Ginting, Alex Stefanus
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Konstruksi khotbah transformatif sebagai instrumen pembentukan resiliensi spiritual: Sebuah pendekatan homiletik kontekstual dalam menghadapi tantangan eksistensial di era posmodernisme Ginting, Alex Stefanus
KURIOS Vol. 11 No. 2: Agustus 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v11i2.1078

Abstract

This study examines the construction of transformative sermons that strategically fostered the congregation's spiritual resilience in countering the epistemological and existential challenges of postmodernism. Through a qualitative approach using phenomenological inquiry and thematic analysis, this study identifies elements of sermons that are effective in transforming threats into spiritual resilience. The findings suggest that sermons that combine biblical narratives with explicit addressing of doubt and uncertainty can empower congregations to confront the fragmentation of meaning in postmodern culture. The primary contribution of this study is the development of an integrative homiletic framework that maintains theological authority while being responsive to the spiritual needs of contemporary congregations.   Abstrak Studi ini mengeksplorasi konstruksi khotbah transformatif yang secara strategis membangun resiliensi spiritual jemaat dalam melawan perlawanan epistemologis dan eksistensial posmodernisme. Melalui pendekatan kualitatif menggunakan inkuiri fenomenologis dan analisis tematik, studi ini mengidentifikasi unsur-unsur khotbah yang efektif dalam mengubah ancaman menjadi ketahanan spiritual. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa khotbah yang menggabungkan narasi Alkitab dengan penanganan keraguan dan ketidakpastian secara eksplisit dapat memberdayakan jemaat untuk menghadapi fragmentasi makna dalam budaya posmodern. Kontribusi utama studi ini adalah pengembangan kerangka homiletika integratif yang mempertahankan otoritas teologis sekaligus responsif terhadap kebutuhan spiritual jemaat kontemporer.
Injil dan Pluralitas Budaya Asia: Studi Narator Matius 28:19-20 Harming, Harming; Ginting, Alex Stefanus; Hu, Samuel Abdi; Tarigan, Nosita Br.
Sabda: Jurnal Teologi Kristen Vol 6, No 2 (2025): NOVEMBER
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55097/sabda.v6i2.217

Abstract

This study analyzes the narrative of Matthew 28:19-20—known as the Great Commission—in the context of Asian cultural plurality using a translational model and narrative hermeneutic approach. The main focus of the research is how gospel texts can be translated and interpreted in a relevant and contextual way in the midst of the diversity of cultures, languages, and traditions in Asia. Through qualitative methods and document analysis, this study identifies the importance of understanding local cultures, contextualizing the gospel message, and the role of the church in building cross-cultural dialogue. The results of the study show that effective discipleship and evangelism require collective community involvement, adaptation to the challenges of the digital age, and a reinterpretation of the dimensions of baptism and teaching to remain relevant to the needs of modern society. This research recommends inclusive and adaptive evangelistic strategies, and emphasizes the importance of building intercultural relationships of mutual respect to realize the church's universal and contextual mission. Abstrak:Penelitian ini menganalisis narasi Matius 28:19-20-yang dikenal sebagai Amanat Agung-dalam konteks pluralitas budaya Asia dengan menggunakan pendekatan model translasi dan hermeneutik naratif. Fokus utama penelitian adalah bagaimana teks Injil dapat diterjemahkan dan diinterpretasikan secara relevan dan kontekstual di tengah keragaman budaya, bahasa, dan tradisi di Asia. Melalui metode kualitatif dan analisis dokumen, penelitian ini mengidentifikasi pentingnya pemahaman budaya lokal, kontekstualisasi pesan Injil, serta peran gereja dalam membangun dialog lintas budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemuridan dan penginjilan yang efektif memerlukan keterlibatan komunitas secara kolektif, adaptasi terhadap tantangan era digital, serta pemaknaan ulang dimensi baptisan dan pengajaran agar tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat modern. Penelitian ini merekomendasikan strategi penginjilan yang inklusif dan adaptif, serta menekankan pentingnya membangun hubungan saling menghargai antarbudaya untuk mewujudkan misi gereja yang universal dan kontekstual.Kata Kunci: Injil, Matius, penginjilan, gereja.