Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP KARAKTERISTIK PULP DARI PELEPAH PISANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACETOSOLV Tiara, Greenastya Febrianis; Hardjono
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 10 No. 4 (2024): December 2024
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v10i4.6233

Abstract

Pulp adalah material yang digunakan untuk membuat kertas. Bahan baku yang biasa digunakan dalam industri pulp dan kertas adalah kayu. Eksploitasi hutan yang terus menerus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan industri tersebut akan berdampak terhadap ketersediaan kayu dan mengakibatkan banyak permasalahan global. Alternatif bahan baku pembuatan pulp dan kertas sangat diperlukan, salah satunya adalah pelepah pisang. Pembuatan pulp dari pelepah pisang dapat dilakukan melalui metode acetosolv, yaitu metode yang menggunakan asam asetat sebagai pelarut organik. Kualitas pulp yang dihasilkan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu waktu pemanasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu pemanasan terbaik dan mengetahui pengaruh waktu pemanasan terhadap karakteristik pulp. Waktu pemanasan yang digunakan adalah 30 menit, 45 menit, dan 60 menit. Proses pembuatan pulp meliputi size reduction dan pengeringan pelepah pisang, pencampuran dan pemanasan serbuk pelepah pisang dengan asam asetat, dan pembilasan campuran menggunakan etanol dan air. Pulp yang dihasilkan selanjutnya dilakukan pengujian karakteristik berupa nilai yield, kadar air, kadar abu, kadar lignin, dan kadar selulosa. Dari hasil penelitian, diperoleh nilai yield tertinggi sebesar 71% pada waktu pemanasan 60 menit, kadar air terendah sebesar 3% pada waktu pemanasan 60 menit, kadar abu terendah sebesar 2% pada waktu 60 menit, kadar lignin terendah sebesar 13%  pada waktu 30 menit, dan kadar selulosa tertinggi sebesar 87% pada waktu 30 menit. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa waktu pemanasan terbaik adalah 60 menit dan semakin lama waktu pemanasan akan menurunkan yield, kadar air, kadar abu, dan kadar lignin serta meningkatkan kadar selulosa pulp yang dihasilkan.
PENENTUAN KAPASITAS PRODUKSI DAN SELEKSI PROSES PRARANCANGAN PABRIK PEMBUATAN PULP DARI PELEPAH PISANG KAPASITAS 69.000 TON/TAHUN Athaariq, Valan; Hardjono
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 10 No. 4 (2024): December 2024
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v10i4.6631

Abstract

Pulp adalah serat selulosa dari kayu atau non-kayu yang diproses dengan cara melarutkan lignin sebanyak mungkin. Pelepah pisang merupakan alternatif bahan pembuatan pulp non-kayu. Bahan baku pembuatan pulp memiliki syarat berserat, kadar alpha selulosa lebih dari 40%, kadar lignin kurang dari 25%, dan kadar air maksimal 10%. Tujuan dari studi literatur ini adalah mengidentifikasi kapasitas produksi pulp dari pelepah pisang dan seleksi proses yang dapat digunakan dalam prarancangan pabrik pembuatan pulp dari pelepah pisang. Dalam menentukan kapasitas produksi pulp dari pelepah pisang digunakanlah metode pertumbuhan rata-rata per tahun. Metode penilaian berdasarkan kelebihan dan kekurangan proses digunakan untuk seleksi proses. Pulp diproduksi menggunakan proses acetosolv. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pabrik pulp yang akan didirikan pada tahun 2026 memiliki kapasitas 69.000 ton/tahun dan menggunakan proses acetosolv dengan sistem kontinyu yang menghasilkan yield sebesar 80% – 85%.
ANALISIS EKONOMI PRA RANCANGAN PABRIK MINYAK ATSIRI DARI BIJI KOPI ROBUSTA DENGAN KAPASITAS 200 TON/TAHUN Sundariyanti, Fiska Annesia; Hardjono
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 10 No. 4 (2024): December 2024
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v10i4.6637

