Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Penyakit Paru Obstruktif Kronik Dengan Modalitas Nebulizer Dan Terapi Latihan Di Rsud Paru Madiun Ma'arif, Ahmad Syarifuddin; Hamidah, Nurma Auliya; Nugraha, Dimas Arya
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience-Tropic) Vol 10 No 2 (2025): Januari 2025
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/ejbst.v10i2.610

Abstract

Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) adalah penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati, ditandai dengan adanya keterbatasan aliran udara yang masuk kedalam tubuh dan umumnya bersifat progresif, akibat dari paparan polusi udara dan gas berbahaya yang dapat memberikan gambaran gangguan sistemik. Penyakit paru kronis dapat ditandai dengan gejala pernapasan yang terus-menerus dan adanya hambatan aliran udara yang disebabkan oleh kelainan saluran napas atau alveolar sebagai respon inflamasi dari paparan partikel atau gas berbahaya. Penyakit ini merupakan gangguan yang mempengaruhi pola aliran udara dari dalam dan keluar paru. Penyakit ini merupakan penyakit yang tidak menular yang telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di indonesia. Seseorang yang mempunyai riwayat penyakit ini ketika udara terasa dingin dan terkena debu, polusi atau seorang perokok. Untuk mengidentifikasi penatalaksanaan Fisioterapi pada kasus Penyakit Paru Obstruktif Kronik, mengetahui dan menerapkan intervensi fisioterapi yang dapat digunakan pada kasus Penyakit Paru Obstruktif Kronik menggunakan modalitas Nebulizer, Breathing Control, Pursed Lip Breathing, dan Batuk Efektif. Setelah dilakukan terapi selama 4x terapi didapatkan hasil Nilai Respiratory Rate dari T0 : 22x/menit menjadi T4 : 19x/menit, nilai SPO2 dari T0 : 96% menjadi T4 : 98%, nilai skala borg dari T0 : 2 , sesak nafas ringan mengalami penurunan menjadi T4 : 0, tidak ada sesak napas sama sekali, hasil derajat sesak yang awalnya T0 : mendapatkan nilai 3, sesak timbul saat berjalan 100 m menjadi T4 : 1, sesak timbul saat berjalan cepat, pengeluaran sputum dari T0 : 0 ml menjadi T4 : 5 ml, nilai antropometri titik Axila dari T0-T4 mengalami peningkatan yaitu 1 cm, Ics 4-5 dan Prosesus xipoideus dari T0-T4 memiliki perubahan yang sama yaitu mengalami kenaikan 0,5 cm. Nebulizer Untuk Mengencerkan Sputum Dan Meredakan Gejala Sesak Nafas, Breathing Control Untuk Meningkatkan Ekspansi Sangkar Thoraks dan memperbaiki bentuk dada, Pursed Lip Breathing Untuk Memperbaiki Respiratory Rate, Meningkatkan Saturasi Oksigen Dan Mengurangi Spasme, Batuk Efektif Untuk Mengeluarkan Sputum
PROGRAM FISIOTERAPI PADA KASUS CEREBAL PALSY SPASTIC HEMIPLEGI Hadi Nurcahyo, Azriel; Setiawan, Deny; Kurniawan, Bayu; Rosyida Maulidina, Diah; Tri Nurhayati, Yeni; Nugraha, Dimas Arya
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 4 No 1 (2025): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v4i1.25356

Abstract

Latar Belakang: Cerebral Palsy merupakan suatu penyakit kronik yang mengenai pusat pengendalian pergerakan dengan manifestasi klinis yang tampak pada beberapa tahun pertama dan secara umum tidak akan bertambah memburuk pada usia selanjutnya. Prevalensi di Jawa Timur yang terdiri dari (6,5%) pada usia 5-17 tahun, (2,5%) pad a usia 18-59 tahun dan (1,6%) pada usia lansia >60 tahun (Riskesdas, 2018). Pada Cerebral palsy Spastic Hemiplegi umumnya mengalami berbagai gangguan motorik dan sensorik seperti kelemahan otot, kelenturan, gerakan abnormal, disfungsi sensorik, dan anak-anak menunjukkan kecacatan pada sebagian ekstremitas baik kanan maupun kiri. Tujuan: Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui efektifitas metode Bobath pada anak dengan Cerebral palsy Spastic Hemiplegi. Metode: Artikel ini bersifat studi kasus, mengangkat kasus pasien dan mengumpulkan data melalui proses Fisioterapi. Intervensi yang diberikan berupa metode Bobath. Hasil: Setelah dilakukan terapi sebanyak 4 kali terapi didapatkan hasil dari T1 sampai T4 dengan pengukuran GMFM diperoleh nilai 61,5% pada kemampuan fungsional dan spastisitas belum ada peningkatan yang signifikan. Kesimpulan: Belum ada peningkatan yang signifikan pada spastisitas dan kemampuan fungsional.
PROGRAM FISIOTERAPI PADA KASUS CEREBAL PALSY SPASTIC HEMIPLEGI Hadi Nurcahyo, Azriel; Setiawan, Deny; Kurniawan, Bayu; Rosyida Maulidina, Diah; Tri Nurhayati, Yeni; Nugraha, Dimas Arya
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 4 No 1 (2025): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v4i1.25356

Abstract

Latar Belakang: Cerebral Palsy merupakan suatu penyakit kronik yang mengenai pusat pengendalian pergerakan dengan manifestasi klinis yang tampak pada beberapa tahun pertama dan secara umum tidak akan bertambah memburuk pada usia selanjutnya. Prevalensi di Jawa Timur yang terdiri dari (6,5%) pada usia 5-17 tahun, (2,5%) pad a usia 18-59 tahun dan (1,6%) pada usia lansia >60 tahun (Riskesdas, 2018). Pada Cerebral palsy Spastic Hemiplegi umumnya mengalami berbagai gangguan motorik dan sensorik seperti kelemahan otot, kelenturan, gerakan abnormal, disfungsi sensorik, dan anak-anak menunjukkan kecacatan pada sebagian ekstremitas baik kanan maupun kiri. Tujuan: Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui efektifitas metode Bobath pada anak dengan Cerebral palsy Spastic Hemiplegi. Metode: Artikel ini bersifat studi kasus, mengangkat kasus pasien dan mengumpulkan data melalui proses Fisioterapi. Intervensi yang diberikan berupa metode Bobath. Hasil: Setelah dilakukan terapi sebanyak 4 kali terapi didapatkan hasil dari T1 sampai T4 dengan pengukuran GMFM diperoleh nilai 61,5% pada kemampuan fungsional dan spastisitas belum ada peningkatan yang signifikan. Kesimpulan: Belum ada peningkatan yang signifikan pada spastisitas dan kemampuan fungsional.