Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Hubungan antara refleks primitif terhadap kemampuan motorik kasar pada anak cerebral palsy spastik Naufal, Adnan Faris; Wibowo, Olga Syahfitri; Hidayati, Atik; Nabilah, Hana Laila; Almadani, Zahra; Arwida, Neriya
Journal Physical Therapy UNISA Vol. 3 No. 1 (2023): April
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31101/jitu.3008

Abstract

Refleks primitif dalam perkembangan normal sudah ada sejak mulainya perkembangan janin. Salah satu strategi awal anak untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar ialah melalui reflek primitif. Cerebral Palsy (CP) adalah kondisi dimana terjadinya gangguan neurologis yang disebabkan oleh kerusakan otak non-progresif dan permanen, dapat menyebabkan gangguan gerakan, postural, sensasi, persepsi, kognitif, serta fungsi motorik. Anak dengan CP akan mengalami kesulitan dalam perkembangan kemampuan motorik kasar dikarenakan keterbatasan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memastikan apakah kemampuan motorik kasar anak CP spastik secara signifikan dipengaruhi oleh reflek primitif. Dengan desain cross sectional, penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Populasi di dalam penelitian ini adalah anak-anak penderita CP spastik. Sampel penelitian terdiri dari 14 anak yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kemampuan motorik kasar dinilai menggunakan skala Gross Motor Function Measure (GMFM) dan refleks primitif menggunakan skala nilai reflek primitif. Hasil Penelitian didapatkan terdapat hubungan yang signifikan antara 9 refleks primitif dengan kemampuan motorik kasar seperti ATNR (ρ=0,001), STNR (ρ=0,021), Moro (ρ=0,004), Graps (ρ=0,001), Optical Righting (ρ=0,001), Head Righting (ρ=0,001), Head righting acting to body (ρ=0,004), Body Righting (ρ=0,004), Body righting acting to body (ρ=0,004).
Manajemen Fisioterapi pada Pasien Congenital Heart Failure: Studi Kasus Nabilah, Hana Laila; Komalasari, Dwi Rosella; Pratama, I Putu Aditya
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2024: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkenalan: Congestive Heart Failure (CHF)adalah suatu keadaan dimana jantung tidak dapat memompa darah yang mencukupi untuk kebutuhan tubuh yang dapat disebabkan oleh gangguan kemampuan otot jantung berkontraksi atau meningkatnya beban kerja dari jantung. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2016, terdapat 23 juta kematian akibat gagal jantung atau Congestive Heart Failure (CHF) pada tahun 2015, atau sekitar 54% dari seluruh kematian. Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus CHF memiliki banyak variasi tergantung dengan tindakan dan kondisi pasien. Pasien dengan riwayat CHF cenderung memiliki penurunan kemampuan fungsional sehari-hari. Presentasi Kasus: Pada kasus ini pasien laki-laki usia 67 tahun pasca Coronary Artery Bypass Graft (CABG) dengan riwayat CHF. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan suka merokok. Pasien sempat menjalani rawat inap pada tahun 2022. Kemudian kambuh kembali pada tahun 2023 dan dilakukan tindakan operasi pemasangan ring. Saat ini menjalani rehabilitasi pada fase II di PJK RSUP I.G.N.G. Ngoerah Hospital Bali. Manajemen dan Hasil: Treatment yang diberikan kepada pasien terdiri dari pemanasan, inti, dan pendinginan. Pemanasan yang dilakukan yakni senam secara berkelompok selama 10-15 menit. Untuk latihan inti diberikan latihan jalan cepat maupun jogging diatas treadmill dengan kecepatan yang ditingkatkan. Sedangkan pendinginan diberikan latihan ergo arm cycle selama 10 menit. Pemberian treatment diberikan sebanyak 12 kali dan dilakukan seminggu 5 kali. Hasil evaluasi menggunakan six minute walking test (6MWT) didapatkan peningkatan jarak, kapasitas aerobic dan Heart Rate Walking Speed Index (HRWSI). Serta terdapat penurunan tingkat lelah menggunakan borg scale. Diskusi: Pemberian rehabilitasi medik dengan bentuk exercise diketahui dapat meningkatkan fungsi endotel vaskuler dan fungsi saraf otonom serta dapat menekan sistem inflamasi dan oksidative stress pada pasien CAD. Cardiac Rehabilitation (CR) pada pasien pasca-CABG dilakukan terutama untuk memfasilitasi pemulihan setelah operasi dan untuk meningkatkan kapasitas olahraga dan kualitas hidup. Pemberian terapi atau latihan sesuai dengan pedoman. Kesimpulan:Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus CHF dengan pemberian latihan pemanasan, inti, dan pendinginan selama 12 pertemuan memiliki hasil yang relatif membaik. Berdasarkan hasil yang didapatkan berdasarkan evaluasi menggunakan six minute walking test (6MWT) terdapat peningkatan jarak dan kapasitas aerobic, serta penurunan tingkat kelelahan pada pasien.
Pengaplikasian Permainan Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Pada Anak Autism Di SLB Mitra Ananda Colomadu, Karanganyar Purwagayatri, Diajeng Sabina; Nabilah, Hana Laila; Baehaqi, Daru Mukti; Khotimah, Annisa Khusnul; Sari, Eva Arnaz; Naufal, Adnan Faris; Pristianto, Arif
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Bidang Pengabdian Masyarakat
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aktivitas motorik anak autisme memiliki perbedaan dengan anak normal terletak pada perkembangan motorik anak yang lebih lambat dari anak normal sehingga mengalami ketidakmampuan aktivitas motorik untuk melakukan tugas-tugas yang memerlukan koordinasi motorik dan keterampilan gerak. Bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dan mengasyikkan, memberikan kesempatan kepada anak untuk beradaptasi dengan orang lain dan lingkungan serta berdampak pada perkembangan motorik dengan menggerakkan otot secara berulang-ulang untuk meningkatkan kekuatan, kecepatan, dan kelincahan otot, sehingga terjadi perkembangan motorik kasar dan halus. Mitra dari kegiatan pengabdian ini adalah SLB Mitra Ananda Colomadu, Karanganyar. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik anak autism yang mengalami keterlambatan dengan memberikan permainan motorik. Kegiatan berupa pengenalan dan pengaplikasian permainan pada anak autism dan melakukan evaluasi pada anak terkait permainan dengan mengamati anak ketika bermain. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah permainan yang diberikan dapat diikuti dengan cukup baik walaupun ada beberapa anak autism yang memerlukan bantuan tetapi sebagian besar anak autism mengerti dan mengikuti instruksi yang diberikan. Permainan motorik dapat diterima oleh anak autism dengan antusias sebagai kegiatan yang menyenangkan dan bisa dijumpai anak autism bermain dengan permainan motorik yang telah diberikan saat istirahat ataupun waktu luang sehingga meningkatkan kemampuan motorik anak autism.
Program Exercise Sebagai Upaya Pencegahan COVID 19 Mahesti, Lini Dewi; Ramadhani, Dessy Triana; Hasan, Atika Zulhidah; Nabilah, Hana Laila; Fatahilah, Muhammad Faris
FISIO MU: Physiotherapy Evidences Vol.3,No.1 Januari 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/fisiomu.v3i2.5003

