Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengendalian Hama Kutu Putih (Pseudoccus) Tanaman Ubi Kayu (Manihot Esculenta Crantz) Menggunakan Brotowali dan Ekstrak Serai Wangi Azizu, Muhamad Noor; Aliyaman, Aliyaman; Tabia, La Aman; Peliyarni, Peliyarni; Wa Rostia
Media Agribisnis Vol. 7 No. 2 (2023): November
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/agribisnis.v7i2.5103

Abstract

OPT penting pada tanaman ubi kayu ialah kutu putih. serangan hama kutu putih dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti, ketinggian tempat, suhu, kelembapan, iklim dan varietas atau klon tanaman. Kutu putih ini lebih suka hidup pada tempat-tempat dengan ketinggian di bawah 200 m dpl. Pengaruh varietas atau klon ubi kayu terhadap serangan kutu putih dilaporkan. Varietas atau klon ubikayu mempengaruhi tingkat serangan P. manihoti karena perbedaan kandungan senyawa sekunder seperti sianida. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pestisida organik brotowali ekstrak serai wangi terhadap pengendalian hama kutu putih tanaman ubi kayu di Desa Tira, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai November 2023 di Desa Tira, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan. Analisis pengecekan identifikasi hama menggunakan laboratorium Terpadu Fakultas Pertaniandan Peternakan Universitas Muslim Buton. Hasil dari penelitian bahwa pemberian pestisida organik brotowali ekstrak serai wangi mampu mengendalikan hama kutu putih tanaman ubi kayu. Dosis pestisida yang diberikan untuk mengendalikan hama kutu putih adalah 50 ml sehingga dapat menurunkan intensitas serangan hama kutu putih sebesar 73,66%.
Peran Pupuk Hilado (Hijau Lamtoro dan Dolomit) dalam Revitalisasi Kesuburan Lahan Bekas Tambang Aspal untuk Budidaya Padi Wakawondu: “Hilado" (Green Lamtoro and Dolomit) Fertilizer’s Role in Restoring Ex-Asphalt Mine Soil for Wakawondu Rice Peliyarni, Peliyarni; Rizka Rahmahwati
Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 13 No. 3 (2025): Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/perbal.v13i3.7013

Abstract

Tanaman padi wakawondu merupakan tanaman pangan lokal unggulan masyarakat Buton khususnya Desa Lawele, Kecamatan Lasalimu. Budidaya padi lokal wakawondu sudah jarang dilakukan di lahan kering karena rendahnya hasil produksi sebagai akibat menurunnya kesuburan tanah. Penyebab menurunnya kesuburan tanah adalah adanya aktivitas pertambangan aspal yang terjadi daerah tersebut. Degradasi lahan tidak dapat dihindari sehingga ketersediaan hara tanah pada daearah tambang aspal menjadi rendah. Pemupukan menggunakan bahan organik sangat perlu dilakukan guna memperbaiki kondisi hara pada lahan tambang aspal untuk budidaya padi wakawondu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pupuk hilado (hijau lamtoro dan dolomit) dalam merevitalisasi lahan tambang aspal untuk pertumbuhan padi wakawondu. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lawele Kecamatan Lasalimu Kabupaten Buton. Waktu penelitian pada bulan Juni-September 2025. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang dilakukan dengan 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan sehingga terdapat 12 unit percobaan. Taraf dosis yang digunakan yaitu P0 = tanpa perlakuan (kontrol), P1 (Dosis 25% pupuk hilado), P2 (Dosis 50% pupuk hilado), dan P3 (Dosis 75% pupuk hilado). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi dosis pupuk hilado tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pH tanah (7) namun memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 79.73, jumlah anakan 41.44, dan indeks kehijauan daun 3.83. Perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan P2 (dosis 50% pupuk hilado) untuk semua variabel pengamatan. Hal ini diduga dosis 50% mampu mensuplai ketersedian hara bagi tanaman. Wakawondu rice is one of the best food crops of the Buton community, particularly in Lawele Village, Lasalimu District. Its cultivation is rarely carried out on dry land due to low production yields as a result of declining soil fertility. The cause of this decline is the asphalt mining activities that occur in this area. Land degradation cannot be avoided, so the availability of soil nutrients in asphalt mining is low. Organic fertilization is therefore critical to restore soil productivity in this wakawondu cultivation area. This study aims to determine the role of Hilado fertilizer in revitalizing the asphalt mining land for wakawondu rice growth. This study was conducted in Lawele Village, Lasalimu District, Buton Regency. The research period was June to September 2025. This study used a Randomized Block Design (RBD) method, which was carried out with 4 treatments with 3 replications, so that there were 12 experimental units. The dosage levels used were P0 = no treatment (control), P1 (25% dose of Hilado fertilizer), P2 (50% dose of Hilado fertilizer), and P3 (75% dose of Hilado fertilizer). The result of the study showed that the application of Hilado fertilizer doses did not have a significant effect on soil pH (7) but had a significant effect on plant height 79.73, number of tillers 41.44, and leaf greenness index 3.83. The best treatment was in the P2 (50% dose of Hilado fertilizer) for all observation variables. It is hypothesized that the 50% application rate provides sufficient availability to support plant growth.
Identifikasi Kandungan NPK dan Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Buatan terhadap Pertumbuhan Padi Wakawondu pada Lahan Marginal Hervina, Wa Ode; Peliyarni, Peliyarni; Ridwan, Ridwan
Daun: Jurnal Ilmiah Pertanian dan Kehutanan Vol. 11 No. 2 (2024): Daun: Jurnal Ilmiah Pertanian dan Kehutanan
Publisher : ​Institute for Researches and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/daun.v11i2.8547

Abstract

Wakawondu rice is a traditional food crop in North Buton, Southeast Sulawesi, cultivated for 400 years without chemical fertilizers. Local farmers now face soil fertility challenges due to changes in farming practices brought about by limited land availability. This study aims to analyze the nitrogen (N), phosphorus (P ₂ O₅ ), and potassium (K₂ O) content in homemade organic fertilizer and its impact on the growth of wakawondu rice in marginal lands. The organic fertilizer was prepared from a mixture of rice husks, sawdust, banana stalks, tofu residue, sugar, and EM4, incubated for 60 days. Nutrient content was measured using destruction and spectrophotometric analysis. The effectiveness of the fertilizer was tested by compa ring the growth of wakawondu rice under three conditions: homemade organic fertilizer, no fertilizer, and factory-produced compost. The results indicated that the NPK content in the homemade organic fertilizer effectively promoted plant height but had no significant effect on leaf number and width. The study concludes that homemade organic fertilizer has potential to enhance rice growth on marginal lands, though its effect on leaf parameters remains limited. Further research is recommended to optimize ferti lizer formulation and understand other factors impacting crop productivity.