Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

RELASI MUSLIM DAN NON MUSLIM MENURUT NAHDLATUL ULAMA: Studi Atas Hasil-Hasil Keputusan Bah}th al-Masa>’il Nahdlatul Ulama Aminuddin, Luthfi Hadi
Justicia Islamica Vol 11, No 2 (2014): HUKUM DAN SOSIAL
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/justicia.v11i2.105

Abstract

Abstrak: Faham aswaja yang dikembangkan oleh NU memiliki lima karakteristik; tawassut}, tas>muh}, tawa>zun, ta’a>dul dan amr ma’ru>f nahy ‘an munkar. Tulisan ini ingin memotret lebih dekat hasil fatwa para kiai NU tentang relasi muslim dengan non muslim berdasarkan lima karakteristik di atas. Fatwa-fatwa NU tentang relasi Muslim dengan Non-Muslim dapat diklasifikasikan pada dua tipologi; fatwa tentang akidah dan fatwa tentang mu‘amalah, dengan karakteristik yang berbeda. fatwa-fatwa para kiai NU terkait dengan persoalan yang dikategorikan sebagai ritual-akidah-teologis wataknya cenderung eksklusif. Sedangkan fatwa-fatwa NU tentang mu’amalah bersifat inklusif.Kata Kunci: pluralisme agama, inklusif, ekskusif, fatwa hukum, ijtiha>d.
RESPONS NAHDLATUL ULAMA PONOROGO TERHADAP GERAKAN ISLAM FUNDAMENTALIS Aminuddin, Luthfi Hadi
Kodifikasia: Jurnal Penelitian Islam Vol 9, No 1 (2015)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/kodifikasia.v9i1.794

Abstract

Penelitian ini ditujukan untuk mengungkap respons Nahdlatul Ulama Ponorogo terhadap dakwah dan ajaran dari gerakan Islam Fundamentalis. Gerakan Islam Fundamentalis dicirikan sebagai gerakangerakan Islam yang hendak kembali kepada pondasi dasar ajaran Islam dan tradisi kenabian dengan pemahaman terhadap teks yang cenderung harfiah, menonjolkan klaim kebenaran, mempertentangkan Islam dan NKRI, serta menyerang praktik-praktik keagamaan kalangan tradisionalis. Gerakan Islam fundamentalis tersebut sekarang mulai mengembangkan dakwah dan ajarannya di kantong-kantong Nahdlatul Ulama seperti di Ponorogo dan sekitarnya. Untuk menggali data, penulis melakukan wawancara dengan beberapa tokoh sentral NU Ponorogo dan studi terhadap beberapa dokumen serta literarur. Penelitian ini mendapati bahwa untuk merespons gerakan Islam fundamentalis, para kiai NU di bawah koordinasi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Ponorogo, mendirikan Aswaja NU Center. Lembaga ini kemudian mengkoordinasi beberapa bentuk program dan kegiatan dalam rangka meng-counter gerakan Islam fundamentalis. Program tersebut adalah: 1) Dauroh Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah (Dakwah), 2) Kajian Islam Ahl al-Sunnah wa alJama’ah (Kiswah), 3) Usaha sosialisasi Islam Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah (Uswah), 4) Maktabah Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah (Makwah); dan 5) Bimbingan Islam Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah (Biswah).
Ilhaq al-Masa'il bi Nazairiha dan Penerapannya dalam Bahth al-Masa'il Luthfi Hadi Aminuddin
AL-TAHRIR Vol 13, No 2 (2013): Hukum Islam
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/al-tahrir.v13i2.18

