Haning, Joy Aprianis
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Faktor Risiko Mortalitas pada Pasien Anak dengan Sepsis di Rumah Sakit Ngoerah Denpasar Tahun 2023 Berdasarkan Skor PELOD-2 dan Skor Vasoaktif Inotropik Haning, Joy Aprianis; Hartawan, I Nyoman Budi; Witarini, Komang Ayu; Suwarba, I Gusti Ngurah Made; Putra, I Gusti Ngurah Sanjaya; Wati, Dyah Kanya
Sari Pediatri Vol 27, No 3 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp27.3.2025.166-72

Abstract

Latar belakang. Sepsis merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak yang dirawat di ruang intensif. Identifikasi faktor risiko kematian pada pasien anak dengan sepsis penting untuk menunjang deteksi dini dan pengambilan keputusan klinis yang lebih tepat guna menurunkan angka kematian. Namun, penelitian mengenai faktor risiko mortalitas anak dengan sepsis di Indonesia, khususnya yang memanfaatkan skor prognostik seperti PELOD-2 dan Vasoactive-Inotropic Score (VIS), masih sangat terbatas sehingga diperlukan data lokal untuk memperkuat bukti klinis.Tujuan. Mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan mortalitas pada pasien anak dengan sepsis yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah Denpasar. Metode. Penelitian ini menggunakan desain case-control retrospektif dengan data diambil dari rekam medis pasien anak usia satu bulan hingga 18 tahun yang dirawat karena sepsis selama periode Januari hingga Desember 2023. Subjek dibagi menjadi kelompok kasus (meninggal) dan kontrol (hidup). Variabel yang diteliti meliputi usia, status gizi, penggunaan ventilator, skor PELOD-2, skor vasoaktif-inotropik, mikroorganisme penyebab, dan lama rawat. Analisis statistik dilakukan dengan uji chi-square dan regresi logistik multivariat. Hasil. Sebanyak 62 pasien sepsis memenuhi kriteria inklusi, terdiri dari 31 pasien meninggal dan 31 pasien hidup. Analisis bivariat menunjukkan bahwa penggunaan ventilator, skor PELOD-2 ?7, skor vasoaktif-inotropik ?20, dan lama rawat ?12 hari berhubungan signifikan dengan peningkatan risiko mortalitas. Kesimpulan. Penggunaan ventilator, skor PELOD-2 tinggi, skor vasoaktif-inotropik tinggi, dan lama rawat yang singkat merupakan faktor risiko utama mortalitas pada pasien anak dengan sepsis. Penilaian dini terhadap faktor-faktor ini dapat meningkatkan efektivitas intervensi dan perbaikan luaran klinis.     
Awareness And Knowledge Of Glaucoma Among Workers In A Primary Public Health Centre In Rote Ndao Tefbana, Setya Ningrum; Haning, Joy Aprianis
Cendana Medical Journal Vol 9 No 2 (2021): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/cmj.v9i2.5985

Abstract

Glaucoma was one of the biggest causes of blindness in the world. Early detection of glaucoma is important to reduce the morbidity of visual impairments and blindness. Primary Public Health Centre is expected to be able to educate people about visual impairment and blindness due to glaucoma. This study aims to evaluate the level of awareness and knowledge about glaucoma in the staff of UPTD Puskesmas Delha as a way to increase the public awareness campaigns of glaucoma. Methods An observational study took place in the primary public health centre, UPTD Puskesmas Delha in West Rote District, Rote Ndao Regency, East Nusa Tenggara Province. The population was all staff, divided into two groups that were health workers and non-health workers. The subjects filled a questionnaire about the awareness and knowledge of glaucoma that was consisting of 12 questions. Data collected were analyzed by SPSS software version 21 using the Independent T-Test method with a significance level of 5%. Result A total of 51 staff participated in this study consisting of 7 males (13.7%) and 44 females (86.3%), age distribution between 22-54 years old. A total of 44 health workers (86.3%) and 7 non-health workers (13.7%), 84.3% aware of glaucoma, but only 62.7% has good knowledge. The result of Independent-T test P-value=0.084 (p >0.05). Conclusion there is no significant difference in awareness and knowledge of glaucoma between health workers and non-health workers. Continuing education is needed to improve the awareness and knowledge of glaucoma.