Fikhri, Aditya Aziz
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Integrasi Rapor Kurikulum Merdeka pada Sistem Informasi Akademik Sekolah Sukma Bangsa Bireuen Fikhri, Aditya Aziz
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 8 No. 1 (2024)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32533/08104.2024

Abstract

The Merdeka Curriculum is a curriculum with a learning design that provides opportunities for students to learn calmly, comfortably, pleasantly and stress-free as well as expressing their natural talents (Rahayu et al. 2022). The independent curriculum is also an educational innovation that aims to provide more freedom for teachers and schools in developing learning materials that are relevant to the local context and student needs. With this approach, students are expected to be able to learn more independently, creatively, and according to their interests and talents. One important aspect in implementing the Independent Curriculum is how it is integrated into the system for assessing and reporting learning outcomes, such as student report cards. This integration aims to ensure that evaluation of students not only covers academic aspects, but also the development of their holistic character, skills and competencies. This journal article discusses how the integration of Independent Curriculum report cards can be implemented in the Sukma Bangsa Bireuen School Academic Information System. The academic information system that is integrated with the Merdeka Curriculum is expected to support more efficient, transparent and accurate management of assessment data. The results of the integration have been implemented in class X at Sukma Bangsa Bireuen School. With the existence of an academic information system that is integrated with the Independent Curriculum, it is hoped that a more effective learning environment can be created and supports optimal holistic development of students.
IMPLEMENTASI ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR PADA SISTEM PEMANTAU SUHU DAN KELEMBAPAN RUANG SERVER MENGGUNAKAN PROTOKOL MQTT BERBASIS IOT Fikhri, Aditya Aziz; Nurdin, Nurdin
Jurnal Informatika dan Teknik Elektro Terapan Vol 12, No 3S1 (2024)
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jitet.v12i3S1.5422

Abstract

Pemantauan kondisi ruang server sangat penting untuk mencegah kegagalan sistem, terutama terkait suhu dan kelembapan. Penelitian ini mengacu pada standar ruang server di Indonesia, yaitu suhu 21°C - 23°C dan kelembapan 45% - 60%. Menggunakan mikrokontroler ESP32 dan sensor DHT22, data dikirim melalui protokol MQTT dengan broker Mosquitto pada server lokal, dan dashboard pengguna dibangun dengan Node-Red. Data latih mencakup referensi standar dan data dummy untuk meningkatkan akurasi klasifikasi. Hasil pengujian menunjukkan selisih 7.13°C pada suhu dan 21.22% pada kelembapan setelah pendingin ruangan dimatikan selama 1 jam. Klasifikasi menunjukkan 100% Normal saat pendingin hidup dan 100% Tidak Normal saat mati. Pengujian waktu eksekusi dengan access point dan hotspot Wi-Fi pada smartphone menunjukkan tidak ada perubahan. Waktu pembacaan sensor 4 ms, waktu eksekusi KNN 22 ms, dan pengiriman ke server lokal MQTT 14 ms, semuanya kurang dari 1 detik.
Perbandingan Kinerja Protokol MQTT dan HTTP Dalam Komunikasi Data Internet of Things Fikhri, Aditya Aziz; Ula, Munirul; Sayuti, Muhammad; Taufiq, Taufiq; Nudin, Nurdin
Jurnal Infomedia: Teknik Informatika, Multimedia, dan Jaringan Vol 10, No 1 (2025): Jurnal Infomedia
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jim.v10i1.6733

