Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PENENTUAN NILAI SPF EKSTRAK DAUN BANGUN-BANGUN (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) PADA SEDIAAN SERUM WAJAH Anggraeini, Dea; Febrika Zebua, Nilsya; Hidayat, Supran; Rahmi Ningrum, Siti; Nadia, Syarifah; Yanti , Fekbri
Miracle Journal Vol. 4 No. 2 (2024): Edisi Juli 2024
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/mj.v4i2.1280

Abstract

      Bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) adalah tanaman berasal dari famili Lamiaceae dan memiliki kandungan antioksidan yang diformulasi dalam sediaan serum yang mengandung tabir surya untuk menangkal paparan sinar matahari. Tujuan penelitian ini adalah menentukan aktivitas antioksidan dan nilai SPF. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental pada uji aktivitas antioksidan dan nilai SPF. Pengolahan simplisia menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol p.a yang diformulasi dalam bentuk serum wajah dengan konsentrasi oxybenzone : octyl methoxycinnamate : ekstrak yaitu F0 (0:0:0), F1 (2:3:5), F2 (1:1,5:7,5), F3 (0:0:10), dan F4 (4:6:0). Pemeriksaan mutu fisik sediaan meliputi homogenitas, pH, viskositas, stabilitas, iritasi, kesukaan, uji aktivitas antioksidan, dan pengukuran nilai SPF. Berdasarkan hasil penelitian bahwa ekstrak daun bangun-bangun dapat diformulasikan dalam sediaan serum yang homogen, rentang pH sesaat dibuat 5,84-6,29 dan setelah cycling test 5,55-6,26, rentang viskositas 1230-1620 mPa.s, sediaan serum yang stabil, tidak mengiritasi kulit, dan F3 (10%) yaitu sediaan paling disukai. Aktivitas antioksidan ekstrak dengan nilai IC₅₀ 58,06 ppm termasuk kategori “kuat”, pada F0 (532,26 ppm), dan pada sediaan serum terbaik pada F3 (63,88 ppm). Hasil pengukuran nilai SPF sediaan serum F0 (0,68), pada sediaan serum terbaik pada F1 (29,2). Formulasi serum ekstrak daun bangun-bangun mempunyai aktivitas antioksidan kategori kuat dan nilai SPF >8 (lebih dari kategori proteksi ekstra).
Sosialisasi Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Sebagai Alternatif Pengobatan Mandiri Pada Masyarakat Desa Marindal-1 Nadia, Syarifah; Karima, Nurul; Rahmi Ningrum, Siti; Sofia, Vivi; Antri Andra Lubis, Dello; Aulia Putri, Melati; Natasya E.Purba, Nazwa
Mejuajua: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): Agustus 2025
Publisher : Yayasan Penelitian dan Inovasi Sumatera (YPIS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52622/mejuajuajabdimas.v5i1.258

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman tanaman obat dan dapat dimanfaatkan sebagai Tanaman Obat Keluarga (TOGA). TOGA juga digunakan sebagai tanaman berestetika yang ditanam pada pekarangan rumah dan bermanfaat sebagai pengobatan tradisional yang dapat dikelola bersama keluarga. Penanaman TOGA mengandung senyawa aktif yang secara ilmiah sudah terbukti manfaatnya bagi Kesehatan. Saat ini obat tradisional sering digunakan masyarakat karena memiliki efek samping yang lebih rendah dari obat konvensional. Kegiatan sosialisasi Pemanfaatan tanaman Obat Keluarga (TOGA) pada masyarakat Desa Marindal-1 bertujuan untuk memberikan wawasan terkait manfaat dan pelaksanaannya yang dapat dilakukan secara mandiri, sehingga dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan. Kegiatan sosialisasi dilakukan oleh 4 dosen dan  4 mahasiswa dari Universitas Tjut Nyak Dhien. Kegiatan dihadiri perangkat desa dan 25 orang masyarakat  dari Desa marindal, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Kegiatan sosialisasi memberikan pengetahuan terkait manfaat, jenis-jenis dari Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Hasil dari kegiatan yang telah dilakukan didapatkan bahwa pengetahuan masyarakat Desa marindal-1 masih kurang, dengan adanya sosialisasi yang diberikan masyarakat tersebut sangat antusias dalam membudidayakan tanaman obat tradisional sebagai Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Antusias tersebut didukung dengan memberikan bibit tanaman obat tradisional oleh perangkat desa pada masyarakat Desa Marindal tersebut untuk langsung dibudidayakan sehingga nanti dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat bagi keluarga.
Peningkatan Kesadaran Masyarakat Tentang Risiko Penggunaan Jamu Berbahan Kimia Obat di Kelurahan Sei Sikambing Kecamatan Medan Helvetia Yulia, Rahma; Salman, Salman; Indriana, Meutia; Rahmi Ningrum, Siti; Muzakkir, Muzakkir
Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2024): Edisi Juli 2024
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/jukeshum.v4i2.1110

Abstract

Jamu merupakan bagian integral dari budaya dan kesehatan masyarakat Indonesia. Berasal dari warisan leluhur, jamu dianggap sebagai alternatif pengobatan alami yang aman dan efektif. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, maraknya penggunaan bahan kimia obat dalam pembuatan jamu telah menimbulkan kekhawatiran mengenai potensi risiko kesehatannya. Beberapa jamu tradisional tercemar oleh bahan kimia berbahaya, bukan bahan alami yang seharusnya digunakan dalam pembuatan jamu. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang risiko penggunaan jamu berbahan kimia obat menjadi sangat penting, agar masyarakat terlindungi dari paparan sediaan jamu yang mengandung bahan kimia obat. Berdasarkan latar belakang tersebut tim dosen Fakultas Farmasi dan Kesehatan Universitas Tjut Nyak Dhien tertarik memberikan edukasi terkait risiko penggunaan jamu berbahan kimia obat untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat. Edukasi dilakukan melalui kegiatan penyuluhan dan pembagian brosur tentang jamu dan risiko penggunaan jamu berbahan kimia obat. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah terjadinya peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang hal ini. Parameter bertambahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat adalah dari pertanyaan yang diajukan kepada tim dosen, diantaranya adalah Bagaimana cara mengetahui bahwa jamu tersebut mengandung bahan kimia obat ? ; Apa saja resiko yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan jamu yang mengandung bahan kimia obat ? ; Bagaimana cara mengatasi kondisi yang dihadapi ketika menyadari pernah mengkonsumsi jamu yang diduga mengandung bahan kimia obat ? ; Apakah ada tindak lanjut dari BPOM untuk produsen nakal yang menambahkan bahan kimia obat untuk produk jamu yang di buatnya ?. Pertanyaan yang diajukan sangat berbobot sehingga dari jawaban yang diberikan tim dosen menambah wawasan dan kesadaran masyarakat.