Abstract

Abstract: Ilh}a>q al-Masa>’il bi Naz}a>iriha is one of the methods used by Nahdlatul Ulama in resisting the opinion based on (manhaji) analytical concept of Islamic jurisprudence (the solution for complex social problems as the main purpose of Islamic shari’ah). As known that, up to now, ilh}a>q has been understood as a process of answering a new case by the way of equating to the old one which is written in the book called al-mu’tabarah. Such ilh}a>q has got many criticisms both from the definitions, procedures and its epistemogical footing. This paper is about to reveal how the NU clerics of Islam understand the concept of Ilh}a>q}, what its epistemological footing was and how the concept was applied in discussing many cases (bah}th al-masa>’il). Based on the writer’s study to several documents of decision results of NU that Ilh}a>q did not only simplify to equate the new cases with the old ones that have been freely discussed in the books of al-mu’tabarah, but both cases should have similar legal substance, that is, both should be under the decrees of laws of al-qawa> ‘id al-fiqhi>yah. Thus, Ilh}a>q is actually answering the problem by applying al-qawa>‘id al-fiqhi>yah, whereas the formulation al-qawa>‘id al-fiqhi>yah itself was set off from the examination of a number of furu>’ generated by qiya> s. This paper also found three variations of the implementation of Ilh}a>q in bah}th al-masa>’il. First, the application of Ilh}a>q was without mentioning al-qawa> ‘id al-fiqhi>yah which covered new cases (mulh}aq) and the old case law that has been known in the books of fiqh (mulh}aq bih/attached to). Second, the application of Ilh}a>q was accompanied by mentioning mulh}aq bih and al-qawa> ‘id al-fiqhi>yah. Third, the application of Ilh}a>q, was only by the mentioning al-qawa> ‘id al-fiqhi>yah.
INTEGRASI ILMU DAN AGAMA: Studi Atas Paradigma Integratif Interkonektif UIN Sunan Kalijaga Yogjakarta Luthfi Hadi Aminuddin
Kodifikasia: Jurnal Penelitian Islam Vol 4, No 1 (2010)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/kodifikasia.v4i1.746

Abstract

Abstraks: Penelitian ini berangkat dari polemik tentang integrasi ilmu dan agama yang tak kunjung selesai. Di tengah polemik tersebut, UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta menjadikan paradigma integratif-interkonektif sebagai basis pengembangan keilmuan yang mengintegrasikan ilmu dan agama. Penelitian ini akan menjawab dua permasalahan yaitu; bagaimana paradigma integratifinterkonektif sebagai payung keilmuan UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta serta implementasi  paradigma  tersebut  ke  dalam  penyusunan  kurikulum.  Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis interaktif, penelitian ini menghasilkan dua temuan. Pertama, secara epistemologis, paradigma keilmuan UIN Sunan kalijaga yang dikenal dengan paradigma integratif-interkonektif merupakan pengembangan dari epistemologi bayãnî, ‘irfãnî dan burhãnîyang digagas oleh al-Jãbirî.Dari aspek lain, paradigma integratif-interkonektif termasuk model integrasi ilmu (hadarãt al-’ilm) dan agama (hadarãt alnass)dengan tipologi triadik. Dalam model triadik ini ada unsur ketiga yang menjembatani sains dan agama yaitu filsafat (hadarãt al-falsafah). Kedua, dalam tataran prakteknya, banyak kalangan menilai bahwa paradigma integrasi interkoneksi yang dibangun oleh UIN Sunan Kalijaga masih memiliki keterbatasan, karena cenderung lebih bersifat teoritis. Konsep paradigma tersebut  belum  dijabarkan  dalam  empat  ranah  utama  dalam  melaksakan kurikulum yaitu ranah filosofis, materi, metodologi dan strategi.
Rekonstruksi Wacana Modernis-Tradisionalis: Kajian Atas Pemikiran Keislaman Muhammadiyah Dan Nahdlatul Ulama Pasca Reformasi Luthfi Hadi Aminuddin
Kodifikasia: Jurnal Penelitian Islam Vol 12, No 1 (2018)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/kodifikasia.v12i1.1426

