Harijono Achmad
Division of Gastroentero-Hepatology, Department of Internal Medicine University of Brawijaya/Dr. Saiful Anwar General Hospital, Malang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ENSEFALOPATI HEPATIK PADA SIROSIS HATI: FAKTOR PRESIPITASI DAN LUARAN PERAWATAN DI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG suyoso, Suyoso; Mustika, Syifa; Achmad, Harijono
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 28, No 4 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2015.028.04.15

Abstract

Peran Th17 dalam patogenesis asma dan imunoterapi menjadi konsep dan paradigma terbaru. Imunoterapi merupakan salah satu manajemen di dalam asma dan memerlukan waktu yang lama sehingga sering mengakibatkan kegagalan terapi. Terapi adjuvant antara lain probiotik dan Nigella sativa diduga dapat meningkatkan efektifitas imunoterapi. Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi efek pemberian imunoterapi, probiotik dan/atau Nigella sativa terhadap jumlah sel Th17, neutrofil dan skoring asma pada anak asma selama imunoterapi fase rumatan. Penelitian dilakukan pada 31 anak yang dikelompokkan secara acak yaitu imunoterapi plus plasebo atau imunoterapi plus Nigella sativa atau imunoterapi plus probiotik atau imunoterapi plus Nigella sativa plus probiotik selama 56 minggu. Pengukuran jumlah sel Th17 dan neutrofil dilakukan menggunakan flowcytometry setelah perlakuan. Asthma Control Test dilakukan untuk mengevaluasi gejala klinis. Data dianalisis menggunakan uji komparasi Anova One Way dan uji korelasi Pearson. Hasil menunjukkan tidak didapatkan perbedaan yang bermakna jumlah sel Th17 dan neutrophil antara kelompok perlakuan (p-value 0,199 dan 0,326). Asthma control test secara bermakna didapatkan perbedaan antara perlakuan imunoterapi plus probiotik dibandingkan imunoterapi saja. Skoring asma pada kelompok perlakuan imunoterapi plus probiotik adalah yang tertinggi (22,6). Jumlah sel Th17, neutrofil dan ACT menunjukkan hubungan yang lemah dan tidak bermakna secara statistik (r=-0,2) (p= 0,156). Jumlah sel Th17 dan neutrofil tidak didapatkan perbedaan yang bermakna. Skoring asma pada kelompok imunoterapi plus probiotik adalah yang tertinggi. Dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara Th17, neutrofil dan skoring asma. Kata Kunci: Imunoterapi, neutrofil, Nigella sativa, probiotik, sel Th17, skoring asma
Hepatitis Autoimun Priyantoro, Sigit Triyus; Achmad, Harijono
Cermin Dunia Kedokteran Vol 41, No 10 (2014): Hematologi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.818 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v41i10.1100

Abstract

Laki-laki 22 tahun datang ke rumah sakit karena keluhan lemah badan, dan kadar serum transaminase tetap tinggi AST (757 IU/L) dan ALT (345 IU/L) setelah didiagnosis hepatitis akut, dirawat di RS 3 bulan yang lalu dan mengkonsumsi hepatoprotektor. Hasil pemeriksaan seromarker hepatitis negatif, hipergammaglobulinemia, tes ANA negatif. Hasil biopsi hati menyokong gambaran hepatitis autoimun. Pengobatan dengan metilprednisolon oral 16 mg perhari dan hepatoprotektor menghasilkan penurunan kadar serum transaminase dan perbaikan gejala kelelahan badan.A 22-year-old man was referred to our hospital because of liver dysfunction with increased serum levels of AST/SGOT (757 IU/l) and ALT/ SGPT (345 IU/l). Histological findings after liver biopsy were compatible to autoimmune hepatitis (AIH). He was formerly admitted to other hospital 3 months ago, and diagnosed with acute viral hepatitis, but his serum level transaminase remains elevated. He had negative hepatitis viral marker, hypergammaglobulinemia and liver biopsy compatible to autoimmune hepatitis (AIH). Treatment with methylprednisolone 16 mg once daily and hepatoprotector resulted in decreased serum level transaminase and clinical improvement.