Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Dukungan Keluarga Dengan Mekanisme Koping Lansia Penderita Hipertensi Di Puskesmas Sendana 1 Kabupaten Majene Achmad Djalaluddin, Nurgadima; Al-Hijrah, Muh, Fauzar; Fatmalia
Journal of Health Education and Literacy Vol 4 No 1 (2021): Journal of Health, Education and Literacy (J-healt)
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/j-healt.v4i1.1190

Abstract

Coping mechanism is defined as an effort made by someone to overcome stressors both from within themselves and from their environment. Coping is also referred to as problem solving behavior which can directly influence or balance things for the better. The elderly are a range of age groups experiencing a variety of complex problems both disruption of health problems due to the aging process, decreased work ability due to retirement and limited physical activity, as a result of declining family income, loneliness left by spouses and children who are married and socially interact and the role of the elderly in the community is also reduced. The purpose of this study was to determine the relationship of family support with the coping mechanism of hypertension sufferers. The number of samples as many as 101 respondents were taken by purposive sampling method, data collection methods by questionnaire and observation sheet. Chi Square Test analysis results obtained ρ = 0.00 in the analysis of family support with the elderly coping mechanism means there is a relationship concluded that there is a meaningful relationship between family support and coping mechanism. Mekanisme koping didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan seseorang untuk mengatasi stressor baik dari dalam diri maupun dari lingkungannya. Koping juga disebut sebagai perilaku pemecahan masalah yang secara langsung dapat mempengaruhi atau menyeimbangkan keadaan menjadi lebih baik. Lansia merupakan kelompok umur yang rentang mengalami berbagai masalah yang kompleks baik gangguan masalah kesehatan akibat proses menua, menurunnya kemampuan kerja karena pensiun dan keterbatasan aktifitas fisik, akibatnya pendapatan keluarga menurun, kesepian ditinggal pasangan hidup dan anak-anak yang telah berkeluarga dan secara sosial interaksi dan peran lansia dimasyarakat juga berkurang. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan mekanisme koping lansia penderita hipertensi. Desain penelitian ini Cross Sectional Study. Jumlah sampel sebanyak 101 responden diambil dengan metode Purposive Sampling, cara pengumpulan data dengan kuesioner dan lembar observasi. Hasil analisis Uji Chi square di peroleh nilai ρ = 0,00 pada analisis dukungan keluarga dengan mekanisme koping lansia sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan mekanisme koping
PENGARUH PERCEIVED VALUE DAN SOCIAL CULTURE TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PASIEN PADA LAYANAN KESEHATAN DI RSUD MAJENE Achmad Djalaluddin, Nurgadima; Masniati, Masniati; Hidayat, Laode; Alim, Muh. Chandra
Journal of Public Health Science Vol. 1 No. 4 (2024): Desember
Publisher : Yayasan Nuraini Ibrahim Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70248/jophs.v1i4.1702

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perceived value dan social culture terhadap pengambilan keputusan pasien dalam memilih layanan kesehatan di RSUD Majene. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan desain deskriptif analitik, penelitian ini melibatkan 150 responden yang dipilih melalui metode purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner terstruktur dan dianalisis dengan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived value memiliki pengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan pasien (koefisien regresi = 0.45; p < 0.05). Pasien cenderung memilih layanan kesehatan yang memberikan nilai manfaat sebanding dengan biaya dan usaha yang dikeluarkan. Selain itu, social culture juga berpengaruh signifikan (koefisien regresi = 0.30; p < 0.05), di mana norma sosial, keyakinan budaya, dan rekomendasi dari tokoh masyarakat memengaruhi preferensi pasien. Nilai R² sebesar 0.62 menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut secara bersama-sama menjelaskan 62% variansi dalam pengambilan keputusan pasien. Penelitian ini memberikan wawasan bahwa peningkatan kualitas layanan rumah sakit dapat dicapai melalui optimalisasi nilai yang dirasakan pasien dan integrasi budaya lokal dalam strategi pemasaran. Dengan memahami faktor-faktor yang memengaruhi keputusan pasien, RSUD Majene dapat meningkatkan daya saing dan kualitas layanan kesehatan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat setempat.
INTRODUCTION OF OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH (K3) PRINCIPLES IN BLACKSMITHS VILLAGE Achmad Djalaluddin, Nurgadima; Maharja, Rizky; Mifta Farid Panggeleng, Andi
Abdi Dosen : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol. 7 No. 3 (2023): SEPTEMBER
Publisher : LPPM Univ. Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/abdidos.v7i3.1908

Abstract

Background: One of the more ancient occupations is blacksmithing, which involves risky and dangerous work in the unorganized sector. Blacksmithing's risks and hazards must be understood and managed in order to prevent workplace accidents and illnesses. Objective: Blacksmiths are to be introduced to occupational safety and health concepts through this exercise. Methods: Blacksmiths from Pamboborang Village in Majene Regency participated in this endeavor as partners. utilizing Personal Protective Equipment (PPE), which is broken down into three stages of activity—preparation, implementation, and evaluation—the stages of carrying out the activities are carried out in an approach through discussion, education/counseling, and practice utilizing PPE. There were 27 blacksmiths who took part in this activity. Result: Participants are given information on workplace hazards and risks and control measures that can be implemented. Participants were also given basic K3 information. Participants were also taught about the many types and benefits of personal protective equipment (PPE) and practiced using it. Conclusion: Community service activities in the form of an introduction to K3 principles in the blacksmith community are progressing well and according to the plan.