Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU MELATI DESA SENDANGADI MLATI SLEMAN YOGYAKARTA Endah Puji Astuti
Jurnal Permata Indonesia Vol.8 No.1 Mei 2017
Publisher : Politeknik Kesehatan Permata Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.909 KB) | DOI: 10.59737/jpi.v8i1.38

Abstract

Latar Belakang : Gizi merupakan faktor determinan utama yang berhubungan dengan kualitas sumber daya manusia. Masalah gizi memiliki dimensi luas, tidak hanya masalah kesehatan tetapi juga masalah sosial, ekonomi, budaya, pola asuh, pendidikan, dan lingkungan. Anak-anak berusia kurang dari lima tahun adalah kelompok rentan untuk masalah gizi dan kesehatan. Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak dapat dipulihkan walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi. Balita di Kabupaten Sleman pada tahun 2014, dari total 3,731 balita mengalami gizi buruk sebanyak (0,30%), kurang (3,60%), baik (94,40%) dan gizi lebih (1,74%). Tujuan : Mengetahui gambaran status gizi balita di Posyandu Melati Padukuhan Karanggeneng dan Mulungan Kulon Desa Sendangadi Mlati Sleman Yogyakarta. Metode :Jenis penelitian deskriptif. Sampel diambil dengan teknik total sampling sebanyak 50 ibu balita. Instrument penelitian adalah kuesioner dan timbangan di uji validitas dan reliabilitas. Analisis univariat dengan persentase. Hasil : Balita di Posyandu Melati terbanyak memiliki status gizi baik (74%), kurang (18%), lebih (4%) dan buruk (4%). Karakteristik umur terbanyak 20-35 tahun (82%), pendidikan SMU/sederajatnya 54%, ibu tidak bekerja (54%) dan pengetahuan baik (80%). Kesimpulan : Status gizi balita sebagian besar baik (74%).
KEBIASAAN SARAPAN DAN IMT/U PADA REMAJA PUTRI Endah Puji Astuti; Firda Putri Utami
Jurnal Permata Indonesia Volume 8, Nomor 2, November 2017
Publisher : Politeknik Kesehatan Permata Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.765 KB) | DOI: 10.59737/jpi.v8i2.109

Abstract

Latar Belakang: Sarapan merupakan waktu terpenting yang dapat menunjang kemampuanberpikir, bekerja, serta mencegah kekurangan/kelebihan gizi. Pola makan yang teratur,termasuk selalu membiasakan sarapan akan mendapatkan status gizi yang baik dan seimbang.Masih banyak dari mereka yang melewatkan sarapan karena berbagai alasan, terutama padaremaja awal. Dari studi pendahuluan pada 10 siswa putri di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta,50% responden mengaku jarang melakukan sarapan setiap harinya. Dan dari hasil pengamatan,sebagian besar yaitu lima orang responden terlihat berbadan gemuk. Tujuan: Diketahuinyagambaran kebiasaan sarapan dan IMT/U pada remaja putri di SMP Muhammadiyah 1Yogyakarta. Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional rancangandeskriptif. Lokasi penelitian di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Waktu penelitian bulan Juli2016. Populasi sampel ini adalah 78 siswa yang sesuai kriteria inklusi Pengambilan sampeldengan menggunakan total sampling. Variabel penelitian yaitu dua variabel. Analisis datamenggunakan univariat. Hasil: Siswa mayoritas selalu melakukan sarapan sebesar 42,4%,kadang-kadang 33,3%, dan jarang 24,4%. IMT/U pada siswa mayoritas dalam kategori normalsebesar 66,7%, gemuk 15,4%, kurus 12,8%, sangat gemuk 3,8%, dan sangat kurus 1,3%.Kesimpulan: Sebagian besar remaja putri SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta melakukansarapan pagi dan hasil pengukuran IMT/U menyatakan sebagian besar responden memiliki IMTdengan kategori normal.
STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU MELATI DESA SENDANGADI MLATI SLEMAN YOGYAKARTA Endah Puji Astuti
Jurnal Permata Indonesia Vol.8 No.1 Mei 2017
Publisher : Politeknik Kesehatan Permata Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.909 KB) | DOI: 10.59737/jpi.v8i1.117

