Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Status Gizi pada Ibu Hamil yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum Di BPM Mesrida Eva Ratna Dewi; Pangaribuan, Ingka Kristina; Br Sinuhaji, Lidya Natalia; Triana Ginting, Siska Suci; Purnama Sari, Eka; Azizah, Nur; Simanjuntak, Markus Doddy
Keyboard Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2024): Keyboard Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Grace Berkat Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69688/keyboard.v1i2.145

Abstract

Menurut WHO hiperemesis gravidarum menyumbang 12,5% dari seluruh kehamilan di seluruh dunia, dengan insiden berkisar dari 0,3% di Swedia hingga 0,5% di California hingga 0% di Kanada hingga 10,8% Permasalahan yang terjadi di BPM Mesrida dari hasil survei di lapangan sekitar 30% ibu mengalami hyperemesis gravidarum sehingga Kesehatan ibu hamil menurun, dan mengalami penurunan berat badan. Kegiatan pengabdian, Metodenya pre dan post Pendidikan Kesehatan, Pelaksanaan berkoordinasi dengan pimpinan klinik, dan mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan ini. Jumlah sasaran pengabdian ini sebanyak 20 orang. Tempat pelaksanaan pengabdian di BPM Mesrida.  Hasil Kegiatan didapatkan hasil Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Status Gizi pada Ibu Hamil yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum Di BPM Mesrida saat sebelum dilakukannya Penkes atau Pre-test mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 10 responden (50 %). Sedangkan setelah dilakukan Penkes mayoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 11 responden (55%). Dalam pelaksanaan pengadian yang dilakukan masih ada 2 ibu hamil yang tidak memahami terkait dengan status gizi ibu hamil yang mengalami hyperemesis gravidarum, sehingga perlu antisipasi dari pimpinan klinik untuk mengontrol untuk Masalah status gizi ibu hamil tersebut.
TERAPI AKUPRESUR UNTUK HIPERTENSI DI KELURAHAN BANGUN REJO KECAMATAN TANJUNG MORAWA SEMBIRING, ADELINA; Gurning, Lisbet; Br Sinuhaji, Lidya Natalia; Barus, Magdalena
Jurnal Sinergitas PKM & CSR Vol. 7 No. 1 (2023): APRIL
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/jspc.v7i1.6189

Abstract

Hypertension without treatment can lead to serious complications such as the brain, eyes, heart, kidneys and even peripheral arteries. The results of the preliminary study found that 7 out of 11 who suffered from hypertension had massaged the head, neck, shoulders and back areas, but patients said that massage was only to reduce headaches without knowing which points to press. The purpose of this activity is to control and prevent hypertension in the Bangun Rejo sub-district, Tanjung Morawa sub-district. The methods used in the implementation of this service are counseling, demonstration and role play. The areas that become acupressure points are 4 fingers above the internal malleoulus, the proximal area of the meeting of the first and second metatarsal bones, 3 fingers above the wrist, at the elbow crease, 2 fingers from the back hairline in an indentation, 2 fingers behind the prominence laryngeus and in front of the carotid artery. Blood pressure checks were carried out by researchers 10 minutes after therapy. The results obtained after this activity showed that there was a decrease in blood pressure after acupressure therapy was carried out. Keywords: Acupressure Therapy, Blood Pressure, Hypertensionin indonesia Hipertensi tanpa penanganan mengakibatkan komplikasi yang serius seperti otak, mata, jantung, ginjal bahkan pembuluh darah arteri perifer. Hasil studi pendahuluan ditemukan ada 7 dari 11 yang menderita hipertensi sudah melakukan pijatan pada daerah kepala, leher, bahu dan punggung, namun penderita mengatakan melakukan pijat hanya untuk mengurangi sakit kepala tanpa mengetahui titik mana yang harus ditekan. Tujuan kegiatan ini untuk mengendalikan dan mencegah hipertensi di kelurahan bangun rejo kecamatan tanjung morawa. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pengabdian ini adalah penyuluhan, demonstrasi dan role play. Daerah yang menjadi titik akupresure adalah 4 jari di atas malleoulus internus, area proximal pertemuan tulang-tulang metatarsal I dan metatarsal II, 3 jari di atas pergelangan tangan, pada lipat siku, 2 jari dari batas rambut belakang pada sebuah lekukan, 2 jari dibelakang prominensia ilaryngeus dan di depan arteri carotis. Pemeriksaan tekanan darah dilakukan peneliti 10 menit setelah terapi. Hasil yang diperoleh setelah kegiatan ini didapatkan hasil bahwa terdapat penurunan tekanan darah setelah dilakukan terapi akupresur. Kata Kunci : Terapi Akupresur, Tekanan Darah, Hipertensi  
Promosi Kesehatan dan Pelaksanaan Pemberian Imunisasi BCG Pada Bayi 0-2 Bulan Diklinik Deby Cyntia Yun Purnamasari, Eka; Dewi, Eva Ratna; Br Sinuhaji, Lidya Natalia; Sembiring, Adelina
Jurnal Pengabdian Kepada Masyaraka Pelita Nusantara Vol. 2 No. 1 (2023): Edisi Agustus
Publisher : Loddos Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69688/jpmp.v2i1.182

