Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Unifikasi Kalender Hijriah Nasional Menurut Perspektif Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama Husna, Amirah Himayah
AL - AFAQ : Jurnal Ilmu Falak dan Astronomi Vol. 4 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/afaq.v4i1.4169

Abstract

Abstract Basically, this research comes from the arrangement for beginning of the month to come up diversity in establishment. This problem can’t be separated with its historical thinking deveploment of Islam that surrrounded by various ideology this then made many differences. In fact, these differences happened in Indonesia, especially Muhammadiyah and Nahdatul Ulama (NU). There are organizations that use hisab method and there are others that use ru’yah method in deciding the beginning of month. The problematic between hisab and ru’yah is always viral and even able to make muslims fight with each other because each of these organizations in the society are claim the truth. This is because, there is no agreement related to it. To realize the unity of the determination of the beginning of the month there must be one madzhab that becomes the authority, as in the rule of  "the decision of the judge (State) to erase differences". The relevance of the unification of the Islamic calender can be seen from point of view from two organization and can be done through astronomy expert in Indonesia based on the authority of the Ministry of Religion of The Republic of Indonesia for take the policy on this problematic. Keywords: The Arrangement, The Different, Muhammadiyah, NU, Islamic Calender, The Unification
Penyatuan Kalender Hijriah Nasional dalam Perspektif Ormas Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama (NU) Husna, Amirah Himayah; Ardini, Shirly; Qulub, Siti Tatmainul
AL - AFAQ : Jurnal Ilmu Falak dan Astronomi Vol. 3 No. 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (852.406 KB) | DOI: 10.20414/afaq.v3i2.4772

Abstract

Penelitian ini berawal dari problematika penentuan awal bulan yang memunculkan keragaman dalam penetapannya. Problematika ini tidak terlepas dari sejarah perkembangan pemikiran Islam yang dihiasi oleh banyak aliran atau mazhab didalamnya yang kemudian memunculkan perbedaan. Perbedaan ini faktanya terjadi di Indonesia yang tidak terlepas dari dua organisasi masyarakat besar Islam yang ada di Indonesia, yakni Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama (NU). Dalam dua organisasi masyarakat ini ada yang menggunakan metode hisab dan ada yang menggunakan metode rukyat dalam menentukan awal bulan. Problematika antara hisab dan rukyat ini senantiasa ramai bahkan mampu menjadikan umat Islam bertengkar satu sama lainnya dikarenakan masing-masing organisasi masyarakat tersebut saling mengeklaim kebenarannya. Hal ini karena, tidak ada kesepakatan terkait sistem penanggalan Hijriyah di Indonesia yang dapat dijadikan acuan bersama. Dalam mewujudkan kesatuan penetapan ini harus ada satu mazhab yang menjadi acuan, yakni mazhab negara seperti dalam kaidah “keputusan hakim (negara) untuk menghapus perbedaan”. Relevansi penyatuan kalender Hijriyah dapat dilihat dari dua sudut pandang organisasi masyarakat sedangkan untuk upaya merealisasikan penyatuan kalender Hijriyah dapat dilakukan melalui para ahli Astronomi di Indonesia berdasarkan kewenangan Kementrian Agama Republik Indonesia untuk mengambil kebijakan terhadap problematika yang ada.
Unifikasi Kalender Hijriah Nasional Menurut Perspektif Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama Husna, Amirah Himayah
AL - AFAQ : Jurnal Ilmu Falak dan Astronomi Vol. 4 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/afaq.v4i1.4169

Abstract

Abstract Basically, this research comes from the arrangement for beginning of the month to come up diversity in establishment. This problem can’t be separated with its historical thinking deveploment of Islam that surrrounded by various ideology this then made many differences. In fact, these differences happened in Indonesia, especially Muhammadiyah and Nahdatul Ulama (NU). There are organizations that use hisab method and there are others that use ru’yah method in deciding the beginning of month. The problematic between hisab and ru’yah is always viral and even able to make muslims fight with each other because each of these organizations in the society are claim the truth. This is because, there is no agreement related to it. To realize the unity of the determination of the beginning of the month there must be one madzhab that becomes the authority, as in the rule of  "the decision of the judge (State) to erase differences". The relevance of the unification of the Islamic calender can be seen from point of view from two organization and can be done through astronomy expert in Indonesia based on the authority of the Ministry of Religion of The Republic of Indonesia for take the policy on this problematic. Keywords: The Arrangement, The Different, Muhammadiyah, NU, Islamic Calender, The Unification
Penyatuan Kalender Hijriah Nasional dalam Perspektif Ormas Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama (NU) Husna, Amirah Himayah; Ardini, Shirly; Qulub, Siti Tatmainul
AL - AFAQ : Jurnal Ilmu Falak dan Astronomi Vol. 3 No. 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/afaq.v3i2.4772

