Muhamad Agus Wibowo
Jurusan Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura, Pontianak

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN SITOTOKSISITAS FRAKSI DAUN KENTUTAN (Paederia foetida L.) Muhamad Agus Wibowo, Djoko Parwanto,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.67 KB)

Abstract

Kentutan (Paederia foetida L.) termasuk tumbuhan famili Rubiaceae.Tumbuhan ini telah diketahui memiliki sifat antioksidan dan sitotoksisitas pada ekstrak kasar metanol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kandungan metabolit sekunder, kandungan total fenol, aktivitas penangkapan radikal 2,2-difenil-1-pikrilhidrazin (DPPH) dan aktivitas sitotoksik terhadap larva Artemia salina oleh fraksi-fraksi nya. Fraksi yang digunakan pada penelitian ini adalah fraksi n-heksana, fraksi kloroform, dan fraksi metanol. Berat sampel ekstrak daun P.foetida adalah 46,326 gram dengan rendeman dari masing-masing fraksi adalah 0,3084%, 0,5369%, dan 2,1243%. Hasil skrining fitokimia dan kromatografi lapis tipis (KLT) menunjukkan bahwa semua fraksi mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, polifenol, dan terpenoid. Fraksi metanol pada penelitian ini telah diketahui memiliki kandungan total fenol dan IC50 paling baik yaitu sebesar 37,960 µgTAE/mg dan 39,836. Sedangkan pada fraksi n-heksana memiliki nilai LC50 paling baik yaitu sebasar 291,031. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada fraksi-fraksi daun P.foetida berpotensi sebagai antioksidan dan sitotoksisitas. Kata kunci:Kentutan (Paederia foetida L), Total fenol,  Antioksidan, Sitotoksisitas.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN METODE DPPH DAN UJI SITOTOKSIK METODE BSLT PADA EKSTRAK METANOL DAUN BONGKAL(Nuacleasubdita (Korth) Steud) Muhamad Agus Wibowo, Nur Ika Asmiyarti,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 3, No 1 (2014): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang uji aktivitas antioksidan dan uji sitotoksik dari ekstrak daun bongkal (Nauclea Subdita(Korth) Steud). Ekstrak metanol daun bongkal diperoleh dari hasil ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak metanol dipekatkan menggunakan rotary evaporator kemudian dilakukan pengujian skrining fitokimia, uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH, danuji sitotoksik menggunakan metode BSLT. Hasil skrining fitokimia menunjukkan ekstrak metanol daun bongkal mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, steroid dan polifenol. Uji aktivitas antioksidan dilakukan pada panjang gelombng 515nm menghasilkan nilai IC50 sebesar 10 ppm. Uji aktivitas sitotoksik menghasilkan nilai LC50 sebesar 327 ppm. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkanbahwa daun bongkal mempunyai aktivitas antioksidan alami.   Kata Kunci: bongkal, antioksidan, sitotoksik, srining fitokimia
SKRINING FITOKIMIA, UJI AKTIVITAS, ANTIOKSIDAN DAN UJI SITOTOKSIK EKSTRAK METANOL PADA AKAR DAN KULIT BATANG SOMA (Ploiarium alternifolium) Muhamad Agus Wibowo., Faskalia,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 3, No 3 (2014): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Soma (Ploiarium alternifolium) merupakan tumbuhan yang banyak dijumpai di daerah rawa Kalimantan, Sumatera Selatan sampai Malaysia dan berpotensi sebagai bahan obat anti kanker. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi soma sebagai bahan obat anti kanker. Penelitian ini telah dilakukan dengan beberapa tahap yakni dengan ekstraksi, skrining fitokimia, uji antioksidan dengan metode DPPH dan kandungan total fenol, serta uji sitotoksik dengan metode BSLT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skrining fitokimia dari akar mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, polifenol dan saponin. Kulit batang mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, polifenol dan triterpenoid. Kandungan total fenol dari ekstrak kulit batang dan akar masing-masing sebesar 2,15 µg TAE/mg, dan 1,99 µg TAE/mg. Aktivitas antioksidan pada ekstrak kulit batang dan akar masing-masing sebesar 243,524 ppm dan 300,576 ppm, sedangkan vitamin C sebesar 5,372 ppm. Uji sitotoksik pada ekstrak kulit batang dan akar masing-masing sebesar 489,465 µg/ml dan 523,464 µg/ml. Berdasarkan hasil penelitian maka kulit batang dan akar soma berpotensi sebagai bahan obat anti kanker. Kata kunci: Ploiarium alternifolium, Theaceae, antioksidan, total fenol, sitotoksik, fitokimia
EKSTRAK DAUN KESUM (Polygonum minus) MEMPERBAIKI KERUSAKAN PARU MELALUI DITEKANNYA PRODUKSI REACTIVE OXYGEN SPECIES (ROS) Agus Wibowo, Muhamad; Widodo, M. Aris; Purnomo, Basuki B.; A, Aulanniam
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 7, No 2 (2013): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v7i2.936

Abstract

Penelitian ini bertujuan membandingkan efek pemberian fraksi n-heksan, etilasetat, dan metanol dari ekstrak daun kesum dalam memperbaiki kerusakan organ paru akibat paparan benzopirena. Penelitian dilakukan secara in vivo dengan menggunakan hewan model terpapar benzopirena. Pembuatan hewan model kanker terpapar benzopirena dilakukan secara intraperitoneal dengan dosis 200 mg/kg yang dilanjutkan dengan pengobatan menggunakan fraksi n-heksana, etil-asetat, dan metanol dari ekstrak daun kesum. Uji keberhasilan penelitian dilakukan dengan pengukuran kadar malondialdehid (MDA) dan pemeriksaan histologis organ paru dengan pewarnaan hematoksilin-eosin (HE). Kadar MDA tikus kontrol; tikus terpapar benzopirena; tikus terapi fraksi n-heksana; tikus terapi fraksi etil-asetat; dan tikus terapi fraksi metanol masing-masing adalah 8,44; 6,24; 7,21; 8,47; dan 5,27 ppm. Tingkat kerusakan organ paru tikus kontrol, terpapar benzopirena, terapi fraksi n-heksan, terapi fraksi etil-asetat, dan fraksi metanol masing-masing adalah normal (0,728), strong (3,002), light (1,687), moderate (2,600), dan strong (3,060). Fraksi n-heksana merupakan fraksi yang paling bagus dalam memperbaiki kerusakan organ paru hewan model akibat paparan benzopirena.