Industri tekstil merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat di Indonesia. Seiring dengan perkembangan ini, aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menjadi perhatian utama, terutama dalam aktivitas di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). IPAL memiliki peran penting dalam mengolah limbah industri agar tidak mencemari lingkungan, namun di sisi lain, proses pengolahan ini juga memiliki potensi bahaya tinggi yang dapat membahayakan pekerja. Risiko seperti paparan bahan kimia berbahaya, tenggelam, luka bakar, cedera fisik, hingga gangguan pernapasan sering terjadi akibat kurangnya penerapan standar keselamatan kerja. Oleh karena itu, diperlukan analisis risiko yang komprehensif untuk mengidentifikasi dan mengendalikan potensi bahaya di area IPAL. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya, menilai tingkat risiko, serta merancang strategi pengendalian risiko di IPAL PT. XYZ dengan menggunakan metode Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control (HIRARC). Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi terhadap 15 pekerja yang beraktivitas di area IPAL. Dari hasil identifikasi, ditemukan 24 potensi bahaya dari 11 aktivitas kerja. Setelah dilakukan analisis risiko, diperoleh hasil bahwa 5 risiko termasuk dalam kategori rendah, 15 risiko masuk dalam kategori sedang, dan 4 risiko berada dalam kategori tinggi. Untuk meminimalisir risiko kecelakaan kerja, dilakukan strategi pengendalian melalui beberapa langkah, di antaranya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), rekayasa teknik, pengendalian administratif, serta evaluasi dan pemantauan berkala. Rekomendasi utama dari penelitian ini mencakup inspeksi rutin sebelum dan sesudah bekerja, peningkatan kesadaran pekerja melalui pelatihan keselamatan kerja, serta penerapan prosedur keselamatan yang lebih ketat di area IPAL. Dengan implementasi pengendalian risiko yang tepat, diharapkan lingkungan kerja di IPAL PT. XYZ dapat menjadi lebih aman, nyaman, dan sehat, serta mampu meningkatkan efisiensi kerja dan mengurangi tingkat kecelakaan kerja di perusahaan.