Abstract

Penelitian ini berawal dari problematika penentuan awal bulan yang memunculkan keragaman dalam penetapannya. Problematika ini tidak terlepas dari sejarah perkembangan pemikiran Islam yang dihiasi oleh banyak aliran atau mazhab didalamnya yang kemudian memunculkan perbedaan. Perbedaan ini faktanya terjadi di Indonesia yang tidak terlepas dari dua organisasi masyarakat besar Islam yang ada di Indonesia, yakni Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama (NU). Dalam dua organisasi masyarakat ini ada yang menggunakan metode hisab dan ada yang menggunakan metode rukyat dalam menentukan awal bulan. Problematika antara hisab dan rukyat ini senantiasa ramai bahkan mampu menjadikan umat Islam bertengkar satu sama lainnya dikarenakan masing-masing organisasi masyarakat tersebut saling mengeklaim kebenarannya. Hal ini karena, tidak ada kesepakatan terkait sistem penanggalan Hijriyah di Indonesia yang dapat dijadikan acuan bersama. Dalam mewujudkan kesatuan penetapan ini harus ada satu mazhab yang menjadi acuan, yakni mazhab negara seperti dalam kaidah “keputusan hakim (negara) untuk menghapus perbedaan”. Relevansi penyatuan kalender Hijriyah dapat dilihat dari dua sudut pandang organisasi masyarakat sedangkan untuk upaya merealisasikan penyatuan kalender Hijriyah dapat dilakukan melalui para ahli Astronomi di Indonesia berdasarkan kewenangan Kementrian Agama Republik Indonesia untuk mengambil kebijakan terhadap problematika yang ada.
Analisis Orthodrom Dan Loxodrom Dalam Penentuan Arah Kiblat di Tokyo Jepang Husna, Amirah Himayah; Hamdani, Aristiono; Nikmah, Ckamilatun; Ardiansyah, Givari; Saifullah, Mohammad Sultan Yusuf; Damanhuri, Adi
Azimuth: Journal of Islamic Astronomy Vol. 2 No. 2 (2021): Juli
Publisher : Program Studi Ilmu Falak UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/azimuth.v2i2.2225

Abstract

Ilmu falak berperan penting dalam kehidupan umat muslim, khususnya dalam hal peribadatan. Banyak sekali jenis peribadatan yang berkaitan dengan ilmu falak, seperti penentuan awal waktu shalat, penentuan awal bulan qamariyah, dan penentuan arah kiblat. Dalam ibadah shalat, selain penentuan awal waktu shalat, terdapat hal lain yang krusial yakni penentuan arah kiblat. Hal ini dikarenakan menurut jumhur ulama, menghadap kiblat termasuk dalam syarat sahnya shalat. Banyak pendapat mengenai arah kiblat dalam shalat, ada yang menyebutkan menghadap persis ke ka’bah dan menghadap ke arah ka’bah. Pendapat mengenai kiblat sekedar menghadap ke arah ka’bah banyak digunakan oleh negara-negara yang berada jauh dari ka’bah, hal ini dikarenakan sepanjang mata memandang tidak akan bisa melihat ka’bah. Maka dari itu, digunakanlah alat-alat pengukur arah kiblat untuk mengetahuinya. Terlebih lagi pada masa sekarang yang sudah maju, teknologi untuk mencari arah kiblat pun jadi semakin canggih. Dengan begitu, dimanapun tempat kita berada di seluruh penjuru dunia ini, kita dapat mengetahui arah kiblat menggunakan alat-alat yang sudah ada. Termasuk mengetahui arah kiblat di Tokyo jepang dengan menggunakan arah orthodrom dan loxodrom yang akan dibahas di dalam artikel ini. Kata kunci: ilmu falak, arah kiblat, orthodrom, loxodrom.   Abstract:    Falak science plays an important role in the life of Muslims, especially in terms of worship. There are many types of worship related to phallic science, such as determining the beginning of prayer time, determining the beginning of the qamariyah month, and determining the direction of qibla. In prayer services, in addition to determining the beginning of the prayer time, there is another crucial thing, namely, determining the direction of the Qibla. This is because, according to jumhur ulama, facing the Qibla is included in the legal conditions of prayer. There are many opinions regarding the direction of the Qibla in prayer; some mention facing exactly towards the kaaba, and others mention facing towards the kaaba. The opinion that the qibla is just facing towards the kaaba is widely used by countries that are far from the kaaba; this is because, as long as the eye can see, it will not be able to see the kaaba. Therefore, qibla direction measuring devices are used to find out. Moreover, in today's advanced days, technology to find the direction of the Qibla has become more sophisticated. That way, wherever we are in all corners of the world, we can know the direction of the Qibla using existing tools. This will include knowing the direction of the Qibla in Tokyo, Japan, by using the orthodrom and loxodrom directions, which will be discussed in this article. Keywords: falak science, qibla direction, orthodrom, loxodrom.