampel dilakukan di Tamangapa, Kota Makassar, Indonesia. Sebanyak 100 responden dilibatkan. Selain itu, 20 sampel air minum isi ulang diperiksa di laboratorium menggunakan uji Fourier Transform Infrared. Analisis data dilakukan dengan menghitung nilai intake dan risk quotient. Jika risk quotient > 1, maka perlu dilakukan manajemen risiko.Hasil: Rata-rata konsentrasi mikroplastik polyetilene terephtalate sebesar 0,0052 miligram per kilogram per hari, rata-rata laju intake sebesar 210 miligram per kilogram per hari, rata-rata frekuensi pajanan selama 350 tahun, rata-rata durasi pajanan selama 30 tahun, rata-rata pajanan intake terhadap mikroplastik polyetilene terephtalate > 0,0004, dan rata-rata tingkat risiko risk quotient > 1.Kesimpulan: Adanya resiko kesehatan akibat pajanan mikroplastik polietilen tereftalat pada air isi ulang, sehingga perlu langkah manajemen risiko yang dapat dilakukan apabila pola dan waktu konsumsi tidak dapat diubah yakni mengurangi konsentrasi agen risiko, waktu konsumsi, dan waktu kontak terhadap pajanan.
Biokoagulan Sebagai Teknologi Koagulasi Untuk Pengendalian Kekeruhan Pada Pengolahan Air : Sebuah Tinjauan Sistematis Fitrah, Muhammad Aidil; Kasim, Setiawan; Saleh, Muh.; Thohira, Morrin Choirunnisa
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 25 No 2 (2025): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v25i2.1284

Abstract

Water pollution is a critical environmental challenge globally, particularly in Indonesia, which poses a significant threat to public health and natural ecosystems. To address this pressing issue, the application of efficient and environmentally friendly water treatment methods is essential; one promising approach is the utilization of biocoagulants as an alternative to chemical coagulants. This study aims to assess the effectiveness of biocoagulants in reducing water pollution in the form of turbidity, organic pollutants, and heavy metals in water. The research method used is a systematic literature review using a PRISMA diagram starting from secondary data collection, data presentation, and data processing from databases such as Google Scholar, Scopus, and Pubmed. Several studies showlants such as Moringa oleifera seeds, chitosan, and Opuntia ficus-indica have been proven effective in reducing water turbidity, organic pollutants, and heavy metals. Nonetheless, the application of biocoagulants still faces several challenges, such as variability in effectiveness depending on water type and local conditions and the need for more efficient production. Further research is needed to optimize the use of biocoagulants in large-scale water treatment. With the development of technology, biocoagulants have the potential to be a safer and environmentally friendly sustainable solution in water management, which is in line with global sustainability goals (SDGs 6).
Analysis Environmental Factors of Diarrhea in East Kalimantan Province Based on a Large-Scale Survey Fitrah, Muhammad Aidil; Rachmawati, Ayudhia; Elvira, Vivi Filia; Thohira, Morrin Choirunnisa; Syamsir, Syamsir
Mulawarman International Conference on Tropical Public Health Vol. 2 No. 2 (2025): The 4th MICTOPH
Publisher : Faculty of Public Health Mulawarman University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background : Diarrhea remains a global public health problem with high morbidity and mortality rates. Environmental conditions such as poor sanitation infrastructure and hygiene practices have the potential to increase the risk of diarrhea. Objective : This study aims to analyze the relationship between environmental factors and the incidence of diarrhea in East Kalimantan Province based on big data from the 2023 Indonesian Health Survey (SKI). Research Methods/ Implementation Methods : This study employed a cross-sectional design using secondary data from 15,854 SKI respondents. Variables included gender, education, drinking water sources, water quality and treatment, storage containers, wastewater disposal, waste management, sanitation access, and hygiene practices. Data were analyzed using Chi-square and logistic regression to determine independent environmental factors influencing diarrhea incidence. Results : The prevalence of diarrhea was 2.1%. Bivariate analysis showed a significant association between the incidence of diarrhea and education (p=0.001), drinking water source (p=0.003), physical quality of drinking water (p=0.000), raw water source (p=0.012), waste management (p=0.002), and sanitation hygiene (p=0.000). In the models of multivariable logistic regression analysis, it was found that physical quality of drinking water (AOR=2.058; p<0.001), level of education (AOR=2.008; p<0.001), and waste management (AOR=1.276; p=0.032) were the main determinants of diarrhea incidence. Conclusion/Lesson Learned : Poor drinking water quality, low levels of education, and inadequate waste management increase the risk of diarrhea in East Kalimantan. Efforts to improve water quality, environmental health education, and household-based waste management need to be strengthened to reduce the incidence of diarrhea.