Abstract

Penelitian ini membandingkan kinerja protokol MQTT dan HTTP dalam sistem komunikasi Internet of Things (IoT), khususnya untuk pemantauan kualitas udara ruang kelas secara real-time. Evaluasi dilakukan menggunakan server virtual machine dengan spesifikasi identik, berdasarkan parameter seperti penggunaan CPU, waktu pengiriman pesan, dan tingkat kehilangan data. MQTT, sebagai protokol ringan dengan model publish-subscribe, menunjukkan kecepatan pengiriman pesan yang jauh lebih tinggi dibandingkan HTTP, terutama pada skenario dengan volume pesan yang besar. Namun, penggunaan CPU pada MQTT meningkat tajam seiring bertambahnya jumlah pesan, dan terjadi kehilangan data yang signifikan hingga 33,8% pada pengiriman 600.000 pesan. Sebaliknya, HTTP yang berbasis model request-response dengan mekanisme multi-proses, mampu menjaga keandalan pengiriman pesan hingga 100%, meskipun waktu pengirimannya jauh lebih lambat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa MQTT lebih efisien untuk sistem yang membutuhkan kecepatan tinggi dan dapat mentoleransi sebagian kehilangan data, sementara HTTP lebih cocok untuk aplikasi yang menuntut keandalan tinggi dan akurasi data secara penuh. Temuan ini memberikan wawasan penting bagi pengembang dalam memilih protokol komunikasi yang sesuai berdasarkan kebutuhan sistem IoT dan skala implementasinya.
Sistem Pemantau Kenyamanan Ruang Kelas Menggunakan Protokol Mqtt dan Http dengan Notifikasi Telegram Berbasis Internet Of Things Fikhri, Aditya Aziz; Ula, Munirul; Sayuti, Muhammad
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol 12 No 5: Oktober 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25126/jtiik.2025125

Abstract

Pendidikan berperan penting dalam pembangunan bangsa dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Sekolah sebagai institusi pendidikan formal membutuhkan lingkungan belajar yang sehat dan nyaman untuk mendukung proses belajar-mengajar. Salah satu faktor utama yang memengaruhi kenyamanan belajar adalah kualitas udara. Penelitian ini bertujuan untuk memantau kualitas udara di ruang kelas SD Sukma Bangsa Bireuen, Provinsi Aceh, menggunakan konsep Internet of Things (IoT) dengan membandingkan dua protokol komunikasi, yaitu MQTT dan HTTP. Parameter udara yang dipantau meliputi suhu, kelembapan, CO, CO₂, PM1, dan PM2.5. Hasil pengujian pada 10 sampel data menunjukkan bahwa protokol MQTT memiliki rata-rata waktu pengiriman data sebesar 6,2 milidetik, sedangkan protokol HTTP memerlukan rata-rata waktu 267 milidetik, menunjukkan bahwa MQTT sekitar 97,7% lebih cepat. Pada sesi pertama (pagi–siang), terjadi kenaikan suhu hingga 1,7°C, penurunan kelembapan sekitar 5%, sementara kadar CO dan CO₂, serta konsentrasi PM1 dan PM2.5 masih dalam batas aman. Sesi kedua (malam) menunjukkan penurunan suhu sekitar 2°C, kenaikan kelembapan sebesar 8%, dan peningkatan kadar CO₂ hingga 22,5% karena minimnya sirkulasi udara. Dashboard yang dibangun menggunakan Node-RED dapat menampilkan data secara real-time dari kedua protokol dengan lancar. Selain itu, sistem juga diintegrasikan dengan fitur notifikasi melalui Telegram, yang mampu mengirimkan peringatan otomatis setiap 10 menit jika parameter melebihi ambang batas, serta melayani permintaan data secara langsung dari pengguna. Dengan efisiensi pengiriman data, fleksibilitas arsitektur, dan kemampuan notifikasi real-time, sistem ini tidak hanya efektif untuk lingkungan kelas, tetapi juga berpotensi direplikasi pada ruang tertutup lainnya seperti laboratorium, ruang guru, dan ruang publik lainnya di lingkungan pendidikan.   Abstract Education plays an essential role in national development and improving the quality of life in society. Schools, as formal educational institutions, require a healthy and comfortable learning environment to support the teaching and learning process. One of the main factors affecting learning comfort is air quality. This study aims to monitor air quality in a classroom at SD Sukma Bangsa Bireuen, Aceh Province, using the Internet of Things (IoT) concept by comparing two communication protocols: MQTT and HTTP. The monitored air parameters include temperature, humidity, CO, CO₂, PM1, and PM2.5. Test results from 10 data samples show that the MQTT protocol achieved an average data transmission time of 6.2 milliseconds, while the HTTP protocol required an average of 267 milliseconds, indicating that MQTT is approximately 97.7% faster. During the first session (morning to afternoon), there was an increase in temperature of up to 1.7°C and a decrease in humidity of about 5%, while CO and CO₂ levels and PM1 and PM2.5 concentrations remained within safe limits. The second session (evening) showed a temperature drop of about 2°C, an increase in humidity by 8%, and a rise in CO₂ levels by up to 22.5% due to limited air circulation. The dashboard built using Node-RED successfully displayed real-time data from both protocols. Additionally, the system was integrated with a Telegram notification feature that could automatically send alerts every 10 minutes if any parameter exceeded the threshold, as well as respond to real-time data requests from users. With efficient data transmission, flexible architecture, and real-time notification capabilities, the system is not only effective for classroom environments but also has the potential to be replicated in other enclosed spaces such as laboratories, teacher rooms, and public areas within educational institutions.
Integrasi Rapor Kurikulum Merdeka pada Sistem Informasi Akademik Sekolah Sukma Bangsa Bireuen Fikhri, Aditya Aziz
SUKMA: Jurnal Pendidikan Vol. 8 No. 1 (2024)
Publisher : Yayasan Sukma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32533/08104.2024