Abstract

Membincang mengenai Islam di Indonesia melalui telaah organisasi Islam Muhammadiyah dan NU merupakan cara yang sangat positif dan efektif, karena bangsa Indonesia mayoritas muslim. Dua organisasi Islam tersebut, melalui sejarah panjang bangsa Indonesia mampu bertahan di tengah-tengah gempuran eksternal maupun eksternal. Secara eksternal berhadapan dengan organisasi Islam yang punya jaringan Internasional semisal HTI, IM, Salafi, dan lain sebagainya. Secara internal NU dan Muhammadiyah, saling berhadapan secara ideologis, material, kultural maupun politik untuk punya pengaruh besar di kalangan masyarakat Muslim Indonesia. Embrional dari pertarungan tersebut menghasilkan perbedaan secara dikotomis dengan mengatakan Muhammadiyah lebih bercorak modernis sedangkan NU sebaliknya cenderung berperilaku tradisionalis. Dalam perjalanan sejarahnya, baik Muhammadiyah maupun NU mengalami pergeseran pemikiran dan identitas baru, seperti Liberalisme-Transformatif dan Islam Berkemajuan di Muhammadiyah, dan Post-Tradisonalis dan Islam Nusantara di NU. Identitas-identitas tersebut menjadi penanda pergeseran baik pada level pemikiran maupun sosiologis yang ada pada Muhammadiyah maupun NU. Berangkat dari ide di atas dan diiringi perubahan-perubahan sosiologis yang terjadi dalam pemikiran dan gerakan Islam Indonesia beserta pergeseran identitasnya, tulisan ini mencoba merambah pada ruang waktu pasca reformasi yang mengacu tumbangnya otoritarianisme Orde Baru sebagai arena eksplorasi rekonstruksi wacana dikotomi modernis-tradisionalis pada Muhammadiyah dan NU beserta pergeseran identitasnya.
NAHDLATUL ULAMA PONOROGO MOVEMENT IN SHARIA ECONOMY DEVELOPMENT Luthfi Hadi Aminuddin; Isnatin Ulfah
Kodifikasia Vol 16, No 1 (2022)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/kodifikasia.v16i1.3914

Abstract

Gerakan NU dalam membangun usaha ekonomi berbasis syari’ah mengalami pasang surut. Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap gerakan sosial PCNU Ponorogo dalam pengembangan ekonomi syariah melalui pendirian PT. Karya Bintang Swalayan. Dengan pendekatan gerakan sosial, penelitian ini menemukan bahwa latarbelakang gerakan sosial kemandirian ekonomi PCNU Ponorogo diilhami oleh semangat para mu’assis/ pendiri NU yang mendirikan Nahdlatut Tujjar  sebagai basis gerakan dan perjuangan di NU. Gerakan sosial tersebut dilaksanakan melalui dua tahap; framing dan mobilisasi. Proses framing dimulai dari adanya sebuah ide dasar kemandirian ekonomi dari Rais Syuriah, KH. Imam Sayuti yang disampaikan kepada Ketua PCNU Ponorogo, Fatchul Aziz, dan pada tahap berikutnya di sampaikan kepada pengurus NU yang lain. Sedangkan pada tahapan mobilisasi dilaksanakan dengan penuangan gagasan kemandirian ekonomi pada kegiatan Konferensi Cabang PCNU Ponorogo pada tanggal 15 Februari 2015 di PP. Darul Huda Mayak Tonatan Ponorogo dan Musyawarah Kerja Cabang I pada tanggal 15 Juni 2015 di PP. Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo. Tahapan ini dalam perspektif teori gerakan sosial dikenal pada tahapan formalisasi gagasan/ide pokok kemandirian ekonomi NU Ponorogo. Sedangkan tahapan pelembagaan gagasan kemandirian ekonomi NU Ponorogo terjadi pada saat di bentuknya tim ekonomi untuk mendirikan Bintang Swalayan. Tahapan dimulai dari penjualan saham hingga pada kegiatan grand opening Bintang Swalayan. Sedangkan dampak dari gerakan sosial kemandirian ekonomi bisa diklasifikasikan pada dampak secara finansial maupun non finasial. [The NU movement to build a sharia-based economic business has had its ups and downs. This paper aims to reveal the social movement of PCNU Ponorogo in the development of the sharia economy through the establishment of PT. Supermarket Star Works. By a social movement approach, this study finds that the background of the PCNU Ponorogo social movement for economic independence was inspired by the spirit of the mu'assis/NU founders who founded Nahdlatut Tujjar as the basis for the movement and struggle at NU. The social movement was carried out in two stages; framing and mobilization. The framing process started from the existence of a basic idea of economic independence from Rais Syuriah , KH. Imam Sayuti conveyed to the Chair of the PCNU Ponorogo, Fatchul Aziz, and in the next stage, to other NU administrators. Meanwhile, at the mobilization stage, it was carried out by pouring out the idea of economic independence at the Ponorogo PCNU Branch Conference on February 15, 2015, in PP. Darul Huda Mayak Tonatan Ponorogo and Branch I Working Meeting on 15 June 2015 in PP. Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo. This stage in the perspective of social movement theory is known as the stage of formalizing the main ideas of NU Ponorogo's economic independence. Meanwhile, the stage of institutionalizing the idea of NU Ponorogo's economic independence occurred when an economic team was formed to establish Bintang Swalayan. The stages start from selling shares to the grand opening of Bintang Swalayan. Meanwhile, the impact of the social movement on economic independence can be classified into financial and non-financial impacts]
Istinbat Jama'i dan Penerapannya dalam Bahsul Masa'il Luthfi Hadi Aminuddin
Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam Vol 9 No 2 (2015)
Publisher : Sharia Faculty of State Islamic University of Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4700.151 KB) | DOI: 10.24090/mnh.v9i2.494