Abstract

Cakupan imunisasi dasar pada tahun 2009 menunjukkan bahwa dari jumlah sasaran 4.461.341 bayi, cakupan imunisasi BCG 93,8%, DPT 69,6%, Polio 1 76,6%, Polio 4 92,4%, campak 91%.  Hasil survey pengabdian di klinik Deby cyntia yun, masih ada bayi yang terlewatkan untuk imunisasi BCG, dikarenakan Ibu terlalu takut untuk membawa bayi nya imunisasi karena usia bayi masih 2 bulan. Peran ibu dalam program imunisasi sangat penting, sehingga pemahaman yang tepat tentang imunisasi sangat diperlukan. Tujuan  Mengatasi masalah Kesehatan yang dialami ibu tentang pentingnya imunisasi dasar pada bayi usia 0-2 bulan di Klinik Deby Cyntia Yun, Dari  tabel  1  didapatkan  hasil  pengetahuan  ibu  saat  dilakukan  prestest  sebelum  Promosi  Kesehatan  (penyuluhan)  yaitu  pengetahuan  ibu  yang  baik  ada 3 responden ibu  (20%)  dan pengetahuan ibu yang cukup ada 5 Responden (33,3%), Serta  Pengetahuan Ibu yang Kurang ada 7 responden (46,7%). hasil ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang ASI masih kurang. Setelah diberikan Promosi Kesehatan (penyuluhan) hasil yang didapatkan yaitu pengetahuan ibu yang baik  ada  9 Responden (60%)  dan  pengetahuan  ibu  yang  cukup  ada 5 Responden  (33,3%) dan yang kurang 1 Responden (6,7%) Sehingga dapat  disimpulkan, pengetahuan ibu  tentang  ASI  eksklusif  meningkat  setelah  diberikan penyuluhan (Promosi). Dari hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui pelaksanaan pemberian Imunisasi BCG pada Bayi 0-2 Bulan di Klinik Bidan deby Cyntia Yun dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan gerakan imunisasi nanti, sehingga dengan adanya pemberian imunisasi semua penyakit pada balita dapat dicegah sedini mungkin. dari hasil yang didapat adanya peningkatan kesadaran orang tua sebanyak 75% terhadap pentingnya pemberian imunisasi dasar pada balita. Kondisi demikian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan kesadaran peserta dan kemampuan melakukan identifikasi kebutuhan imunisasi pada bayi di wilayah klinik bidan deby Cyntia Yun.
Evaluasi Keberhasilan Program Kesehatan dalam Meningkatkan Cakupan Imunisasi BCG pada Bayi 0-2 Bulan Br Sinuhaji, Lidya Natalia; Sembiring, Adelina
Jurnal Pengabdian Ruru Vol. 1 No. 1 (2024): Edisi September
Publisher : Yayasan Grace Berkat Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemberian imunisasi Bacillus Calmette-Guérin (BCG) merupakan salah satu upaya penting dalam pencegahan penyakit tuberkulosis (TB) pada bayi. Program promosi kesehatan yang efektif dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi orang tua dalam membawa bayi mereka untuk mendapatkan imunisasi tepat waktu. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan program promosi kesehatan dalam meningkatkan cakupan imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di sebuah klinik tertentu. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara dan kuesioner yang disebarkan kepada orang tua bayi yang telah mengikuti program promosi kesehatan. Selain itu, data cakupan imunisasi BCG di klinik juga dianalisis untuk melihat perubahan sebelum dan sesudah program promosi dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program promosi kesehatan berhasil meningkatkan pemahaman orang tua tentang pentingnya imunisasi BCG dan menyebabkan peningkatan signifikan dalam cakupan imunisasi bayi usia 0-2 bulan di klinik. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan program ini meliputi penyampaian informasi yang jelas, metode promosi yang interaktif, serta dukungan yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada orang tua. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa program promosi kesehatan dapat menjadi alat yang efektif dalam meningkatkan cakupan imunisasi BCG pada bayi. Namun, keberlanjutan program dan penyesuaian dengan kondisi lokal perlu diperhatikan untuk memastikan dampak jangka panjang