Abstract

The Merdeka Curriculum is a curriculum with a learning design that provides opportunities for students to learn calmly, comfortably, pleasantly and stress-free as well as expressing their natural talents (Rahayu et al. 2022). The independent curriculum is also an educational innovation that aims to provide more freedom for teachers and schools in developing learning materials that are relevant to the local context and student needs. With this approach, students are expected to be able to learn more independently, creatively, and according to their interests and talents. One important aspect in implementing the Independent Curriculum is how it is integrated into the system for assessing and reporting learning outcomes, such as student report cards. This integration aims to ensure that evaluation of students not only covers academic aspects, but also the development of their holistic character, skills and competencies. This journal article discusses how the integration of Independent Curriculum report cards can be implemented in the Sukma Bangsa Bireuen School Academic Information System. The academic information system that is integrated with the Merdeka Curriculum is expected to support more efficient, transparent and accurate management of assessment data. The results of the integration have been implemented in class X at Sukma Bangsa Bireuen School. With the existence of an academic information system that is integrated with the Independent Curriculum, it is hoped that a more effective learning environment can be created and supports optimal holistic development of students.
IMPLEMENTASI ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR PADA SISTEM PEMANTAU SUHU DAN KELEMBAPAN RUANG SERVER MENGGUNAKAN PROTOKOL MQTT BERBASIS IOT Fikhri, Aditya Aziz; Nurdin, Nurdin
Jurnal Informatika dan Teknik Elektro Terapan Vol. 12 No. 3S1 (2024)
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jitet.v12i3S1.5422

Abstract

Pemantauan kondisi ruang server sangat penting untuk mencegah kegagalan sistem, terutama terkait suhu dan kelembapan. Penelitian ini mengacu pada standar ruang server di Indonesia, yaitu suhu 21°C - 23°C dan kelembapan 45% - 60%. Menggunakan mikrokontroler ESP32 dan sensor DHT22, data dikirim melalui protokol MQTT dengan broker Mosquitto pada server lokal, dan dashboard pengguna dibangun dengan Node-Red. Data latih mencakup referensi standar dan data dummy untuk meningkatkan akurasi klasifikasi. Hasil pengujian menunjukkan selisih 7.13°C pada suhu dan 21.22% pada kelembapan setelah pendingin ruangan dimatikan selama 1 jam. Klasifikasi menunjukkan 100% Normal saat pendingin hidup dan 100% Tidak Normal saat mati. Pengujian waktu eksekusi dengan access point dan hotspot Wi-Fi pada smartphone menunjukkan tidak ada perubahan. Waktu pembacaan sensor 4 ms, waktu eksekusi KNN 22 ms, dan pengiriman ke server lokal MQTT 14 ms, semuanya kurang dari 1 detik.