Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Sosialisasi dan Pemanfaatan Limbah Pinang Sebagai Sumber Hormon Etilen Untuk Meningkatkan Produksi Buah Pinang Betara (Areca catechu Var. Betara) Di Desa Teluk Kulbi, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat Asra, Revis; Suprayogi, Dawam; Adriadi, Ade Adriadi; Maritsa, Hasnaul; Defrizal, Defrizal
Jurnal Pengabdian Masyarakat Pinang Masak Vol. 5 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jpm.v5i1.33511

Abstract

Pinang betara (Areca catechu Var. Betara) merupakan varietas pinang unggul di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi yang dipasarkan di berbagai Pasar lokal Provinsi hingga diekspor ke berbagai Negara, seperti India dan Pakistan. Masyarakat di daerah ini kebanyakan memiliki usaha bertani pinang dan merupakan sumber utama pendapatan rumah tangga petani dibandingkan kegiatan di bidang selain pertanian pinang. Namun dalam menjalankan usaha ini, petani mengalami hambatan salah satunya kurangnya kontinuitas produksi buah pinang. Ada saat dimana pohon pinang berkurang buahnya bahkan ada pinang yang berhenti berbuah. Hal inidisebabkan kurangnya pengetahuan petani akan hormone etilen. Sementara sumber untuk produksi hormone etilen ada dilingkungan mereka sendiri. Pemanfaatan hormone etilen alami ini dapat merangsang dan meningkatkan buah pinang. Disamping itu proses pematangan buah akan lebih cepat jika menggunakan hormone etilen alami ini. Potensi limbah pinang seperti pelepah, daun, dan sabut pinang sebagai sumber etilen alami tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan kurangnya ilmu pengetahuan yang dimiliki masyarakat. Oleh karena itu kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini diharapkan nantinya dapat meningkatkan pengetahuan petani akan pemanfaatan limbah pinang sebagai sumber hormone etilen alami untuk meningkatkan produksi buah pinang. Jika produksi buah pinang meningkat, maka perekonomian masyarakat Desa Teluk Kulbi, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat juga akan meningkat. Hasil Pengabdian menunjukkan masyarakat petani pinang di desa ini antusias memanfaatkan limbah pinang dalam mendukung pertumbuhan pinang sebagai hormone etilen alami. Hasil diskusi menyatakan bahwa panen buah pinang yang diperoleh warga mengalami peningkatan produksi buah hingga 30 %.
Ragam Jenis Tumbuhan Obat dan Pemanfaatannya dari Hutan Adat Lubuk Tinting dan Maliki Desa Pungut Hilir Kecamatan Air Hangat Timur Kabupaten Kerinci: Different Types Of Medicine Plants And Its Utilization From Lubuk Tinting And Maliki Traditional Forests, Pungut Hilir Village, East Warm Water District, Kerinci Regency Nursanti, Nursanti; Adriadi, Ade Adriadi; Mauluddin, Muhammad
Biospecies Vol. 16 No. 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/biospecies.v16i1.21454

Abstract

Medicinal plants are all plant species that produce one or many active components that are used as ingredients for health treatment or all types of plants that are believed to have medicinal properties. One of them is still used by the community around the Lubuk Tinting and Maliki Traditional Forests in Pungut Hilir Village. This study aims to determine the various types of medicinal plants found in the Lubuk Tinting and Maliki Traditional Forests, Pungu Hilir Village, Air Warm East District. The results showed that 43 plant species were found with 30 families. Based on the understorey, seedlings, and saplings. Some families with the highest number of species include Rubiaceae, Lauraceae, Araceae, Arecaceae, Euphorbiaceae, Fabaceae, and Urticacaeae. In the vegetation analysis plot, 43 plant species were found, including 42 plant species with 30 families identified as potential medicinal plants used by ethnic groups throughout the world. In addition, 25 plant species with 18 families with medicinal potential were used by the community from the Lubuk Tinting and Maliki customary forest areas, both in the vegetation analysis plot and outside the vegetation analysis plot. The plants found in the vegetation analysis plot were 10 plant species, while outside the vegetation analysis plot 15 plant species were found. The percentage of organs used by the community around the Lubuk Tinting and Maliki Indigenous Forests as medicine was dominated by 44% (11 species). While the percentage of medicinal plants processing methods is often done by boiling 42% (11 species). The percentage of how to use medicinal plants is mostly done by smearing 37% (10 species). Keywords: Variety of Species, Utilization, Medicinal Plants, Lubuk Tinting, and Maliki Traditional Forests.   Abstrak Tumbuhan obat merupakan seluruh spesies tumbuhan yang menghasilkan satu atau banyak komponen aktif yang digunakan sebagai bahan pengobatan kesehatan. Salah satunya masih dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Pungut Hilir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ragam jenis tumbuhan obat yang terdapat pada Hutan Adat Lubuk Tinting dan Maliki Desa Pungut Hilir Kecamatan Air Hangat Timur. Hasil penelitian menunjukkan ditemukan 43 spesies tumbuhan dengan 30 famili. Berdasarkan meliputi tumbuhan bawah, semai, dan pancang. Beberapa famili dengan jumlah jenis tertinggi antara lain Rubiaceae, Lauraceae, Araceae, Arecaceae, Euphorbiaceae, Fabaceae, Urticacaeae. Pada petak analisis vegetasi ditemukan 43 spesies tumbuhan diantaranya 42 spesies tumbuhan dengan 30 famili teridentifikasi sebagai tumbuhan berpotensi obat. Selain itu ditemukan 25 spesies tumbuhan dengan 18 famili, berpotensi obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat dari kawasan Hutan Adat Lubuk Tinting dan Maliki, baik yang terdapat pada petak analisis vegetasi maupun diluar petak analisis vegetasi. Adapun persentase organ tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat disekitar Hutan Adat Lubuk Tinting dan Maliki sebagai obat didominasi daun 44% (11 spesies). Sedangkan cara pengolahan tumbuhan obat sering dilakukan dengan cara direbus 42% (11 spesies), cara pemakaian sering dilakukan dioles 37% (10 spesies). Kata kunci: Ragam Jenis, Pemanfaatan, Tumbuhan Obat, Hutan Adat Lubuk Tinting dan Maliki
Ekologi Serdang (Livistona sp.) di Kecamatan Sekernan dan Kecamatan Mendahara Ulu: Serdang (Livistona sp.) Ecology in Sekernan Sub-Districd and Mendahara Ulu Sub-District Nursanti, Nursanti; Adriadi, Ade Adriadi; Puji Astuti, Dwi
Biospecies Vol. 16 No. 2 (2023): Juli 2023
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/biospecies.v16i2.21623

