Imas Aisyah
Centre Vocational Education Development Center fo Agriculture (VEDCA) in Cianjur (West Java)

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PEMANFAATAN ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA UNTUK MENGENDALIKAN CENDAWAN PENYEBAB PENYAKIT ANTRAKNOSA DAN LAYU FUSARIUM PADA KETIMUN Aisyah, Imas; Juli, Nuryati; Pari, Gustan
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 31, No 2 (2013):
Publisher : Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2937.923 KB)

Abstract

Asap cair hasil destilasi kering tempurung kelapa pada konsentrasi antara 0.25-6.0% mampu menghambat pertumbuhan koloni cendawan baik pada Colletotrichum gloeosporoides maupun Fusarium oxysporum.  Penghambatan asap cair pada koloni Colletotrichum gloeosporoides dan Fusarium oxysporum masing-masing sebesar 5.59-97.85% dan  6.06-94.97%.  Penghambatan sampai 100% untuk kedua cendawan, dimulai  pada konsentrasi 7%.  Asap cair yang dihasilkan dari pemanasan  400oC menunjukkan hambatan koloni cendawan paling tinggi, yaitu sebesar  16.26% untuk   Colletotrichum gloeosporoides dan 15.06% untuk Fusarium oxysporum.  Hasil uji in vivo menunjukkan bahwa asap cair  dengan konsentrasi  0.5%, 1% dan 5%, efektif menghambat perkembangan penyakit antraknosa dan layu fusarium, sampai 100%.  Meskipun demikian, asap cair dengan konsentrasi 5% tidak dianjurkan, karena dapat menyebabkan nekrosis pada daun ketimun.
EFEKTIVITAS ASAP CAIR DARI LIMBAH TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI BIOPESTISIDA BENIH DI GUDANG PENYIMPANAN Nugroho, Arinto; Aisyah, Imas
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 31, No 1 (2013):
Publisher : Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2847.833 KB)

Abstract

Asap cair merupakan hasil kondensasi proses pirolisis kayu pada suhu sekitar 400°C. Asap cair mengandung berbagai komponen kimia seperti fenol, aldehid, keton, asam organik, alkohol dan ester. Senyawa fenol, asam dan alkohol dapat berperan sebagai antioksidan dan antimikroba (antibakteri dan antifungi). Penelitian ini dilakukan untuk menguji efektivitas asap cair dari limbah tempurung kelapa sebagai bahan alternatif untuk mengendalikan serangan organisme pengganggu benih di gudang penyimpanan benih yang terdapat di lingkungan Departemen Perbenihan Tanaman, Vocational Education Development Center for Agriculture (VEDCA) Cianjur. Tahap pertama penelitian ini adalah pembuatan asap cair dari tempurung kelapa, tahap selanjutnya adalah penyemprotan asap cair pada benih jagung dan kedelai secaramerata, dengan 4 konsentrasi yang berbeda yaitu 0% (kontrol), 0,5%, 1%, 2%, masing-masing perlakuan dilakukan dengan 3 kali ulangan, kemudian dilakukan pengeringan kembali sampai kadar air benih optimal, selanjutnya dikemas dalam karung terigu dan disimpan dalam waktu yang sama yaitu 72 hari. Pada hari ke-0, ke-36 dan hari ke-72, diambil beberapa sampel benih untuk uji daya kecambah dan uji kesehatan benih.Perlakuan asap cair dengan konsentrasi 0,5%, 1%, dan 2%, berpengaruh nyata terhadap perkecambahan benih jagung dan kedelai, setelah disimpan sampai 72 hari di gudang, dan konsentrasi 0.5% menunjukkan hasil yang terbaik.
EFEKTIVITAS ASAP CAIR DARI LIMBAH TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI BIOPESTISIDA BENIH DI GUDANG PENYIMPANAN Nugroho, Arinto; Aisyah, Imas
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 31, No 1 (2013):
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2847.833 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2013.31.1.1-8