Abstract

Latar Belakang : Gizi merupakan faktor determinan utama yang berhubungan dengan kualitas sumber daya manusia. Masalah gizi memiliki dimensi luas, tidak hanya masalah kesehatan tetapi juga masalah sosial, ekonomi, budaya, pola asuh, pendidikan, dan lingkungan. Anak-anak berusia kurang dari lima tahun adalah kelompok rentan untuk masalah gizi dan kesehatan. Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak dapat dipulihkan walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi. Balita di Kabupaten Sleman pada tahun 2014, dari total 3,731 balita mengalami gizi buruk sebanyak (0,30%), kurang (3,60%), baik (94,40%) dan gizi lebih (1,74%). Tujuan : Mengetahui gambaran status gizi balita di PosyanduMelati Padukuhan Karanggeneng dan Mulungan Kulon Desa Sendangadi Mlati Sleman Yogyakarta. Metode :Jenis penelitian deskriptif. Sampel diambil dengan teknik total sampling sebanyak 50 ibu balita. Instrument penelitian adalah kuesioner dantimbangan di uji validitas dan reliabilitas. Analisis univariat dengan persentase. Hasil : Balita di Posyandu Melati terbanyak memiliki status gizi baik (74%), kurang (18%), lebih (4%) dan buruk (4%). Karakteristik umur terbanyak 20-35 tahun (82%),pendidikan SMU/sederajatnya 54%, ibu tidak bekerja (54%) dan pengetahuan baik (80%). Kesimpulan : Status gizi balita sebagian besar baik (74%).
Judicial Considerations of the Kota Bharu High Court of Malaysia in Acquitting an Indonesian Migrant Worker’s Death Penalty izziyana, Wafda vivid; Sukimin; Endah Puji Astuti; Eva Dwi
Jurnal Jurisprudence Vol. 14, No. 2, December 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jurisprudence.v14i2.6506