Abstract

Di kalangan NU, Musyawarah Nasional (MUNAS) Alim Ulama pada tanggal 21-25 Januari 1992 di Bandar Lampung adalah awal munculnya kesadaran formal akan pentingnya pengembangan pemikiran metodologis khususnya dalam rangka melakukan ijtihad untuk mengambil keputusan hukum. Munas Bandar Lampung memberikan 'lampu hijau' untuk memecahkan masalah dengan bermadhhab secara manhaji, ketika terjadi kebuntuaan (mawquf) dalam penerapan mazhab qawli. Yang dimaksud bermazhab secara manhaji adalah mengikuti jalan pikiran dan kaidah penetapan hukum yang telah disusun oleh imam. Tulisan ini akan mengkaji posisi istinbat jama'i dalam bermazhab manhaji, pengertiannya, prosedur pelaksanaannya serta penerapannya dalam bahsul masail. Dari kajian penulis dapat disimpulkan bahwa istinbat jama‘i merupakan salah satu metode dalam bermazhab secara manhaji dan dilaksanakan ketika bermazhab secara qawlimengalami kebuntuan.Adapun perangkat yang digunakan dalam istinbat jama'i adalah al-qawa'id al-usuliyah, baik dengan pendekatan al-qawa'id al-lughawiyah (kaidah-kaidah kebahasaan) maupun al-turuq al-ma'nawiyah, melalui penerapan qiyas, istihsan, istislah dan sadd al-zara'i.Sedangkan penerapannya dalam bahs al-masa'il, berdasarkan penelaahan penulis, dari 456 hasil bahs al-masa'il al-diniyah al-waqiyah, mulai Muktamar NU I di Surabaya tahun 1926 hingga Muktamar NU XXXII di Makassar tahun 2010, hanya delapan keputusan hukum yang ditetapkan dengan istinbat jama'i. Sedangkan keputusan bahsul masail terhadap masalah-masalah yang bersifat tematik (masa'il al-diniyah al-mawdu'iyah), hampir semuanya diputuskan dengan istinbat} jama'i.
STRATEGI CUSTOMER SERVICE BANK SYARIAH INDONESIA KCP GUNUNG KIDUL WONOSARI DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PRIMA TERHADAP PRINSIP SYARIAH Vivi Lutfiatin Atin; Luthfi Hadi Aminuddin
Jurnal Asy-Syarikah: Jurnal Lembaga Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Islam Vol 4 No 2 (2022): Asy-Syarikah Volume 4 Nomor 2 September Tahun 2022
Publisher : Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/asy-syarikah.v4i2.1166