Abstract

Asap cair merupakan hasil kondensasi proses pirolisis kayu pada suhu sekitar 400°C. Asap cair mengandung berbagai komponen kimia seperti fenol, aldehid, keton, asam organik, alkohol dan ester. Senyawa fenol, asam dan alkohol dapat berperan sebagai antioksidan dan antimikroba (antibakteri dan antifungi). Penelitian ini dilakukan untuk menguji efektivitas asap cair dari limbah tempurung kelapa sebagai bahan alternatif untuk mengendalikan serangan organisme pengganggu benih di gudang penyimpanan benih yang terdapat di lingkungan Departemen Perbenihan Tanaman, Vocational Education Development Center for Agriculture (VEDCA) Cianjur. Tahap pertama penelitian ini adalah pembuatan asap cair dari tempurung kelapa, tahap selanjutnya adalah penyemprotan asap cair pada benih jagung dan kedelai secaramerata, dengan 4 konsentrasi yang berbeda yaitu 0% (kontrol), 0,5%, 1%, 2%, masing-masing perlakuan dilakukan dengan 3 kali ulangan, kemudian dilakukan pengeringan kembali sampai kadar air benih optimal, selanjutnya dikemas dalam karung terigu dan disimpan dalam waktu yang sama yaitu 72 hari. Pada hari ke-0, ke-36 dan hari ke-72, diambil beberapa sampel benih untuk uji daya kecambah dan uji kesehatan benih.Perlakuan asap cair dengan konsentrasi 0,5%, 1%, dan 2%, berpengaruh nyata terhadap perkecambahan benih jagung dan kedelai, setelah disimpan sampai 72 hari di gudang, dan konsentrasi 0.5% menunjukkan hasil yang terbaik.
Literature Review: Penggunaan Pakan Protein Terproteksi (Undegradable Protein) pada Ternak Ruminansia Aisyah, Imas; Maslachah, Lulu’u Wilda
JAS Vol. 9 No. 3 (2024): Journal of Animal Science (JAS) - Juli 2024
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Sains dan Kesehatan, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini disusun untuk memahami dampak pemberian protein terproteksi pada ternak ruminansia. Protein memainkan peran yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan hewan ternak. Pada ternak ruminansia, protein dalam pakan akan dimanfaatkan untuk menghasilkan protein mikroba di dalam rumen. Protein yang berasal dari pakan diubah menjadi asam amino yang kemudian digunakan oleh tubuh ruminansia untuk meningkatkan aktivitas mikroba rumen dan meningkatkan produktivitas ternak. Ternak ruminansia memperoleh kebutuhan protein melalui sintesis protein oleh mikroba di dalam rumen. Namun, suplai protein mikrobia masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan ternak sehingga perlu tambahan suplementasi protein terproteksi (undegradable protein) yang tidak mudah terurai di dalam rumen dan membuat asam amino tersedia untuk diserap di usus halus. Proteksi protein dapat dilakukan dengan cara penambahan tanin maupun formaldehid. Penelitian ini menggunakan metode telaah literatur, di mana informasi diperoleh dengan melakukan pencarian literatur yang relevan. Hasil penelusuran didapatkan enam artikel jurnal yang relevan. Protein terproteksi tidak mengganggu aktivitas mikroba rumen, selama penambahan tanin maupun formaldehid masih dalam jumlah yang sesuai. Protein terproteksi atau undegradable protein memiliki pengaruh dalam meningkatkan produksi susu, kualitas susu dan glukosa dalam darah, namun tidak memberikan dampak signifikan pada peningkatan berat badan harian ternak ruminansia.
Relationship of Chest Girth, Body Length, and Sex with Body Weight and Average Daily Gain in Batur Lambs Aisyah, Imas; Setyaningrum, Agustinah; Susanto, Agus
Jurnal Agripet Vol 24, No 2 (2024): Volume 24, No. 2, October 2024
Publisher : Faculty of Agriculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/agripet.v24i2.28981

Abstract

This study aimed to investigate the relationships between chest girth, body length, and sex with body weight and average daily gain (ADG) in Batur lambs. The study sample consisted of 12 male and 8 female Batur lambs, aged 5 to 12 months, with an average body weight of 23.97 kg. Data were collected through a survey study using a random sampling method. The variables measured included chest girth, body length, sex, body weight, and ADG. The results demonstrated that: (1) the regression equation for chest girth on body weight was Y= -50.47 + 1.02CG (r = 0.91, R2 = 0.82); (2) the regression equation for body length on body weight was Y= -64.19 + 1.58BL (r = 0.88, R2 = 0.78); (3) the multiple regression equation for chest girth and body length on body weight was Y = -62.08 + 0.65CG + 0.69BL (r = 0.93, R2 = 0.85). These results indicate a very strong positive correlation between chest girth, body length, and body weight, suggesting that body weight in Batur lambs can be accurately predicted using these variables. However, ADG was not significantly correlated with chest girth or body length due to a low coefficient of determination.