Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

URBAN CULTURAL OMNIVORES, UPSCALING ETHNIC FOOD AND CULINARY REPRODUCTION IN MARCO AND SUNTIANG Tambunan, Shuri Mariasih Gietty; Widhiasti, Maria Regina; Bachrioktora, Yudi; Utami, Nila Ayu
International Review of Humanities Studies Vol. 4, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Culinary practices have always been considered as social and cultural activities signifying ideas of continuity and transformation regarding one‟s culture and identity. As migration happens, people move from their hometown and recreate familiar food and flavors in their new home. Therefore, the study of culinary practices will reveal the dynamics of constant negotiation between having to trace back the familiar taste, for example by using inherited recipes, with the necessity to innovate and reproduce meals from their hometown with new ingredients and materials found in the new place. Furthermore, in an urban setting that has been heavily influenced with a variety of culinary practices from other locales in Indonesia or from other countries, culinary practices in Jakarta could no longer be analyzed as merely everyday activities as they have become an arena of contestation and negotiation. This research discusses how two up-scale restaurants, Suntiang (a Padangnese-Japanese fusion restaurant) and Marco (a self-proclaimed Padang peranakan restaurant), re-inscribe Padangnese cuisines and make new meanings on „old‟ traditional delicacies.
HYPERREALITY IN SHARENTING: CHALLENGES OF BEING AN INDONESIAN PARENT TODAY Arybowo, Yosepha; Widhiasti, Maria Regina
International Review of Humanities Studies
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The phenomenon of sharenting refers to the practice of parents, particularly mothers, sharing personal information in the form of text, photos, or videos about their child-rearing experiences and journey to parenthood on social media platforms. Social media, as a space of simulation, is considered to present an idealized version of parenting, showcasing perfect moments and achievements. This paper critically explores how the phenomenon of sharenting, especially by millennial mothers in Indonesia, contributes to the construction of family life representations that underlie parents' adaptation to idealized parenting standards on social media platforms. The paper samples sharenting content from several Instagram accounts considered as Indonesian “momfluencers”. Baudrillard's concept of hyperreality is employed to highlight the blurring of boundaries between reality and simulation in parenting practices, which can create unrealistic expectations for parents. By analyzing the intersection of sharenting and hyperreality as observed on the Instagram accounts of the sampled momfluencers, this paper discusses the implications for parents who may feel incapable or pressured to meet such parenting standards.
Potret Keeleganan Tata Cara Makan pada Akun TikTok @vindyleetiktok Rifqi, Risa Kartika; Widhiasti, Maria Regina
Jurnal Penelitian Inovatif Vol 4 No 2 (2024): JUPIN Mei 2024
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jupin.323

Abstract

Kehadiran platform TikTok mendorong pengguna untuk memproduksi konten berdasarkan minat dan ketertarikannya. Fenomena ini berimplikasi pada menjamurnya tontonan yang disuguhkan dan dikonsumsi oleh para pengguna TikTok, tidak terkecuali dengan sektor praktik kuliner. Kebebasan akses dalam TikTok begitu luas membentuk persepsi kritis terhadap tata cara makan. Hal itu menjadi landasan ide kreatif oleh content creator Vindy Lee (@vindyleetiktok) untuk mengunggah berbagai video mengenai cara makan tetap slay meskipun terkadang kuliner yang disajikan bukan terkategori sebagai fancy food. Dari latar belakang tersebut, maka permasalahan yang akan diteliti yaitu bagaimana identitas dikonstruksikan melalui makanan dan bagaimana potret kebiasaan dalam tata cara makan yang memasukkan unsur keeleganan dengan mengambil studi kasus akun TikTok @vindyleetiktok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi identitas melalui makanan dan potret keeleganan tata cara makan yang dilakukan oleh akun TikTok @vindyleetiktok. Metodologi studi kasus yang bersifat kualitatif diimplementasikan sebagai metode penelitian ini. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa makan makanan dengan cara elegan ternyata tidak selalu berhubungan dengan fancy food atau makanan mahal yang biasa ditemukan di restoran mewah. Makanan lokal seperti nasi padang dan pecel lele juga mampu dinikmati dengan bergaya #tetapslay, anggun, dan elegan. Cara menikmati makanan kuliner lokal dapat merefleksikan budaya dan identitas suatu daerah.
PERFOMATIVITAS GENDER DAN RESPONS PENONTON TERHADAP VIDEO DOKTER TRANSPUAN PERTAMA DI INDONESIA Sihanani, Dyah; Widhiasti, Maria Regina
EKSPRESI DAN PERSEPSI : JURNAL ILMU KOMUNIKASI Vol 6 No 2 (2023): May
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33822/jep.v6i2.5815

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat respons masyarakat terhadap Alegra Wolter, dokter transpuan pertama di Indonesia, dengan terlebih dahulu memperhatikan performativitas gender Alegra Wolter dalam video YouTube Perjuangan dokter transpuan memberi pelayanan medis tanpa penghakiman yang diproduksi oleh BBC News Indonesia. Umumnya kajian mengenai performativitas transpuan di Indonesia membahas tentang tokoh pada karya fiksi, sedangkan penelitian ini membahas individu transpuan di dunia nyata. Teori performativitas gender oleh Judith Butler digunakan untuk mengidentifikasi identitas gender Alegra Wolter. Penelitian ini menggunakan metode campuran yaitu kualitatif dan kuantitatif sekuensial dengan menggunakan teori encoding/decoding oleh Stuart Hall sebagai alat analisis. Penelitian ini menghasilkan dua temuan. Temuan pertama adalah penonton yang tidak menyukai keberadaan individu transgender di masyarakat Indonesia masih mendominasi. Temuan kedua adalah lebih banyak jumlah penonton yang memberikan dukungan kepada Alegra secara pasif