Abstract

Negara penghasil kopi robusta dengan urutan kedua setelah Vietnam adalah Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, biji kopi robusta yang dihasilkan di Indonesia pada tahun 2021 memiliki angka produksi sebesar 786.200 ton. Terdapat 10-15% kandungan minyak pada biji kopi yang sebagian besar mengandung trigliserol dengan senyawa aromatic. Oleh karena itu, biji kopi robusta berpotensi sebagai minyak atsiri atau essential oil yang memiliki antioksidan tinggi. Menurut Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, Indonesia menempati peringkat ke-6 eksportir minyak asiri terbesar di dunia karena Indonesia memiliki kekayaan ragam minyak asiri. Pra rancangan pabrik minyak atsiri dari biji kopi robusta dengan kapasitas 200 ton/tahun diharapkan dapat membantu Indonesia dalam hal ekspor minyak atsiri ke seluruh dunia. Tujuan dari analisis ekonomi pabrik minyak atsiri dari biji kopi robusta ini untuk mengevaluasi dan meninjau kelayakan pendirian pabrik. Hasil analisis ekonomi menunjukkan bahwa pabrik membutuhkan modal yang dikeluarkan pribadi sebesar Rp12.971.222.985,00 dan modal yang dipinjam dari bank sebesar Rp8.647.481.990,00. Selain itu, perhitungan sesudah pajak didapatkan laju pengembalian modal atau ROR sebesar 2,18% dan lama pengembalian modal atau POT sebesar 0,44 tahun dengan nilai Break Even Point (BEP) sebesar 43% dan Shut Down Rate (SDR) sebesar 41%. Dengan demikian, dapat disimpulkan pra rancangan pabrik minyak atsiri dari biji kopi robusta dengan kapasitas 200 ton/tahun layak didirikan.
Pendampingan Uji Kandungan NPK pada Pupuk Organik di Desa Wringinsongo Diana Rachmawati; Ria Lusiyani; Hardjono; Anang Takwanto; Windi Zamrudy; Arif Rahman Hakim
Khidmah Nusantara Vol. 1 No. 2 (2024): Februari 2025
Publisher : CV.RIZANIA MEDIA PRATAMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69533/sxks4b68

Abstract

Program Pengabdian pada Masyarakat (PPM) dilaksanakan oleh Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang di Desa Binaan Wringinsongo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, dengan tujuan mengatasi masalah lingkungan akibat limbah kotoran sapi. Desa Wringinsongo menghadapi tantangan dalam pengelolaan kotoran sapi, yang apabila tidak diolah dapat mencemari lingkungan. Sebelumnya telah dilakukan pendampingan untuk mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik. Melalui kegiatan pendampingan, masyarakat dibekali pengetahuan tentang pengujian kandungan N, P, dan K pada pupuk organik, yang penting untuk meningkatkan kesuburan lahan pertanian secara berkelanjutan. Kegiatan ini menerapkan metode SL (Servis Learning) dimana mahasiswa dilibatkan sebagai pendamping dalam proses analisis kandungan N, P, dan K menggunakan alat uji portabel (PUPO). Hasilnya, terjadi peningkatan pemahaman masyarakat tentang cara mengelola pupuk organik secara efisien. Program ini juga menghasilkan luaran berupa publikasi, video dokumentasi, dan booklet edukasi. Diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa secara berkelanjutan.
Analisis Penataan Penumpukan Kontainer Terhadap Lahan Depo di PT. Mentari Sejati Perkasa Surabaya Daryanto, Anggi Gita; Hardjono
JURNAL APLIKASI PELAYARAN DAN KEPELABUHANAN Vol 9 No 1 (2018): bulan September
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/japk.v9i1.43

Abstract

PT. Mentari Sejati Perkasa is a company engaged in the field of sea transportation services, namely container service, container depot, shipping agent, stevadoring. The importance of container depots is very influential because it is a container or place for stacking empty containers or container contents. The right and neat container arrangement in the depo area is very influential on the limited depo land area. Because if the container arrangement is not neat, the activities taking place in the depot area will not run smoothly. The tidier in the preparation and arrangement of containers will make optimal activities that occur in the depo area and can also make time efficient in loading and unloading activities that occur in the depo area, distribution of containers from the depot to the port or vice versa.