Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN SAINS DAN AGAMA PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO Alfred, Alfred
JURNAL AL-AQIDAH Vol 10, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.873 KB) | DOI: 10.15548/ja.v10i2.2206

Abstract

Abstrak : Kuntowijoyo melihat, bahwa pertumbuhan sains di Indonesia merupakan problem yang akut. Menurutnya, sains umum sekarang ini sedang terjangkit krisis, tidak dapat memecahkan banyak persoalan, mengalami kemandekan dan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti peradaban, etnis, ekonomis, politis, jender, dan lainnya. Permasalahan sains tersebut tidak terlepas dari akar sejarah dimana abad pertengahan merupakan momentum dari terjadinya konflik antara sains dan agama. Pemberontakan para ilmuan terhadap gereja telah memicu tumbuhnya sains-sains bermasalah selama ini, namun itu disebabkan oleh keangkuhan gereja atas otoritasnya, sehingga sains yang dihasilkan tidak ikut campur dalam urusan agama. Kuntowijoyo seorang cendekiawan muslim yang berlatar belakang ilmu umum (sains murni), menginginkan agar terjalinnya hubungan yang harmonis antara sains dan agama. Melihat permasalahan tersebut, Kuntowijoyo menawarkan suatu bentuk penyikapan baru dalam melihat hubungan antara sains dan agama. Tawaran Kuntowijoyo tersebut akan di-identifikasi dari konsep Ian Barbour mengenai empat tipologi dalam melihat hubungan sains dan agama yaitu konflik, independen, dialog dan integrasi. Konsep Ian Barbour ini, akan menjadi pendekatan bagi peneliti untuk meneropong Kuntowijoyo dalam melihat hubungan antara sains dan agama.Kata Kunci : Sains, Agama, Intergrasi Kesainsan
Penyuluhan Kesehatan Mental Melalui Unit Kesehatan Sekolah (UKS) Purnama, Agus; safitri, Aisyah; Kasih, Yuni; Daerni, Yeni; Tauran, Yeni; Alfred, Alfred; Renaldi, Renaldi; Tiara, Tiara; Masriyah, Masriyah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Maju Vol 1 No 03 (2020): Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Maju Volume 01 Nomer 03 Tahun 2020
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.191 KB) | DOI: 10.33221/jpmim.v1i03.927

Abstract

Peran profesi perawat dalam masyarakat merupakan unsur yang penting dalam mendukung peningkatan status kesehatan masyarakat melalui kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Kesehatan. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan Pendidikan Kesehatan kepada Unit Kesehatan Sekolah tentang Kesehatan menyuluruh khususnya pada era pandemic Covid-19. Penyuluhan ini dilaksanakan Bersama sebesar orang mahasiswa program studi ners STIKIM yang bekerja sama dengan sekolah menengah Atas Bogor. Pendidikan Kesehatan ini dilakukan secara tatap muka dengan tetap memperhatikan protocol Kesehatan. Hasil pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat didapatkan adanya peningkatan dan kesadaran siswa terkait Kesehatan terutama terkait Kesehatan secara psikologi dikarenakan efek dari pandemic Covid-19.
Peranan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) dalam Melakukan Pencegahan Radikalisme (Analisis Perspektif Teori Struktural Fungsional) Alfred, Alfred; Afrizal, Afrizal; Jendrius, Jendrius
Turast: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/turast.v8i1.7090

Abstract

Radicalism (Understanding) and terrorism (Action) are one unit which is a latent danger that is difficult to detect. This danger can be seen from the large number of victims falling from both government and civilian agencies. Someone who has been indoctrinated will find it difficult to get out of their wrong and anti-human understanding. However, people who have not yet been exposed to radical terror doctrines can still be straightened out through socialization, counseling and so on. This article aims to see how the West Sumatra Terrorism Prevention Coordination Forum - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) plays its role in preventing radicalism in West Sumatra. This paper uses a qualitative research approach, which the author then analyzes from the perspective of functional structural theory. The focus of FKPT activities is in the form of socialization. This outreach is aimed at people who are vulnerable to being exposed to the influence of radicalism. FKPT is different from the police or Densus 88 which specifically handles enforcement (legal) aspects, this FKPT specifically handles all matters related to prevention. So, researchers found that FKPT West Sumatra carried out its function in preventing radicalism in West Sumatra. This function and role can be seen from the activities carried out by FKPT West Sumatra in preventing radicalism. Radikalisme (Pemahaman) dan terorisme (Tindakan) adalah satu kesatuan yang merupakan bahaya laten yang sulit untuk dideteksi. Bahaya tersebut dapat dilihat dari banyaknya korban jatuh baik itu dari instansi pemerintah maupun sipil. Seseorang yang sudah ter-indoktrinisasi akan sulit keluar dari pemahamannya yang keliru dan anti kemanusiaan. Namun, masyarakat yang masih belum terpapar doktrin radikal teror masih bisa diluruskan dengan sosialisasi, penyuluhan dan lainnya. Tulisan ini bertujuan untuk melihat cara Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatera Barat memainkan peranannya dalam melakukan pencegahan radikalisme di Sumatera Barat. Tulisan ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang selanjutnya penulis analisis dari perspektif teori struktural fungsional. Fokus dari kegiatan FKPT ini berbentuk sosialisasi. Sosialisasi ini ditujukan kepada masyarakat yang rentan terpapar pengaruh Radikalisme. FKPT berbeda dengan polisi atau Densus 88 yang khusus menangani aspek penindakan(hukum), FKPT ini khusus menangani segala hal terkait dengan pencegahan. Maka, peneliti mendapati FKPT Sumatera Barat menjalankan fungsinya dalam melakukan pencegahan radikalisme di Sumatera Barat. Fungsi dan peranan ini terlihat dari kegiatan yang dilakukan FKPT Sumatera Barat dalam melakukan pencegahan radikalisme.
The Influence of Hybrid Work Patterns on Organizational Engagement and Work Stress Olaus, Hugo; Veronica, Annelie; Alfred, Alfred
Acta Psychologia Vol. 4 No. 3 (2025): Oktober: Psychology and Health
Publisher : PELNUS | Pen en Light for Natural Union of Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study investigates the influence of hybrid work patterns on organizational engagement and work stress among employees in organizations that have adopted flexible work systems after the COVID-19 pandemic. The emergence of hybrid work combining remote and in-office arrangements has transformed organizational culture, communication, and performance management, raising critical questions about its impact on employee well-being and commitment. Using a quantitative research design, data were collected through Likert-scale questionnaires measuring hybrid work flexibility, engagement (using the Utrecht Work Engagement Scale), and stress (using the Perceived Stress Scale). The data were analyzed using regression and Structural Equation Modeling (SEM) to examine the relationships between variables. The results indicate that hybrid work flexibility significantly enhances organizational engagement by increasing employees’ sense of autonomy and control over their work. However, excessive remote working and poorly structured flexibility contribute to higher levels of work stress due to blurred boundaries and social isolation. Moderating variables such as work-life balance, social support, and leadership style were also identified as influential in shaping these outcomes. The study concludes that hybrid work has both empowering and challenging aspects boosting engagement when autonomy is balanced with clear communication and organizational support, yet increasing stress when boundaries and connections are neglected. The findings suggest that organizations should implement hybrid policies that promote engagement, psychological well-being, and structured flexibility to achieve sustainable performance. This research contributes to the literature by integrating the Job Demands-Resources (JD-R) Model, Self-Determination Theory, and Social Exchange Theory to explain how hybrid work environments influence employee motivation and stress regulation in the modern workplace.