Abstract

Bank Syariah Indonesia is a financial institution that is engaged in services based on sharia principles. Where the bank must prepare qualified, trustworthy, obedient to bank operations and have a good service strategy so that the bank is able to provide services and handle various customer complaints. In this case, customer service is the key to success in banking activities. This study aims to: (1) find out customer service in improving excellent service to sharia principles, (2) find out customer service strategies in improving excellent service to sharia principles, (3) find out the impact of service in improving excellent service to sharia principles. In this study, the author uses a qualitative approach and the type of research (field research), data collection techniques by means of interviews and documentation. Furthermore, data analysis using the description method. The data source is Bank Syariah Indonesia KCP Gunung Kidul Wonosari. Based on the results of the study, it can be concluded that the strategy used by customer service at Bank Syariah Indonesia KCP Gunung Kidul Wonosari to improve excellent service to sharia principles is customer service in providing services to its customers, namely using the basic strategy of being friendly, responsive, and good name tags. always considered, while the main strategies are Responsiveness (Quick Respond), Competence (competence), Credibility (trustworthy), Contribution (contribution), Honesty (honesty), Service Excellent (excellent service), Innovation (change). Strategi customer service bank syariah Indonesia Kcp gunung Kidul Wonosari dalam meningkatkan pelayanan prima terhadap prinsip syariah. Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui pelayanan, Strategi dan dampak pelayanan dalam meningkatkan pelayanan prima terhadap prinsip syariah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian (field research), teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dan dokumentasi dengan memakai analisis data menggunakan metode deskripsi. Data yang menjadi sumber adalah Bank Syariah Indonesia KCP Gunung Kidul Wonosari. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa strategi yang digunakan customer service Bank Syariah Indonesia KCP Gunung Kidul Wonosari untuk meningkatkan pelayanan prima terhadap prinsip syariah adalah pelayanan customer service dalam memberikan pelayanan kepada nasabahnya yaitu menggunakan strategi dasar yaitu bersikap ramah, cepat tanggap, dan name tag yang selalu diperhatikan, sementara strategi utamanya adalah Responiveness (Cepat Tanggap), Competence (kompetensi), Credibility (dapat dipercaya), Contribution (kontribusi), Honesty (kejujuran), Service Excellent (pelayanan prima), Innovation (perubahan).
STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN PENJUALAN PADA TOKO SEPEDA EKS BIKE DOLOPO Riska Oktavian; Luthfi Hadi Aminuddin
Niqosiya: Journal of Economics and Business Research Vol. 2 No. 2 (2022): Juli-Desember 2022
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/niqosiya.v2i2.1031

