M. Akmansyah
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Membangun Toleransi Dalam Perspektif Pendidikan Spiritual Sufistik Akmansyah, M.
KALAM Vol 10 No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Study, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/klm.v10i2.12

Abstract

Despiritualisasi merupakan proyek modern yang menyerbu hampir ke semua lini penting kehidupan, tanpa kecuali mengenai toleransi. Toleransi sangat dibutuhkan karena beragam macam perbedaan yang tak terhindarkan secara empiris ternyata rentan mengalami disintegrasi, dan berubah menjadi malapetaka intoleran. Manusia secara individual membutuhkan toleransi sejati atau toleransi spiritual itu. Demikian pula masyarakat pluralis dan multikulturalis, karena kesejatian toleransi sekaligus berarti intensifikasi pengalaman spiritual. Toleransi spiritual yang dikembangkan oleh pendidikan spiritual sufistik akan menambahkan karakteristik lain. Sebab, tasawuf membimbing manusia menuju keharmonian dan keseimbangan secara total; mengajarkan toleransi, moderasi, hidup berdampingan secara damai dan nilai-nilai kemanusiaan. Artikel ini mencoba membuktikan, setidak-tidaknya secara konseptual, bahwa dalam pendidikan spiritual sufistik Islam dapat mengambil perannya untuk menjawab tantangan-tantangan toleransi mutakhir.
MEMPERTAHANKAN PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN POTENSI SPIRITUAL YANG TRANSENDENTAL Akmansyah, M.
Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 8 No. 1 (2015): Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ijpmi.v8i1.865

Abstract

The phenomenon of the rise of the spiritual and thedecline of traditional religion become a global trend,not only in Indonesia, but also in many othercountries. While there may be an increase in thenumber of avowed atheists and agnostics, there is alsoas “spiritual but not religious.” Spiritualism becamethe answer to the mental and psychological excesses ofmodern people especially those living in urban areas.In addition, a number of sects and schools of thoughtwhich later became the foundation of many spiritualeducations began to emerge, or at least have a lot ofnew findings and approaches as a result of the findingsof modern science, to develop spiritual dimension.This article will discuss further abaut thatphenomenon.
METODE PENDIDIKAN AQIDAH DALAM TRADISI PROPETIK NABI MUHAMMAD SAW Akmansyah, M.
Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 7 No. 2 (2014): Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ijpmi.v7i2.926

Abstract

The Islamic doctrine and beliefs (aqidah) is the importantcomponent of the Islamic education subject. Teaching the aqidahiscritical issue to give Muslims young generations convincinganswers to these world modern challengers. The main objective ofteaching Islamic doctrine should be to reinforce our youngMuslims with the intellectual and spiritual weapons that can standto the globalization. This research analyze and try to find theanswer of “What is the aqidah education for the children in theProphetic Hadith perspectives ?.”The study used the qualitative research approach thatexplore and research topics that require the research questions in detail. The study used the library research design where the data were collected through literatures analysis. The data were managed and analyzed using descriptive analysis research.This study found that the main objective of teachingaqidah is to produce the young Muslims generations that haveGod consciousness in all aspect of life. There are five basicmaterials in aqidah education based on the prophetic Hadith,teaching the word “la ilaha ila Allah”, planting the love Allah intheir soul and feel supervised by Him, planting the love ProphetMuhammad SAW and his family, teaching them the Qur'an, andeducating them to hold firmly the aqidah and will sacrifice for it.There are three basic principles used in Prophetic Haditson aqidah education: First, planting the correct aqidah, (byteaching the faith from early age, providing an explanation andassertion through parable method (matsal), using visual aid, thestory method and the question and answer method), and taking the advantage of every opportunity. Second, correcting the mistake by using the advice method, testing and strengthening their faith, (through reasoning and giving alternative, showing the mistake, and expressing anger), warning the impact, criticizing and punishment method. Third, keeping the children‟s faith by supporting them to hold firmly the al-Qur‟an and al-Sunnah, avoiding conflict areas (fitan), avoiding doubtful (syubhât) and maintaining their faith with good deed.
KONSEP PEMBENTUKAN KARAKTER DALAM TAFSIR TARBAWI MUFASSIR KONTEMPORER DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM MASA KINI: KONSEP PEMBENTUKAN KARAKTER DALAM TAFSIR TARBAWI MUFASSIR KONTEMPORER DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM MASA KINI A’la Nirotul Fikri; A’vi Amelia; Ainal Gani; M. Akmansyah; Amiruddin
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 04 (2025): Volume 10 No. 04 Desember 2025 Terbit
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i04.35389

Abstract

Penelitian ini mengkaji konsep pembentukan karakter, khususnya tanggung jawab dan kedisiplinan, dalam kerangka tafsir tarbawi oleh tiga mufassir kontemporer: Quraish Shihab, Wahbah az-Zuhaili, dan Sayyid Tantawi, serta menganalisis relevansinya terhadap pendidikan Islam masa kini. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi bagaimana nilai-nilai Al-Qur’an ditafsirkan secara pedagogis oleh para mufassir tersebut dan bagaimana interpretasi tersebut dapat menjadi landasan konseptual bagi penguatan pendidikan karakter di era modern. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka, analisis isi, dan analisis komparatif. Data primer diperoleh dari karya tafsir ketiga mufassir, didukung sumber sekunder terkait pendidikan Islam dan pembentukan karakter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga mufassir menekankan tanggung jawab sebagai kewajiban moral terhadap diri, masyarakat, dan Allah, sedangkan kedisiplinan diposisikan sebagai nilai fundamental yang membentuk konsistensi dalam akidah, ibadah, dan perilaku sosial. Meskipun terdapat perbedaan penekanan dan gaya penyajian, interpretasi mereka bersepakat bahwa tanggung jawab dan kedisiplinan merupakan inti dari pendidikan berbasis Al-Qur’an. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tafsir tarbawi menyediakan landasan normatif yang kuat bagi pengembangan model pendidikan karakter Islam yang berakar pada spiritualitas sekaligus relevan dengan tantangan pendidikan kontemporer.