Abstract

ABSTRACT Purpose of the study: This paper aims to provide an in-depth analysis of the judges' considerations in case number HC-42KB-7-04/2014 at the High Court of Kota Bharu, Malaysia. This paper specifically aims to explore the philosophical, historical, psychological, and sociological aspects that influenced the decision to release an Indonesian migrant worker from a death penalty charge. The considerations of Malaysian judges were guided by the applicable law, facts of the case, principles of justice, legal precedents; social considerations and due process of law. Methodology: This was socio-legal research with a comparative legal approach that examined how the law functions and is applied in society, taking into account the social, cultural and economic contexts that influence it. Results: The analysis of the judges' reasoning in Wilfrida Soik's case (HC-42KB-7-04/2014) by the Kota Bharu High Court highlights the importance of a holistic approach to law enforcement. The court emphasized substantive justice by integrating written law with the human condition, particularly the mental state of the accused. This decision reflects the influence of the diplomatic relations between Indonesia and Malaysia, respect for sovereignty, and international conventions. Psychologically, the defendant's mental state was disturbed, showcasing the justice system's attention to individual well-being. Sociologically, the judgment underscored the interplay of social and cultural factors, promoting rehabilitation alongside punishment. This multidimensional approach reinforces fairness and social justice in legal decisions. Applications of this study: The results of this research may inspire judicial institutions to make decisions based on considerations of inconsistency of evidence; lack of murderous intent; humanitarian consideration; criminal policy; and parole consideration. This is because many factors must be considered when making a decision, especially in the case of a death row. Novelty/Originality of this study: The analysis of Wilfrida Soik's case underscores a holistic approach to law enforcement, emphasizing substantive justice, mental health, and sociocultural factors. This novel research reveals how these considerations led to the decision to spare the accused from the death penalty, highlighting fairness and social justice. Keywords: Judicial considerations, Indonesian migrant workers, death penalty.   ABSTRAK  Tujuan penelitian: Makalah ini bertujuan untuk memberikan analisis mendalam tentang pertimbangan hakim dalam perkara nomor HC-42KB-7-04/2014 di Pengadilan Tinggi Kota Bharu, Malaysia. Makalah ini secara khusus bertujuan untuk mengeksplorasi aspek filosofis, historis, psikologis, dan sosiologis yang memengaruhi keputusan untuk membebaskan seorang pekerja migran Indonesia dari dakwaan hukuman mati. Pertimbangan hakim Malaysia dipandu oleh hukum yang berlaku, fakta-fakta kasus, prinsip-prinsip keadilan, preseden hukum; pertimbangan sosial dan proses hukum yang wajar. Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian sosio-hukum dengan pendekatan hukum komparatif yang mengkaji bagaimana hukum berfungsi dan diterapkan dalam masyarakat, dengan mempertimbangkan konteks sosial, budaya, dan ekonomi yang memengaruhinya. Hasil: Analisis penalaran hakim dalam perkara Wilfrida Soik (HC-42KB-7-04/2014) oleh Pengadilan Tinggi Kota Bharu menyoroti pentingnya pendekatan holistik terhadap penegakan hukum. Pengadilan menekankan keadilan substantif dengan memadukan hukum tertulis dengan kondisi manusia, khususnya kondisi mental terdakwa. Putusan ini mencerminkan pengaruh hubungan diplomatik antara Indonesia dan Malaysia, penghormatan terhadap kedaulatan, dan konvensi internasional. Secara psikologis, kondisi mental terdakwa terganggu, yang menunjukkan perhatian sistem peradilan terhadap kesejahteraan individu. Secara sosiologis, putusan tersebut menggarisbawahi interaksi faktor sosial dan budaya, yang mendorong rehabilitasi di samping hukuman. Pendekatan multidimensi ini memperkuat keadilan dan keadilan sosial dalam keputusan hukum.   Aplikasi penelitian ini: Hasil penelitian ini dapat menginspirasi lembaga peradilan untuk membuat keputusan berdasarkan pertimbangan ketidakkonsistenan bukti; kurangnya niat membunuh; pertimbangan kemanusiaan; kebijakan kriminal; dan pertimbangan pembebasan bersyarat. Hal ini karena banyak faktor yang harus dipertimbangkan saat membuat keputusan, terutama dalam kasus hukuman mati.   Kebaruan/Keaslian penelitian ini: Analisis kasus Wilfrida Soik menggarisbawahi pendekatan holistik terhadap penegakan hukum, yang menekankan keadilan substantif, kesehatan mental, dan faktor sosial budaya. Penelitian baru ini mengungkap bagaimana pertimbangan-pertimbangan tersebut berujung pada keputusan untuk membebaskan terdakwa dari hukuman mati, dengan menonjolkan keadilan dan keadilan sosial.  Kata kunci: Pertimbangan hukum, pekerja migran Indonesia, hukuman mati.
PENERAPAN YOGA KIDS DI RUMAH DALAM MENSTIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK Elvika Fi Ari Shanti; Tri Sunarsih; Nendhi Wahyunia Utami; Endah Puji Astuti
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Cahaya Negeriku Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Cahaya Negeriku
Publisher : LPPM AN Nuur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Latar Belakang :Pengetahuan orang tua tentang tumbuh kembang anak sangatlah penting. Orang tua harus dibekali pengetahuan tentang stimulasi untuk tumbuh kembang anak agar pertumbuhan anak dapat berkembang sesuai dengan usianya. Latihan yoga tidak hanya berdampak positif bagi fisik, tetapi juga bermanfaat bagi psikologi anak. Kegiatan ini bertujuan agar ibu yang mempunyai anak umur 3-5 tahun mendapatkan pengetahuan tentang yoga anak, manfaat serta cara melakukan yoga di rumah untuk membantu menstimulasi tumbuh kembang anak   Metode :Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dalam tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan. Tahap persiapan meliputi pengurusan izin, koordinasi dengan kader posyandu, studi pendahuluan, pendataan ibu yang memiliki balita dan persiapan materi penyuluhan. Tahap pelaksanaan kegiatan adalah memberikan materi/penyuluhan tentang stimulasi tumbuh kembang anak, materi tentang yoga kids serta mempraktikan bagaimana gerakan serta cara melakukan yoga kids di rumah. Tahap pelaporan adalah pembuatan hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan.   Hasil : Kegiatan ini dinilai berhasil karena mayoritas ibu mengalami peningkatan pengetahuan setelah penyuluhan yaitu prestest pengetahuan baik 25,0% dan posttest menjadi 58,8%. Kesimpulan terjadi peningkatan pengetahuan, serta ibu dan anak bisa mengulang gerakan yoga untuk memberikan stimulasi pada anak.