Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Pengaruh Kadar Air, Dosis Dan Lama Pengedapan Koagulan Serbuk Biji Kelor Sebagai Alternatif Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu Fitri, Nur Sagita; Amir, Rahmi; Willem, Ilham; Hengky, Henni Kumaladewi
J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology) Vol. 4 No. 2 (2021): J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology)
Publisher : Faculty of Health Sciences , Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/htc.v4i2.4183

Abstract

Abstract: The Influence Of Water Content, Dosage and Duration Of Morage Powder Coagulants As Alternative Processing Liquid wasted Of Tofu Industry. The tofu industry is an industry that produces organic waste in the form of solid and liquid waste that has a high level of pollution and is usually directly channeled into water bodies without any prior processing. To overcome this problem, tofu liquid waste is processed first using an alternative natural coagulant, namely Moringa seed powder. This study aims to determine the effect of the coagulant of Moringa seed powder on the reduction of tofu liquid waste parameters. This research is an experimental research. Sampling of tofu liquid waste was carried out at the Cempae tofu factory, Soreang, Parepare City. Variations in the dose of coagulant used in this study were 2 g, 3 g, 4 g, and 5 g. The initial characteristics of the tofu industrial wastewater showed that the concentration of COD and TSS did not meet the quality standards of liquid waste in the South Sulawesi Governor's Regulation Number 69 of 2010. This study was carried out with fast stirring for 3 minutes and slow stirring for 12 minutes using a magnetic stirrer. The initial results of tofu liquid limbal before being given a coagulant of Moringa seed powder were COD 354 mg/L, TSS 362 mg/L, Turbidity 105 NTU and pH 4. The final results showed the optimum value for decreasing COD levels after being given a coagulant of Moringa seed powder by 80% , TSS 48% and Turbidity 25%. The results of this study can be concluded that Moringa seed is an effective coagulant because it has an influence on the processing of tofu industrial wastewater as seen from the decrease in the optimum COD level by 80%, but the deviations obtained may be due to not all coagulants being coagulated and flocculated perfectly. of decreased levels of TSS and Turbidity with a percentage of <50%.Keywords: Moisture Content, Dosage, Precipitation Time, Moringa Seeds, Tofu Liquid Waste Abstrak: Pengaruh Kadar Air, Dosis dan Lama Pengendapan Koagulan Serbuk Biji Kelor Sebagai Alternatif Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu. Industri tahu merupakan industri yang menghasilkan limbah organik berupa limbah padat dan cair yang memiliki tingkat pencemaran tinggi dan biasanya langsung dialirkan ke badan air tanpa ada proses pengolahan terlebih dahulu. Untuk mengatasi masalah tersebut limbah cair tahu dilakukan pengolahan terlebih dahulu menggunakan alternatif koagulan alami yaitu serbuk biji kelor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari koagulan serbuk biji kelor terhadap penurunan parameter limbah cair tahu. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Pengambilan sampel limbah cair tahu dilakukan di pabrik tahu Cempae, Soreang Kota Parepare. Variasi dosis koagulan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, 2 gr, 3 gr, 4 gr, dan 5 gr. Karakteristik awal limbah cair industri tahu menunjukkan konsentrasi COD dan TSS yang belum memenuhi baku mutu limbah cair pada Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 69 tahun 2010. Penelitian ini dilakukan dengan pengadukan cepat selama 3 menit dan pengadukan lambat selama 12 menit menggunakan magnetic stirre. Hasil awal limbal cair tahu sebelum diberikan koagulan serbuk biji kelor yaitu COD 354 mg/L, TSS 362 mg/L, Turbiditas 105 NTU dan pH 4. Hasil akhir penelitian menunjukkan nilai optimum pada penurunan kadar COD setelah diberikan koagulan serbuk biji kelor sebesar 80%, TSS 48% dan Turbiditas 25%. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Biji kelor merupakan koagulan yang efektif karena memiliki pengaruh terhadap pengolahan limbah cair industri tahu terlihat dari penurunan kadar COD optimum sebesar 80%, namun terjadi penyimpangan yang diperoleh mungkin disebabkan karena tidak semua koagulan yang terkoagulasi dan terflokulasi secara sempurna terlihat dari penurunan kadar TSS dan Turbidity dengan persentase < 50%.Kata Kunci: Kadar Air, Dosis, Lama Pengendapan, Biji Kelor, Limbah Cair Tahu
Pengetahuan Pasutri terhadap Kekerasan pada Perempuan di Kota Parepare Nurhaeni, Nurhaeni; Dwi Putri Rusman, Ayu; Willem, Ilham; Majid, Makhrajani; Usman, Usman; Tabang, Syamsurijal
Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah MANUSIA DAN KESEHATAN
Publisher : FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31850/makes.v6i2.2179

Abstract

Perempuan di Indonesia saat ini masih rawan menjadi korban kekerasan. Kekerasan terhadap perempuan merupakan sebuah masalah yang sulit diselesaikan dengan tuntas. Meskipun telah banyak usaha yang dilakukan mulai dari dibentuknya berbagai macam peraturan perundang-undangan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Tujuan dari penelitian ini adalah Bagaimana pengetahuan pasutri terhadap kekerasan pada perempuan, dan Mengetahui riwayat kekerasan psikis yang pernah dialami ole pasutri di Kota Parepre. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif menggunakan pendekatan kuantitatifdengan analisis univariat. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 pasutri dari 1.255 populasi dengan tekhnik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dengan penentuan jumlah sampel menggunakan rumus slovin. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Pengolahan data menggunakan program SPSS 24. Hasil penelitian ini adalah Tingkat pengetahuan pasutri di Wilayah Kota Parepare yaitu, yang tergolong dalam kategori tinggi sebanyak 27% sedangkan yang termasuk dalam kategori rendah yaitu sebanyak 73%. Adapun Riwayat kekerasan yang pernah dialami oleh pasutri di Wilayah Kota Parepare yang tergolong dalam kategori baik (tidak pernah mengalami kekerasan) sebanyak 97% dan yang tergolong dalam kategori tidak baik (pernah mengalami kekerasan) sebanyak 3%. Kekerasan dalam rumah tangga dapat terjadi pada semua usia, jenis kelamin, jenjang pendidikan, dan pekerjaan. Oleh karenanya, latar belakang pendidikan yang tinggi, umur seseorang, jenis kelamin dan pekerjaan yang bagus atupun yang tidak memiliki pekerjaan tidak dapat menjamin bahwa seseorang dapat bebas dari perlakuan kekerasan.Diharapkan Bagi pemeintah melalui Dines Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) untuk melakukan edukasi secara berkesinambungan tentang kekerasan pada perempuan baik dalam lingkungan masyarakat umum maupun dalam lingkungan sekolah