Abstract

Latar Belakang Corona virus disease 2019 (COVID 19) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh jenis virus coronavirus yang baru ditemukan. Virus ini baru ditemukan pada Bulan Desember 2019 di Kota Wuhan, Tiongkok. Penyebaran yang sangat cepat menyebabkan seluruh negara menerapkan sistem lockdown. Penerapan peraturan semasa pandemi ini akan cenderung membentuk pola hidup sedenter pada masyarakat. Pola hidup sedenter akan menurunkan aktivitas fisik yang berpotensi mengakibatkan tubuh menjadi rentang terserang penyakit. Pada kondisi pandemi COVID 19, melakukan exercise perlu dijadikan sebuah budaya. Namun, pada kenyataannya bukti terkait exercise yang dapat meningkatkan imunitas tubuh masih sangat kurang. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Kualitatif dengan pengambilan subjek penelitian secara acak. Jenis penelitian merupakan deskriptif analitis. Penelitian dilakukan dalam jangka waktu satu bulan yaitu pada bulan Mei hingga Juni 2020. Hasil Penelitian menunjukkan adanya pengaruh melakukan exercise dengan peningkatan imunitas tubuh. Kesimpulan Melakukan exercise dengan tipe aerobik moderate mampu meningkatkan sistem imun tubuh selama masa pandemi COVID 19 dan dapat dijadikan sebuah upaya pencegahan agar tubuh tidak mudah terpapar virus COVID 19.