Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DEFENSE DIPLOMACY IMPLEMENTATION: THE SYNERGY OF INDONESIA AND AUSTRALIA IN DEALING WITH ILLEGAL IMMIGRANTS IN THE SEA BORDER Gumay, Renni Novia Saputri; Octavian, Amarulla; Swastanto, Yoedhi
Jurnal Pertahanan & Bela Negara Vol 8, No 1 (2018): Jurnal Pertahanan dan Bela Negara (English)
Publisher : Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.117 KB) | DOI: 10.33172/jpbh.v8i1.278

Abstract

Abstract - Illegal Immigrant is a common problem between Indonesia and Australia. However, in handling the problem in sea border, Indonesia take a humanitarian approach while Australia take security approach through Operation Sovereign Border that had resulted to diplomatic confrontation. Therefore, this study focus on analyzing synergy of the two countries in dealing with illegal immigrant in sea border area. This study uses national security, migration as security issue to analyze national interest. Cooperative security, defense diplomacy, synergy concept and naval diplomacy theory to analyze defense diplomacy implementation as a whole. The approach of this study is qualitative method through data collection processed by software NVivo which are beneficial for coding, triangulation, and finding relations among interviewees while Soft System Methodology used as data analysis technique consist of seven steps that are very comprehensive in explaining the whole study. The results of this study showed the two countries have not synergized yet. Indonesia and Australia have common non-traditional security interests and different traditional security interests because Indonesia has a territorial importance base opposed to Australian immigration interests. Indonesia and Australia have been doing bilateral defense diplomacy through 2 + 2 Dialogue, Defense Ministers Meeting and Navy to Navy Talk but have not produced a concrete solution, therefore sharing responsibility and Confidence Building Measures have not been achieved. Thus, naval diplomacy is required to support defense diplomacy through coordinated patrols that Standard Operating Procedure and Standard Exercise Procedure must be formulated in order to achieve interests of both countries.Keywords: Illegal Immigrants, National Security, Defense Diplomacy, Synergy, Soft System Methodology
Implementasi Diplomasi Pertahanan: Sinergi Indonesia dengan Australia Dalam Menangani Imigran Ilegal Di Perbatasan Laut Gumay, Renni Novia Saputri; Octavian, Amarulla; Swastanto, Yoedhi
Jurnal Pertahanan & Bela Negara Vol 8, No 1 (2018): Jurnal Pertahanan dan Bela Negara
Publisher : Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.777 KB) | DOI: 10.33172/jpbh.v8i1.269

Abstract

Abstrak – Imigran ilegal adalah permasalahan bersama antara Indonesia dan Australia. Namun, dalam penanganannya di wilayah perbatasan laut, Indonesia melakukan pendekatan kemanusiaan dan Australia melakukan pendekatan keamanan melalui Operation Sovereign Border yang berdampak pada konfrontasi diplomatik kedua negara. Fokus studi ini adalah menilai sinergi kedua negara dalam upaya menangani imigran ilegal di wilayah perbatasan laut. Kerangka teoritis studi ini adalah konsep keamanan nasional dan migrasi sebagai isu keamanan untuk membahas kepentingan nasional kedua negara. Konsep cooperative security diplomasi pertahanan, dan teori naval diplomacy serta konsep sinergi untuk menganalisis implementasi diplomasi pertahanan secara keseluruhan. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik pengolahan data dilakukan dengan software NVivo yang sangat bermanfaat untuk coding, triangulasi data dan menemukan relasi data dengan narasumber, sedangkan Soft System Methodology digunakan sebagai teknik analisis data yang terdiri atas tujuh tahap penelitian yang sangat komprehensif dalam menjelaskan penelitian. Hasil studi ini adalah kedua negara belum bersinergi. Indonesia dan Australia memiliki kepentingan keamanan non-tradisional yang sama dan kepentingan keamanan tradisional yang berbeda sebab Indonesia mempunyai basis kepentingan teritorial yang bertolak belakang dengan kepentingan imigrasi Australia. Indonesia dan Australia telah melaksanakan diplomasi pertahanan secara bilateral melalui 2+2 Dialogue, Pertemuan Menteri Pertahanan dan Navy to Navy Talk tetapi belum menghasilkan solusi konkrit sehingga sharing responsibility dan Confidence Building Measures belum tercapai. Dengan demikian dibutuhkan naval diplomacy untuk mendukung diplomasi pertahanan melalui patroli terkoordinasi yang harus dirumuskan SAP dan SEP agar kepentingan kedua negara dapat tercapai.Kata Kunci : imigran ilegal, keamanan nasional, diplomasi pertahanan, sinergi, soft system methodologyÂ