Abstract

Marketing strategy is an entire system of business activities designed to determine and plan prices, promotions and distributions that can satisfy current and potential consumers. Marketing strategy is marketing that seeks to embed the industry and its products in the minds of customers. This strategy has the aim of winning a market with 3 components, namely segmentation, targeting, and positioning. The purpose of this study is to determine the implementation of segmentation marketing strategies in order to increase sales at Ex Bike Shops, to determine the implementation of targeting marketing strategies in order to increase sales at Ex Bike Shops, to determine the implementation of positioning marketing strategies in order to increase sales at Ex Bike Shops and to find out impact after segmentation, targeting, and positioning at the Ex Bike Shop have been carried out. This study uses qualitative research methods by using the type of field research (field research). Data collection techniques used are interviews and observations. The results of this study use a deductive method that starts with general questions and ends with specific conclusions. Based on the results of the study, it can be seen that (1) the marketing strategy by using segmentation at the Ex Bike Shop only applies geographic and demographic segmentation. (2) The marketing strategy by using targeting at the Ex Bike Shop is not specifically determined for certain circles but for the entire community. (3) The marketing strategy by using positioning at the Ex Bike Shop favors mountain bikes by targeting those who like strong, durable and tough bikes. (4) The impact of the implementation of the marketing strategy of segmentation, targeting, and positioning carried out by the Ex Bike Shop is still not maximized. Especially for the segmentation whose sales focus is only in the Dolopo District and its surroundings, in the end the market segmentation is less broad. Then the specific targeting of the target market has not been formed, so the impact of implementing this strategy has not been able to increase sales. Abstrak Strategi pemasaran merupakan suatu keseluruhan sistem dari aktivitas bisnis yang dibuat untuk menentukan serta merencanakan harga, promosi dan melakukan distribusi yang bisa memberikan kepuasan pada konsumen sekarang ini dan konsumen potensial nantinya. Strategi pemasaran merupakan pemasaran yang berupaya menanamkan industri serta produknya di pikiran pelanggan. Strategi ini memiliki tujuan agar dapat memenangkan suatu pasar dengan tiga komponen ialah segmentation, targeting, positioning. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pelaksanaan strategi pemasaran segmentation dalam rangka meningkatkan penjualan pada Toko Eks Bike, untuk mengetahui pelaksanaan strategi pemasaran targeting dalam rangka meningkatkan penjualan pada Toko Eks Bike, untuk mengetahui pelaksanaan strategi pemasaran positioning dalam rangka meningkatkan penjualan pada Toko Eks Bike dan mengetahui dampak setelah dilakukan segmentation, targeting, dan positioning pada Toko Eks Bike. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian lapangan (field research). Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan menggunakan metode wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian ini menggunakan metode deduktif yang dimulai dengan pertanyaan umum kemudian diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat khusus. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa (1) strategi pemasaran dengan menggunakan segmentation pada Toko Eks Bike hanya menerapkan segmentasi geografi dan demografi saja. (2) Strategi pemasaran dengan menggunakan targeting pada Toko Eks Bike secara spesifik tidak menentukan untuk kalangan tertentu saja melainkan untuk seluruh kalangan masyarakat. (3) Strategi pemasaran dengan menggunakan positioning pada Toko Eks Bike mengunggulkan sepeda gunung dengan menyasar pada mereka yang menyukai sepeda yang kuat, awet dan tangguh. (4) Dampak dari penerapan strategi pemasaran segmentation, targeting, dan positioning yang dilakukan oleh Toko Eks Bike masih belum maksimal. Terutama untuk segmentation yang fokus penjualannya hanya di wilayah Kecamatan Dolopo dan sekitarnya pada akhirnya segmentasi pasar kurang luas. Kemudian targeting yang secara spesifik target pasar belum terbentuk, sehingga dampak dari penerapan strategi ini belum mampu meningkatkan penjualan.
Pemikiran Imām al-Shāfi’i tentang Talak Tafwi̅ḍ dan Relevansinya dengan Teori Kesetaraan Gender dalam Praktik Pengembangan Hukum Keluarga Islam di Indonesia Alis Maulana; Luthfi Hadi Aminuddin
Journal of Economics, Law, and Humanities Vol. 1 No. 2 (2022): Economics, Law, and Humanities
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/jelhum.v1i2.1169

Abstract

This thesis is the result of a literature study entitled “Imām al-Shāfi’i Thoughts on Talak Tafwi̅ḍ and Its Relevance to the Theory of Gender Equality in The Practice of Developing Islamic Family Law in Indonesia”. Academic problems are felt by the author so do this research, because there are still many people who consider that the absolute right of divorce belongs to a husband. This study aims to answer the question of what is the opinion and legal basis of Imām al-Shāfi’i thinking about the ability of the practice of divorce tafwi̅ḍ?. And how is the relevance of talak tafwi̅ḍ with the theory of gender equality in the practice of developing Islamic Family Law in Indonesia?. The results of the study concluded, Imām al-Shāfi’i argued that divorce tafwi̅ḍ the law is permissible, because of the surrender of the authority of divorce to his wife was once done by Rasullah saw. which is based on naṣ al-Qur'an surah al-Aḥzāb verses 28-29, and hadith ṣahih narration muttafaq ‘alaih from Aishah r.a. The relevance of tafwi̅ḍ divorce with the theory of gender equality, that with the practice of divorce tafwi̅ḍ this can help to lift the status/gender of women, especially in relation to divorce. When a husband submits his right to divorce authority to his wife, then surely a husband has raised his wife degree in the concept of gender equality.