Abstract

Livistona is one of the genera of palm plants with a wide distribution area, ecologically diverse and of horticultural, economic and ecological importance. The Livistona genus is an important ornamental plant species for landscapes, and generally tolerates it as an indoor (Siregar, 2005). The purpose of this study was to determine the ecology of Serdang (Livistona sp.) in Sekernan District and Mendahara Ulu District. This research was conducted in SeptemberOctober 2021 based on the purposive sampling method. The results obtained are Serdang ecology (Livistona sp.) Sekernan and Mendahara Ulu subdistricts found 16 serdang individuals, the composition of vegetation at the study site for tree stadia population was only slightly in secondary forest cover found 8 species of trees, while for oil palm plantations/rubber plantations there were 5 tree species, for the pole level most were found in oil palm plantations/rubber plantations with a total of 5 species while in secondary forest only 3 species, the sapling level was mostly found in oil palm plantations/rubber plantations because in rubber plantations the community allowed their gardens to be grown other than rubber, the seedling rate was mostly found in oil palm/rubber plantations with a total of 29 species with 129 individuals compared to secondary forests. Ecological factors around the herbaceous plants for humidity range from 250C–310C. The condition of the soil at the research site is sandy soil with a pH of 4.00 – 5.06. The slope of the medium-growing area is between 8% to 21%, which means that the herbaceous plant grows on the slope of the sloping to moderately steep area. Keywords: Livistona, Vegetation, Ecological Factors   Abstrak Livistona adalah salah satu dari marga tumbuhan palma yang wilayah penyebarannya lebar, ekologinya beragam dan bernilai penting secara hortikultura, ekonomi dan ekologi. Livistona adalah jenis tumbuhan hias yang penting untuk landskap, dan umumnya toleransi sebagai tanaman dalam ruang (Siregar, 2005). Tujuan penelitian ini mengetahui ekologi serdang (Livistona sp.) di Kecamatan Sekernan dan Kecamatan Mendahara Ulu. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2021 berdasarkan metode purposive sampling. Hasil penelitian ekologi serdang (Livistona sp.) Kecamatan Sekernan dan Kecamatan Mendahara Ulu ditemukan 16 individu serdang, Komposisi vegetasi dilokasi penelitian stadia pohon populasinya hanya sedikit pada tutupan hutan sekunder ditemukan 8 spesies pohon, sedangkan untuk kebun sawit/kebun karet terdapat 5 spesies pohon, tingkat tiang paling banyak ditemukan di tutupan kebun sawit/kebun karet dengan jumlah 5 spesies sedangkan di hutan sekunder hanya 3 spesies, tingkat pancang banyak di temukan pada tutupan kebun sawit/kebun karet karena pada kebun karet masyarakat membiarkan kebunnya ditumbuhan selain karet, tingkat semai banyak ditemukan di kebun sawit/kebun karet dengan jumlah 29 spesies dengan individu 129 dibandingkan hutan sekunder. Faktor ekologi di sekitar tumbuhan serdang kelembaban berkisar 250C–310C. Keadaan tanah di lokasi penelitian yaitu tanah berpasir dengan pH 4.00 – 5.06. Kemiringan tempat tumbuh serdang antara 8% hingga 21% bearti tumbuhan serdang tumbuh di kemiringan tempat landai hingga agam curam. Kata kunci: Livistona, Vegetasi, Faktor Ekologi